Ajaib.co.id – PT First Media Tbk (kode saham KBLV) merupakan perusahaan yang berdiri pada tanggal 06 Januari 1994 dengan nama PT Safira Ananda. Kemudian, First Media Tbk memulai kegiatan usaha secara komersialnya pada tanggal 01 Maret 1999.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan tercatat ruang lingkup kegiatan KBLV ialah bergerak dalam penyediaan jasa melalui jaringan komunikasi pita lebar (“jaringan”) (broadband communication network). Selain itu, perusahaan juga melakukan pendistribusian sinyal elektronik melalui jaringan tersebut.
Untuk kegiatan usaha emiten saham KBLV bergerak dalam layanan telekomunikasi dan multimedia terpadu dengan konsep TriplePlay.
Konsep ini menyediakan layanan televisi berlangganan (HomeCable), layanan internet pita lebar berkecepatan tinggi (FastNet) dan layanan komunikasi data melalui jaringan telekomunikasi digital (DataComm).
Adapun konsep bisnis TriplePlay dilakukan oleh First Media lewat anak perusahaannya yaitu Link Net Tbk (LINK) dan PT First Media Television.
Pada 27 Januari 2000, emiten saham First Media mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK. Pernyataan ini untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KBLV (IPO) kepada masyarakat sebanyak 20.000.000. Dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp500,- per saham.
Saham-saham tersebut pun dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya (BES) (sekarang Bursa Efek Indonesia / BEI) pada tanggal 25 Februari 2000.
Apakah saham ini masih layak dikoleksi? Bagaimana keadaan fundamental perusahaan saat ini dan apa rencana bisnis yang akan dilakukan? Mari kita bedah kinerja saham KBLV.
Pandemi Bikin Bisnis KBLV Merugi Lebih Dalam
Hingga September 2020, First Media membukukan pendapatan Rp 139,79 miliar, naik 9,52% dibandingkan akhir 2019 yang sebesar Rp 127,63 miliar. Bisnis konten dan berita menyumbang mayoritas pendapatan sebesar Rp 93,99 miliar atau melesat 43,34% dibandingkan akhir 2019 sebesar Rp 65,57 miliar.
Sementara itu, untuk perolehan laba pada kuartal III/2020, perusahaan kembali merugi. Data laporan keuangan perusahaan mencatat kerugian mencapai Rp71,13 miliar. Angka kerugian ini melonjak sebesar 104% dari periode kuartal III/2019 yang kerugiannya sebesar Rp34,8 miliar.
Untuk informasi, First Media juga menjalankan bisnis infrastruktur telekomunikasi melalui PT Prima Wira Utama. Perusahaan ini telah membangun jaringan wifi di 46 gedung dan infrastruktur in building solution di 59 gedung di Indonesia per akhir 2019. Selain itu, First Media memiliki 27,9% saham PT Link Net Tbk (LINK).
Bisnis KBLV Sudah Merugi Sejak 2017
Terlepas dari kondisi pandemi, emiten telekomunikasi First Media Tbk (KBLV) memang sudah mencatatkan rugi sejak tahun buku 2017 hingga 2019. Namun, angka kerugiannya semakin membaik atau semakin rendah pada akhir 2019.
Berikut data ikhtisar keuangan yang diambil dari informasi finansial perseroan (dalam jutaan rupiah).
Laporan Laba Rugi | 2019 | 2018 | 2017 |
Pendapatan | 248.909 | 983.271 | 1.070.700 |
Laba (rugi) kotor | 104.347 | (122.630) | (166.414) |
Laba (Rugi) tahun berjalan | (256.057) | (4.187.434) | (1.494.888) |
Dari data tersebut, secara penjualan KBLV memang terus mengalami penurunan per tahunnya. Sementara itu, untuk rugi tahun berjalan yang harus ditanggung mengalami penurunan pada 2019.
Tercatat pada akhir tahun 2019, perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp256,38 miliar atau turun dibandingkan akhir 2018, yang mencatatkan rugi bersih sebesar Rp3,49 triliun.
Di dalam laporan keuangan yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) tertera pendapatan bersih sepanjang tahun 2019 sebesar Rp248,9 miliar. Perolehan ini terhitung turun 74,77% bila dibandingkan akhir 2018, yang tercatat sebesar Rp983,2 miliar.
Sementara itu, untuk beban layanan tercatat sebesar Rp144,56 miliar atau mengalami penurunan sebanyak 86,96% dibanding akhir tahun 2018, yang tercatat sebesar Rp1,1 triliun.
Kemudian, kewajiban perusahaan tercatat sebesar Rp6,22 triliun. Angka ini mengalami peningkatan 8,17% dibanding akhir tahun 2018, yang tercatat sebesar Rp5,75 triliun.
Adapun untuk aset KBLV tercatat senilai Rp7,17 triliun tercatat naik 2,13% dibanding akhir tahun 2018, yang tercatat senilai Rp7,02 triliun.
Untuk perolehan kas bersih didapatkan dari aktivitas operasi tercatat terkoreksi Rp311 miliar atau membengkak dibandingkan akhir 2018, yang tercatat sebesar Rp13 miliar.
Perusahaan mengatakan kerugian yang dalam tersebut pun disebabkan oleh adanya pencabutan izin Bolt yang dioperasikan oleh entitas anak KBLV, PT Internux, oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi pada Desember 2018.
Jika dilihat dari rasio keuangannya memang kondisi bisnis emiten saham KBLV saat ini sedang tidak sehat. Berikut data yang diambil dari ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 dari informasi finansial perseroan:
Rasio | 2019 |
Marjin EBITDA | (40,00%) |
NPM (Rugi) | (102,85%) |
CR | 8,47% |
DER | 658,61% |
Bagaimana Prospek Bisnis KBLV Ke depannya? Apakah Sahamnya Layak Dikoleksi?
PT First Media Tbk (KBLV) memiliki rencana untuk memperkuat portofolio bisnis media. Baik dalam bidang konten berita maupun hiburan pada tahun 2021 ini. Perseroan memiliki target bisnis tersebut mampu berkontribusi sekitar Rp127 miliar terhadap total pendapatan 2021.
Presiden Direktur First Media Harianda Noerlan mengatakan, perusahaan terus berkomitmen mengembangkan bisnis konten dan berita melalui anak-anak usahanya pada 2021. Adapun untuk anggaran ekspansi bisnis dan target kinerja secara keseluruhan, perseroan masih melihat perkembangan pandemi COVID-19 yang sejauh ini diakui telah berimbas kepada bisnis media.
Perusahaan memiliki target bisnis konten dan berita diharapkan menyumbang Rp127 miliar pada 2021. Perseroan pun akan selalu menyesuaikan budget dengan kondisi ke depan.
Seperti diketahui, bisnis konten dijalankan oleh PT First Media News atau BeritaSatu News Channel yang telah memproduksi konten berita sebanyak 33 program. Di dalamnya, meliputi program current affair dan news magazine.
Selain adanya konten berita, perseroan aktif berkreasi dengan memproduksi berbagai konten hiburan melalui PT First Media Production. Salah satu konten yang menjadi favorit saat ini adalah konten e-Sports dengan nama channel First Warrior Channel.
Adapun perusahaan sejak 2017 hingga 2020 tidak membagikan dividen kepada investor. Dilihat dari kondisi fundamental perusahaan dan kinerja bisnis saham ini belum menjadi pilihan untuk dikoleksi.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.