Dividend Payout Ratio (DPR) adalah rasio antara jumlah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dibandingkan dengan total laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan. Ini termasuk salah satu parameter penting yang wajib dipertimbangkan oleh calon investor saham.
Simak penjelasannya dalam artikel berikut.
Apa Itu Dividend Payout Ratio?
Dividend Payout Ratio atau Rasio Pembayaran Dividen adalah persentase yang menunjukkan perbandingan jumlah dividen terhadap total laba bersih suatu perusahaan. Rasio ini penting untuk diperhatikan oleh investor, karena berkaitan erat dengan potensi imbal hasil bagi para pemegang saham.
Banyak investor pemula mengira bahwa semua perusahaan publik pasti membagikan seluruh laba bersih kepada para pemegang saham. Padahal, anggapan itu tidak benar.
Perusahaan publik tidak selalu membagikan seluruh keuntungannya dalam bentuk dividen bagi investor. Ada perusahaan yang hanya membagikan sebagian labanya untuk dividen. Bahkan ada pula perusahaan yang tidak membagikan dividen sama sekali meskipun mereka berhasil mengantongi laba melimpah.
Laba perusahaan yang tidak dibagikan sebagai dividen bagi para pemegang saham itu biasanya disebut sebagai “laba ditahan”. Perusahaan dapat menggunakan laba ditahan untuk membayar utang, ekspansi bisnis, persediaan likuiditas, ataupun keperluan lainnya.
Singkatnya, perusahaan dapat mengalokasikan perolehan laba bersih untuk “dividen” dan “laba ditahan”. Dividend Payout Ratio menunjukkan persentase jatah dividen dari laba bersih tersebut.
Bagaimana Cara Menghitung Dividend Payout Ratio?
Ada tiga rumus yang paling sering digunakan untuk menghitung Dividend Payout Ratio, yaitu:
- DPR = (Total Dividen / Total Laba Bersih) * 100%
- DPR = 1 – Rasio Retensi
- DPR = Dividen per Lembar Saham / EPS
Kita dapat mengetahui data Laba Bersih dan EPS perusahaan dari laporan keuangan yang diterbitkan secara reguler. Angka dividen dapat diperoleh dari pengumuman perusahaan mengenai pembagian dividen. Sedangkan Rasio Retensi merupakan rasio yang menunjukkan persentase laba ditahan dibandingkan dengan laba bersih perusahaan (kebalikan dari Dividend Payout Ratio).
Contoh kasus: Bank BNI (BBNI) meraup laba bersih sebesar Rp18,3 triliun pada tahun 2022. Kemudian BBNI mengumumkan pembagian dividen senilai total Rp7,3 triliun pada Maret 2023. Dengan demikian, kita dapat menghitung Dividend Payout Ratio sebagai berikut:
DPR = (Rp7,3 triliun / Rp18,3 triliun) * 100% = 39,89%
Berapa Dividend Payout Ratio yang Baik?
Divident Payout Ratio (DPR) tidak dapat dipergunakan untuk menilai prospek suatu saham. Tidak ada angka DPR tertentu yang baik ataupun jelek. Alih-alih, DPR semata-mata merupakan salah satu alat bantu untuk menyelaraskan pilihan saham dengan tujuan investasi yang telah kita tentukan.
Ketika seorang investor menanamkan modalnya pada suatu perusahaan publik, ia berpotensi mendapatkan dua jenis cuan: Dividen dan Capital Gain. Dividen bersumber dari pembagian laba perusahaan, sedangkan Capital Gain berasal dari harga jual saham yang lebih tinggi daripada harga belinya.
Investor dapat mengincar dividen saja, Capital Gain saja, ataupun dua-duanya. Dalam konteks inilah, Dividend Payout Ratio berperan untuk membantu investor menyelaraskan saham yang dipilih dengan tujuan investasinya.
Dividend Payout Ratio yang Tinggi
Angka DPR yang tinggi menandakan suatu perusahaan rajin membagikan pendapatan dividen sebagai insentif bagi para pemegang sahamnya. Namun, saham-saham yang memiliki DPR tinggi itu belum tentu mengalami pertumbuhan harga yang stabil secara berkelanjutan di masa depan.
Saham dengan DPR tinggi biasanya memiliki latar belakang perusahaan yang sudah mapan, atau bahkan tergolong blue chip. Di satu sisi, harga saham perusahaan seperti ini seringkali sudah mahal (overvalued). Di sisi lain, jatah dividen yang semakin besar itu menandakan alokasi dana yang lebih kecil untuk ekspansi bisnis perusahaan.
Dividend Payout Ratio yang Rendah
Angka DPR yang rendah menandakan suatu perusahaan menggunakan sebagian besar laba untuk mengembangkan bisnisnya lebih lanjut. Dengan cara ini, perusahaan berharap agar tumbuh lebih pesat di masa depan.
Saham dengan DPR rendah biasanya merupakan perusahaan yang sedang berkembang atau aktif berekspansi. Apabila strategi bisnis perusahaan berlangsung lancar, para pemegang saham dapat memperoleh Capital Gain lebih besar di masa depan, sehingga mereka tak berminat untuk memburu dividen saat ini.
Jadi, apakah itu berarti “DPR tinggi = Dividen” dan “DPR rendah = Capital Gain”? Belum tentu. Perlu diperhatikan bahwa Dividend Payout Ratio cuma salah satu dari banyak rasio-rasio keuangan lain yang mengukur prospek return suatu saham. Periksalah juga rasio keuangan lainnya agar dapat mengambil keputusan investasi yang lebih baik.
Ada saham dengan DPR tinggi yang kolaps dalam waktu singkat setelah bagi-bagi dividen, karena perusahaannya ternyata tak tahan menghadapi krisis. Ada pula saham dengan DPR rendah yang terpaksa menahan lebih banyak laba karena menanggung banyak utang. Oleh karena itu, investor perlu menyimak laporan keuangan dan berita-berita perusahaan.
Perusahaan akan melaporkan penggunaan laba ditahan beserta gambaran kondisi finansial saat ini dalam laporan keuangannya. Berita-berita akan mengungkapkan informasi korporat penting lain yang belum termuat di dalamnya, seperti rencana dan target pengembangan bisnis perusahaan.
Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!
Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, hingga Aset Kripto di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online.
Ada berbagai fitur menarik yang tersedia untuk membantu Anda memaksimalkan potensi profit dari trading saham, salah satunya X-TRA Day Trading. Anda dapat menikmati X-TRA buying power hingga 7x lipat untuk maksimalkan potensi cuan.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib sekarang!