Milenial

Pacaran Jaman Now, Makin Cinta Makin Jaga Jarak?

Ajaib.co.id – Virus SARS-COV-2 adalah virus yang lebih pencemburu dibanding seniornya, virus HIV, karena ia tidak menunggu sampai sepasang manusia menyatu intim untuk membunuhnya. Baru tahap nembak aja, dia sudah beraksi lewat semburan droplet yang mengikuti ungkapan cinta lama terpendam. 

Akibatnya, kata-kata romantis malah jadi anarkis karena mengandung ancaman kematian. Tsadist. Bayangkan betapa frustasinya Shakespeare jika ia masih hidup! Siapa pun yang merancang pandemi ini memang sedang sadis terhadap cinta, entah karena pernah ditolak, atau mungkin diselingkuhi?

M.C. Hammer pun pasti nyesel menciptakan U Can’t Touch This, karena gaya pacaran jaman now di era new normal jadi anti sentuhan. Protokol social distancing yang menjadi rukun selamat pasca pandemi, malah bekerja ironis melawan salah satu kebutuhan hidup dasar manusia, yaitu sentuhan. Video call pun dipaksakan menjadi surrogate bahasa cinta dan sentuhan. Manusia memang hobi menantang hukum alam demi eksistensialisme. Bisakah? Entah. Yang jelas, fitur video call panen laba.

Pacaran Jaman Now Kehilangan Sentuhan

Sentuhan menstimulir produksi 3 serangkai hormon cinta Oxytocin – Cytokinin – Endorphine yang berfungsi menguatkan imunitas tubuh. Makanya bayi yang baru lahir nggak minta video call ke ibunya ketika perlu perlindungan dari dunia luar, tapi minta sentuhan dan dekapan.

Pasca pandemi mendunia, sentuhan hampir punah akibat tata cara hidup porak-poranda, atau kerennya: terdisrupsi. Wajib maskeran ke mana-mana, cuci tangan di mana-mana, ibadah di rumah, lebaran haram mudik. Kiss-kissan kuncup jari ala Dilan pun di-endorse untuk digantikan dengan sikut-sikutan.

Kondisi ini disinyalir bakal diabadikan karena belum juga kelar teka-teki pandeminya, protokolnya sudah dilantik dengan predikat new normal. Kalau begini, pacaran jaman now versi new normal bisa-bisa jadi lebih steril dari Ta-aruf!

Tapi selain sabar, cinta itu perkasa. Perkasa karena berani menerjang rintangan demi menemukan jalur baru bagi ekspresinya. Cinta tidak diciptakan untuk pengecut yang hobi cari aman, tapi bagi para ksatria yang gigih memperjuangkannya. Karenanya, yuk cari jalan cinta bersama Ajaib, demi abadinya asmara kamu berdua.

Pacaran Jaman Now di Masa New Normal

Kisah cinta kita tak akan seperti dulu lagi. Tapi nggak berarti harus pupus kan? Ingat ya, cinta tidak diciptakan bagi para pengecut yang takut untuk memperjuangkannya. Pikirkan 6 redefinisi pacaran versi new normal di bawah ini, untuk mengkonfirmasi apakah kalian memang ditakdirkan untuk tetap bersama selamanya:

1. Kebahagiaan = kecanduan?

Pacaran adalah sebuah bentuk adiksi yang bisa dikelola menjadi motivator daya hidup seseorang. Ketika Oxytocin – Cytokinin – Endorphine disunat, kamu tinggal punya Dopamine yaitu hormon produsen euphoria girang sesaat yang menimbulkan ketagihan akut, karena adanya absennya kebahagiaan batin hakiki yang lebih kekal, yang biasanya dihasilkan hormon cinta Oxytocin dan Cytokinin saat kamu bersentuhan dalam cinta. 

Alhasil, video call-an dengan si Ayank cuma sama bikin ketagihannya seperti online gaming. Siapa coba yang kegirangan?  

