Ajaib.co.id – PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (kode saham KONI) adalah perusahaan yang berdiri pada tanggal 07 Oktober 1987 dengan nama PT Konica Cemerlang. Perusahaan kemudian memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1987.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan tercatat ruang lingkup kegiatan KONI di antaranya, menjalankan usaha-usaha di bidang pengolahan film, industri alat-alat perlengkapan fotografi, kertas fotografi dan kamera, dan di bidang perfilman.
Selain itu, perusahaan juga menjalankan perdagangan untuk impor dan ekspor, dengan bertindak sebagai perwakilan, agen, distributor dari badan-badan dan perusahaan-perubahan lain, baik dari dalam maupun luar negeri.
Adapun kegiatan utama dari KONI yakni bergerak di bidang penjualan dan distribusi produk-produk fotografi (kertas inkjet, Film X-ray medis, CD kosong, banner, dye sub printer, dan digital printing).
Pada 20 Juli 1995, KONI mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK. Pernyataan ini untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KONI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 23.000.000.
Dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran senilai Rp 950,- per saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 20 Agustus 1995.
Apakah saham ini masih layak dikoleksi? Bagaimana keadaan fundamental perusahaan saat ini dan apa rencana bisnis yang akan dilakukan? Mari kita bedah kinerja saham KONI
Bisnis KONI di 2020 Anjlok, di 2021 Saham Suspensi Dua Kali
Bursa Efek Indonesia, Jakarta kembali melakukan suspensi saham PT Perdana Bangun Pusaka Tbk. usai kembali melonjak 20% dalam sehari setelah pencabutan suspensi. Suspensi yang merupakan penghentian sementara perdagangan saham, emiten dengan kode KONI sudah kali kedua terjadi pada bulan April 2021.
Sebelumnya berdasarkan laman BEI, saham KONI melonjak 140,95% dari Rp525 pada 16 April 2021, menjadi Rp1.265 per lembar saham pada Kamis 22 April 2021.
Sementara itu, pada proses suspensi yang kedua, saham KONI melesat 20% berada pada posisi Rp1.580 per lembar saham pada Senin (26/4) menjadi Rp1.975 pada Selasa (27/4).
Untuk diketahui, KONI memang menjadi salah satu dari banyak perusahaan lain yang mengalami penurunan kinerja pada 2020. Berdasarkan laporan keuangan dari perseroan, pendapatan KONI tercatat merosot hingga 39,94% dari Rp133,91 miliar menjadi Rp95,69 miliar.
Untuk suspensi pertama yang dilakukan BEI, hal ini dilakukan dengan rangka cooling down karena terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham KONI.
Sementara itu, sepanjang tahun 2020, PT Perdana Bangun Pusaka Tbk mencatatkan total penjualan/pendapatan bersih mencapai Rp95,68 miliar.
Untuk total pendapatan perusahaan tersebut anjlok hingga 28,4% di sepanjang tahun 2020 bila dibandingkan dengan tahun 2019.
Merosotnya pendapatan di tahun 2020 disebabkan oleh adanya tekanan karena pandemi COVID-19 yang terjadi pada Maret 2020. Sepanjang tahun itu telah memberikan dampak negatif terhadap kinerja perusahaan. Bahkan tercatat selama masa PSBB penjualan KONI anjlok ke level terendah hanya sisa 20% sampai 25% di April dan Mei 2020.
Selain itu, KONI juga mencatat hingga Desember 2020, laba kotor tercatat turun sebesar 27,22% menjadi Rp26 miliar dari tahun 2019 yang sekitar Rp 28,51 miliar. Sementara itu, laba rugi usaha tercatat sekitar Rp1,11 miliar di tahun 2020.
Bisnis KONI di 2019 Berhasil Cuan
Di luar, emiten PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) memiliki bisnis yang meningkat di 2019. Hal ini bisa dilihat dengan pencapaian penjualan bersih dan laba bersih perusahaan. Berikut data ikhtisar keuangan yang diambil dari informasi finansial perseroan (dalam jutaan rupiah).
