Analisis Saham, Saham

Bisnis CLAY Jatuh di 2020, Begini Analisis Kinerja Bisnisnya

Sumber: CPR

Ajaib.co.id – PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) merupakan perusahaan yang berdiri pada tanggal 16 Desember 2009. Perusahaan kemudian memulai beroperasi secara komersial pada tahun 2012.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan tercatat ruang lingkup kegiatan CLAY yakni, bergerak dalam bidang usaha akomodasi, makanan dan minuman, rumah sakit, dan properti. Kegiatan usaha utama CLAY saat ini adalah bergerak di bidang akomodasi (jasa perhotelan) dengan hotel yang dimiliki antaranya, The Stones Hotel, Bali dan The Clay Hotel, Jakarta.

Pada tanggal 11 Januari 2019, CLAY mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CLAY (IPO) kepada masyarakat sebanyak 520.000.000 saham baru. Dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp180,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Januari 2019.

Apakah saham ini masih layak dikoleksi? Bagaimana keadaan fundamental perusahaan saat ini dan apa rencana bisnis yang akan dilakukan? Mari kita bedah kinerja saham CLAY

Pandemi Bikin Bisnis CLAY Rugi 

Tak dapat dipungkiri, merebaknya pandemi covid-19 pada 2020 telah menghantam berbagai sektor ekonomi. Salah satunya untuk sektor pariwisata dan properti. Termasuk yang menimpa PT Citra Putra Realty (CLAY).

Pendapatan CLAY hingga periode 31 Desember 2020 mengalami penurunan menjadi Rp33,96 miliar dari pendapatan yang mencapai Rp187,52 miliar di periode yang sama tahun 2019.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan menyebutkan, Harga Pokok Pendapatan (HPP) tercatat sebesar Rp60,45 miliar dari sebelumnya Rp104,35 miliar. Hal ini menyebabkan rugi kotor yang harus ditelan perusahaan mencapai Rp26,49 miliiar usai meraih laba kotor Rp83,18 miliar tahun sebelumnya.

Adapun untuk rugi sebelum pajak tercatat sebesar Rp102,59 miliar. Angka ini terhitung mengalami peningkatan yang tajam dari rugi sebelum pajak Rp19,39 miliar. Sehingga rugi tahun berjalan CLAY tercatat sebesar Rp82,91 miliar naik dari rugi Rp15,16 miliar tahun sebelumnya.

Sementara itu, untuk total aset perseroan hingga periode 31 Desember 2020 mencapai Rp621,31 miliiar turun dari total aset Rp668,86 miliar hingga periode 31 Desember 2019.

Bisnis MPPA Raup Keuntungan di 2 Tahun Terakhir

Sebelum adanya pandemi covid-19 yang merebak di dunia termasuk di Indonesia, kinerja bisnis CLAY terhitung positif dan tumbuh. Utamanya selama dua tahun terakhir, perusahaan mendapatkan laba tahun berjalan dari 2018 – 2019.

Berikut data ikhtisar keuangan yang diambil dari informasi finansial perseroan (dalam jutaan rupiah).

Laporan Laba Rugi201920182017
Penjualan bersih187.523 
193.640 
170.630 
Laba kotor83.177 
86.500 
68.912 
Laba (Rugi) tahun berjalan3.402 
4.235 
(6.461)

Dari data tersebut, secara penjualan CLAY memang terus mengalami kenaikan per tahunnya sejak 2017-2019. Namun, perusahaan baru memperoleh keuntungan pada 2018.

Adapun kinerja bisnis pada 2019 secara keseluruhan, perseroan belum berhasil mencapai target yang yang ditetapkan di awal tahun. Penyebab utama adalah kondisi ekonomi politik terkait masa pemilu, juga karena bencana letusan Gunung Agung di Bali pada akhir 2018, yang terus berlanjut hingga Mei 2019. 

Selain itu, iklim pariwisata juga mengalami disrupsi. Penerbangan menuju Bali terganggu. Alhasil ribuan kamar hotel yang sudah di-booking terpaksa dibatalkan. Akibatnya, Perseroan dan entitas anaknya mengalami defisit pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp236.875.828.750 dan 31 Desember 2018 sebesar Rp221.794.476.868.

Perseroan mengalami saldo defisit atas laba ditahan karena pendapatan operasional grup yang belum maksimal di tengah ketatnya persaingan bisnis perhotelan dalam merebut segmen pelanggan. 

Sementara itu, untuk pendapatan bisnis mengalami penurunan tipis sebesar 3,1%. Dari Rp193 miliar pada 2018 menjadi Rp187.523 miliar pada 2019. Sementara itu, untuk perolehan laba, perusahaan masih bisa memperoleh laba pada 2019 meskipun mengalami penurunan sebesar 19,6%. Dari Rp4,2 miliar pada 2018 menjadi Rp3,4 miliar pada 2019. 

Jika dilihat dari rasio keuangannya memang kondisi bisnis CLAY dalam 3 tahun terakhir sedang tidak sehat. Berikut data yang diambil dari ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 dari informasi finansial perseroan:

Rasio2019
ROA-2%
ROE-8%
NPM0
CR0,50X
DER1,85X

Bagaimana Prospek Bisnis CLAY Ke depannya? Apakah Sahamnya Layak Dikoleksi?

PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY) sebetulnya belum menyampaikan secara detail bagaimana rencana dan strategi perseroan di tahun 2021. Karena pandemi covid-19 masih terjadi di tahun ini. Khususnya di Indonesia, peningkatan kasus masih terus bertambah dan program vaksinasi masih terus digencarkan. 

Namun, secara umum di tengah pandemi Covid-19, CLAY akan tetap melakukan efisiensi secara signifikan di semua lini usaha. Dengan tujuan agar bisa mempertahankan kinerja. Perseroan di antaranya akan melakukan restrukturisasi pembayaran kewajiban ke perbankan. 

Di samping itu, CLAY juga melakukan negosiasi dengan pemasok. Manajemen perusahaan juga memberlakukan shift dan unpaid leave bagi staf hotel. Lebih lanjut, CLAY juga pada 2020 sempat mengutarakan melakukan penghentian pekerjaan alih daya dan pemutusan kontrak lebih awal, terutama untuk ekspatriat. 

Pandemi covid-19 yang mengguncang dunia dan khususnya industri pariwisata dan perhotelan di Indonesia, diharapkan segera berlalu supaya Perusahaan bisa menggerakkan roda bisnis secepatnya. 

Kendati demikian, manajemen memiliki keyakinan bahwa perusahaan dan entitas anak perusahaannya mempunyai sumber daya yang memadai untuk melanjutkan kegiatan usahanya dalam waktu mendatang yang dapat diduga secara pantas. 

Perusahaan telah dan akan terus menerapkan strategi-strategi pokok sebagai berikut: 

  • Memperkuat organisasi dan pembentukan team business development.
  • Memberikan pelatihan/training untuk memperkuat sumber daya manusia.
  • Memperbaiki kualitas pelayanan.
  • Penetrasi dan memperluas jaringan pemasaran dan promosi melalui trade show dan media digital. 
  • Meningkatkan pendapatan melalui kerjasama dengan berbagai mitra strategis. 
  • Menambah tim pemasaran dan memperkuat kerjasama dengan agen agen perjalanan domestik dan global.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait