Analisis Saham, Saham

Emiten Saham GLOB Ekspansi ke Bisnis Gaya Hidup

Sumber: Blibli

Ajaib.co.id – PT Global Teleshop Tbk (kode saham GLOB) merupakan perusahaan yang berdiri pada tanggal 01 Maret 2007. Awal berdiri dengan nama PT Pro Empower Perkasa. Perusahaan kemudian memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 2007.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan tercatat ruang lingkup kegiatan emiten saham GLOB. Di antaranya, usaha dalam pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan, pengangkutan darat, pertanian, percetakan, perbengkelan, dan jasa. 

Untuk kegiatan utama Global Teleshop bergerak dalam bidang perdagangan ritel peralatan telekomunikasi yang terdiri dari headset, komputer, aksesoris, jasa layanan reparasi dan purna jual. Selain itu, untuk bidang distribusi meliputi produk sim card dan voucher isi ulang.

Perusahaan ini telah memegang sejumlah lisensi jaringan ritel telekomunikasi untuk merek Apple Premium Reseller dan Research In Motion (RIM) untuk membuka Blackberry Lifestyle Store di Indonesia.

Selain itu, Global Teleshop juga menjalankan branded outlet merek Samsung Mobile Plaza, LG Showroom, dan Androidland Store. Tak hanya itu, Global Teleshop juga melakukan kerja sama dengan merek/produsen telepon seluler antara lain RIM (BlackBerry), Nokia, Samsung, Sony Mobile, LG, Apple, Acer, Lenovo dan HTC.

Pada 28 Juni 2012, GLOB mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK. Pernyataan ini untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GLOB (IPO) kepada masyarakat sebanyak 111.112.000. Dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp1.150,- per saham. Saham-saham tersebut pun dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Juli 2012.

Apakah saham ini masih layak dikoleksi? Bagaimana keadaan fundamental perusahaan saat ini dan apa rencana bisnis yang akan dilakukan? Mari kita bedah kinerja saham GLOB.

Pandemi Bikin Bisnis GLOB Turun

PT Global Teleshop Tbk (GLOB) turut terdampak adanya pandemi COVID-19. Perusahaan mencatat pendapatan yang turun sepanjang 2020. Pendapatan turun hingga 87,15%menjadi Rp 30,67 miliar pada 2020.

Untuk rinciannya, kartu perdana dan voucher isi ulang menyumbang Rp16,96 miliar diikuti oleh penjualan mesin kopi sebesar Rp9,38 miliar. Kemudian, telepon seluler sebanyak Rp4,04 miliar, biji kopi sebesar Rp167,35 juta dan aksesoris sebesar Rp 97,56 juta. Terakhir adalah konsinyasi sebesar Rp 17,85 juta.

Padahal pada periode sama tahun 2019, emiten saham PT Global Teleshop TBk (GLOB) ini berhasil membukukan pendapatan mencapai Rp238,62 miliar. Adapun untuk beban  pokok pendapatan turun 87,42% menjadi Rp28,60 miliar pada 2020. Penurunan ini bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp227,42 miliar.  

Kemudian, untuk laba kotor turun 81,52% dari Rp11,19 miliar pada 2019 menjadi Rp 2,07 miliar. Untuk beban usaha mengalami penurunan 57,08% menjadi Rp8,26 miliar pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp19,24 miliar.

GLOB memperoleh laba usaha sepanjang 2020 sebesar Rp1,66 miliar. Perolehan ini terhitung turun 78,94% bila dibandingkan 2019, Rp7,88 miliar.

Sementara itu, untuk laba rugi tahun berjalan perseroan mencatat Rp50,61 miliar pada 2020. Angka kerugian ini naik dari periode 2019 rugi Rp 39,73 miliar. Dengan melihat kondisi itu, PT Global Teleshop Tbk mengalami kenaikan kerugian hingga 27,39%.

Bisnis GLOB Sudah Merugi Sejak 2016

Terlepas dari kondisi pandemi, emiten PT Global Teleshop Tbk (GLOB) memang sudah mencatatkan rugi sejak tahun buku 2016 hingga 2019. Berikut data ikhtisar keuangan yang diambil dari informasi finansial perseroan (dalam jutaan rupiah).

Laporan Laba Rugi2019201820172016
Penjualan bersih238.615514.434621.534562.959
Laba kotor11.19134.82731.71232.597
Rugi komprehensif(39.659)(21.280)(14.563)(117.868)

Dari data tersebut, secara penjualan GLOB memang terus mengalami penurunan per tahunnya. Sementara itu, perusahaan juga terus mengalami kerugian dalam empat tahun terakhir sejak 2016-2019. 

PT Global Teleshop Tbk (GLOB) mencatatkan rugi bersih pada tahun 2019 sebesar Rp39,7 miliar. Perolehan ini turun bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2018 yang mencetak kerugian sebesar Rp21,4 miliar. Dengan demikian, rugi bersih per saham setara dengan Rp36.11 per lembar.

Jika dilihat dari rasio keuangannya memang kondisi bisnis GLOB saat ini sedang tidak sehat. Berikut data yang diambil dari ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2018 dari informasi finansial perseroan.

Untuk laporan tahunan 2019 belum dipublikasikan di website BEI sehingga rasio terbaru yang bisa diinformasikan melalui kinerja tahun 2018:

Rasio2018
ROA-57,52%
ROE3,03%
EBITDA on Revenue1,15%
CR8,57%

Bagaimana Prospek Bisnis GLOB Kedepannya? Apakah Sahamnya Layak Dikoleksi?

PT Global Teleshop Tbk (GLOB) sebelumnya sudah menyatakan akan melakukan diversifikasi bisnis. Dengan menambah fokus usaha ke arah bisnis yang berhubungan dengan gaya hidup sebagai strategi keluar dari krisis.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan GLOB, Djoko Harijanto. GLOB saat ini juga menjual mesin kopi dan biji kopi selain perangkat elektronik. Di samping menggalakan penjualan smartphone dan pulsa melalui channel online. Perusahaan juga terus menerus melakukan efisiensi operating cost.

Manajemen GLOB memiliki keyakinan bisnis tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang. Perluasan bisnis ini juga dinilai dapat membawa dampak positif terhadap kinerja keuangan.

GLOB menyatakan bahwa bisnis kopi saat ini relatif lebih tinggi bila dibandingkan bisnis handphone. Karena ditunjang oleh laba kotor dari bisnis kopi.

GLOB sendiri juga masih terus melakukan komunikasi konstruktif dengan pihak peminjam dalam mengatasi hutang tahun ini. Dengan terus melakukan komunikasi yang konstruktif dengan pihak lender untuk penyelesaian hutang perseroan.

Adapun dilihat dari trek pembagian dividen. Berdasarkan Data RTI yang diakses 5 Mei, tercatat sejak 2017 hingga 2020 perusahaan tidak pernah membagikan dividen kepada investor. Hal ini memang wajar terjadi karena perusahaan masih mengalami kerugian. 

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait