Ajaib.co.id – Rencana perusahaan e-commerce besar tanah air melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) terus dinantikan oleh pelaku pasar. Salah satu nama yang dipastikan akan melaksanakan IPO di Bursa Efek Indonesia adalah Bukalapak.
Berdasarkan dokumen yang dipublikasikan, Bukalapak dijadwalkan akan mencatatkan sahamnya di BEI pada akhir Juli 2021 ini.
Bila ini terealisasi, dengan target nilai Initial Public Offering (IPO) Bukalapak yang mencapai hingga US$800 juta atau sekitar Rp11,2 triliun dengan rata-rata kurs Rp14.000 per US$, nilai ini akan menjadi penghimpunan dana IPO terbesar setelah IPO PT Adaro Energy Tbk (ADRO) senilai Rp12,23 triliun pada 2008 lalu.
Kepala Divisi Riset Bursa Efek Indonesia, Poltak Hotradero menyampaikan, rencana IPO sejumlah perusahaan unicorn disambut sangat positif oleh para investor. Hal ini tercermin sejak awal tahun 2021, aliran modal asing sudah masuk ke Indonesia. Data BEI menunjukkan, sampai dengan 28 Juni 2021, investor asing melakukan pembelian bersih senilai Rp17,13 triliun.
Selain itu, BEI juga sudah meluncurkan klasifikasi indeks baru di antaranya memuat indeks di sektor teknologi melalui IDXTECHNO.
“Meskipun kapitalisasi pasar terkait teknologi hanya 1%, akan tetapi ia justru yang paling cepat bertumbuh pada beberapa waktu belakangan ini. Bukalapak, misalnya, berencana untuk melakukan fundrasing kembali. Itulah sebabnya, masyarakat bisa berinvestasi di bidang teknologi,” tutur Kepala Divisi Riset Bursa Efek Indonesia, Poltak Hotradero, kepada CNBC Indonesia, Selasa (29/6/2021).
Kepala Divisi Riset Bursa Efek Indonesia, Poltak Hotradero menambahkan, dengan makin banyaknya perusahaan di sektor teknologi seperti Bukalapak dan GoTo, perusahaan merger Gojek dan Tokopedia yang juga dikabarkan akan IPO di BEI, bukan hanya perusahaan itu yang berkembang, melainkan juga masyarakat bisa berinvestasi.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan ada 25 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dari jumlah tersebut, sebanyak 8 perusahaan akan dicatatkan pada bulan Juli 2021 dan akan ada satu perusahan yang listing dari sektor teknologi atau e-commerce. Kemungkinan besar IPO tersebut ialah Bukalapak.
“Hingga saat ini, terdapat 25 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI, 8 di antaranya diprediksi akan tercatat pada bulan Juli 2021 dan hanya satu merupakan perusahaan teknologi atau e-commerce,” tutur Direktur Penilaian Perusahaan, I Gede Nyoman Yetna, Jumat kemarin (25/6/2021).
Manajemen PT Bukalapak sebelumnya menyebutkan perusahaan mencari kesempatan untuk terus berkembang, baik itu secara finansial. Pernyataan ini disampaikan menanggapi beredarnya dokumen rencana penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO).
Dalam dokumen mini expose itu, disebutkan rencana IPO melepas saham maksimal sebanyak 25% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. VP of Corporate Affairs Bukalapak Siti Sufintri Rahayu menjelaskan perusahaan berfokus pada strategi berkelanjutan yang memberikan nilai tambah kepada partner dan pengguna perusahaan.
Lanjutnya, Bukalapak senantiasa mengeksplorasi kesempatan bagi perusahaan untuk terus bertumbuh dan berkembang secara finansial.
Dilansir dari dokumen tersebut, perusahaan telah menunjuk setidaknya 5 penjamin emisi yang terbagi atas Joint Global Coordinator: UBS (Global), BofA Securities.
Lalu joint bookrunners: UBS (global), BofA Securities, dan Mandiri Sekuritas. Lalu joint lead managing underwriters: PT Mandiri Sekuritas, PT Buana Capital Sekuritas. Kemudian domestic underwriters: PT UBS Sekuritas Indonesia. Dana hasil IPO ini akan digunakan untuk modal kerja dan untuk tujuan umum perusahaan.
Sumber: Bukalapak IPO Bidik Dana Rp 11,2 T, Terbesar Setelah Adaro, dengan perubahan seperlunya.