Laporan Laba Rugi | 2019 | 2018 | 2017 |
Penjualan bersih | 133,908.38 | 147,155.61 | 116,799.81 |
Laba kotor | 28,511.62 | 28,850.69 | 31,074.44 |
Laba (Rugi) bersih | 2,672.06 | (6,813.81) | (864.09) |
Dari data tersebut, secara penjualan KONI memang memang mengalami penurunan tipis di 2019. Namun, perusahaan ini berhasil keluar dari kondisi perusahaan yang merugi pada 2017 dan 2018.
Dari tabel tersebut, untuk total penjualan produk di tahun 2019 sebesar Rp133,9 miliar turun bila dibandingkan dengan total penjualan Rp147,15 miliar di tahun 2018. Penurunan tersebut sebesar 9.01%. Penurunan penjualan tersebut terjadi hampir di semua penjualan produk penjualan dari perseroan.
Sementara itu, perusahaan memperoleh laba pada tahun 2019 sebesar Rp4 miliar dibanding rugi sebesar Rp 5,5 miliar pada tahun 2018. Kondisi ini membuat posisi ekuitas-net naik menjadi Rp16,4 miliar dibanding tahun 2018 Rp 12,3 miliar.
Jika dilihat dari rasio keuangannya memang kondisi bisnis KONI saat ini sedang tidak sehat. Berikut data yang diambil dari ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 dari informasi finansial perseroan:
Rasio | 2019 |
ROA | 2.34% |
ROE | 16.28% |
NPM | 2.00% |
CR | 95.33% |
DER | 596.80% |
Bagaimana Prospek Bisnis KONI Ke depannya? Apakah Sahamnya Layak Dikoleksi?
PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) mengutarakan pesimistisnya dalam menghadapai tahun 2021.Penyebabnya saat ini penyebaran virus COVID-19 yang belum teratasi membuat aktivitas masyarakat terbatas.
KONI pun memiliki target kinerja bisnis tahun ini paling tidak sama dengan tahun 2020. Hal ini disampaikan oleh Direktur KONI Rudy Lauw di tengah pandemi COVID-19 masih menjadi penyebab utama perusahaan tertekan. Lantaran, aktivitas di luar rumah saat ini semakin terbatas sehingga penjualan produk-produk fotografi perusahaan akan mengalami penurunan yang signifikan.
Artinya, perseroan melihat permintaan tetap ada, namun tidak seperti di kondisi biasa. Secara bisnis foto ini babak belur yang mana secara keseluruhan omzet dibandingkan tahun 2019 turun sekitar 27%-28% pada 2020.
Bahkan perolehan tersebut masih dinilai cukup baik karena pada saat awal pandemi omzet perusahaan hanya mencapai 20%. Namun, KONI mencatat pendapatan yang belum diaudit sepanjang 2020 sebesar Rp 97 miliar.
Dengan begitu, pada tahun 2021 ini perusahaan menilai kinerja masih akan tertekan. Sentimen vaksin COVID-19 dinilai belum tentu langsung meningkatkan aktivitas masyarakat di luar.
Oleh karena itu, perusahaan melakukan upaya untuk menambah produk-produk digital printing. Hal ini bertujuan untuk menggenjot penjualan yang menjadi kontributor terbesar saat ini. Dengan begitu, perseroan berencana masuk pada produk printer UV.
Di lain sisi, KONI juga akan berupaya mengurangi beban perusahaan. Utamanya beban yang berasal dari utang luar negeri. Tahun 2021 ini perseroan akan kembali melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (private placement). Dana yang ditargetkan masih sama dengan sebelumnya sekitar Rp11 miliar.
Adapun rencana penggunaan dana private placement tersebut seluruhnya digunakan untuk membayar utang luar negeri. Pasalnya perusahaan masih berupaya melunasi utang luar negeri karena berat di beban bunganya. Utang tersebut merupakan utang lama yang terus diperpanjang tiap tahunnya. setelah setoran bertahap ini maka sisa utangnya menjadi US$ 2,3 juta.
Perusahaan terlihat masih memiliki permasalahan fundamental. Selain itu, April tahun ini sudah ada suspensi dua kali. Investor disarankan menahan keinginan untuk mengoleksi saham ini sembari terus mengikuti pergerakan perusahaan.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.