2. Pelukan = sikut-sikutan?

Seperti dirilis Iradat Ungkai dihipwee.com pada Mei 2020 lalu, kebiasaan memberi pelukan hangat akan berubah menjadi jabat sikut. Kalau minta peluk, mandi dulu! Huge huggy yang biasa dilakukan sepasang kekasih di masa depan terpaksa sedikit berubah. Turun dari pesawat, stasiun, atau alat transportasi lainnya, sepasang kekasih yang telah lama terpisahkan dan dipenuhi rasa kangen bisa langsung: sikut-sikutan! Dengan alasan kesehatan, pelukan kini diwakili dengan jabat sikut. 

3. LDR = social distancing?

Jika di masa lalu status LDR mengandung aroma prestise karena pasti mengandung elemen karir atau keinternasionalan dalam hubungan pacaran, new normal malah membonsai skala LDR. Yang dulunya mesti beda negara atau minimum beda kota deh, kini lain blok dalam satu kompleks perumahan pun akan masuk standar LDR, berkat social distancing! Sepasang kekasih yang terbiasa ke mana-mana berdua tentu sulit menahan rindu.

4. Realita = virtual?

Kepercayaan adalah nafasnya cinta dan pacaran anak zaman now. Jangankan yang punya riwayat player, Ayank yang lugu pun sulit ditelaah kejujurannya ketika screen video call hanya memuat profil sebatas leher. Apalagi diperparah masker! Sirna sudah semua bukti petunjuk mikro ekspresi yang biasanya membantumu menyidik ketulusan cintanya! Virtual artinya: maya, tidak nyata. Jadi artinya, nyatakah hubungan kalian berdua? 

5. Sabar = bubar?

Karena pacaranmu akan lebih banyak dihabiskan lewat video call, kamu harus ekstra sabar dalam komunikasi. Kalau sekarang saja kebijakan keluar rumah sudah diperketat oleh Gugus Tugas, apa kabarnya besok? Siapkan mentalmu jika ke depannya kamu malah akan kesulitan dapat izin buat pacaran dari mimi-pipi karena kuotamu sudah mengeringkan dompet mereka ya. 

Apa sih bedanya kuota video call sama bensin buat ngapel di masa lalu? Kalau jatah kuota video call si QTPY menyusut, mungkin perlu mulai pikirkan ide untuk: bubar?.. Atau malah nikah?

6. Nonton bareng = kedinginan?

Punya ortu yang free-thinking dan rasional memang berkah terbesar! Jika akhirnya exit permit untuk ngapel atau nonton bioskop dikeluarkan, kamu mesti bersiap membawa beberapa pasang sweater untuk kalian berdua, demi beradaptasi dengan kebijakan absurd tempat duduk teater terpisah jarak ya.

Nggak tebang pilih mulai dari saf solat hingga kursi bioskop, protokol new normal ini tampaknya obsesif banget merambah ranah sumber kebahagiaan lain seperti virtual live concert, atau bahkan nantinya virtual rave party mungkin?

Gaya Pacaran Anak Muda Jaman Now

Ketika orang sudah jatuh cinta, akan ada banyak hal yang tidak masuk logika namun dirasa wajar bagi mereka. Nah, di bawah ini ada beberapa gaya pacaran anak jaman now yang bikin geleng-geleng kepala sambil ketawa melihatnya.

1. Terlalu show off di media sosial

Banyak anak muda bahkan orang dewasa yang menganggap ketika berpacaran, mereka harus show off di media sosial agar terlihat romantis. Padahal, terlalu show off saat berpacaran justru membuat image yang kurang bagus.

2. Panggilan mamah-papah

Pasti kamu sudah sering dengar bukan ada pasangan yang belum menikah tapi memanggil pasangannya dengan panggilan mamah papah. Selain membuat ‘geli’, panggilan ini juga dirasa tidak pantas. Apalagi, kebanyakan pasangan yang menggunakan panggilan ini adalah anak di bawah umur. Bukannya romantis dan gak optimis, panggilan ini bisa membuat kamu jadi bucin dan akan malu sendiri ketika nanti putus.

3. Melukai diri sendiri

Tidak semua hubungan berjalan dengan mulus, pasti akan ada saatnya selisih paham atau pertengkaran di tengahnya. Nah, semakin dewasanya orang, mereka akan semakin tau cara bijak untuk menyelesaikannya. Sayangnya, gak sedikit gaya pacaran jaman now justru melukai diri sendiri ketika terjadi pertengkaran.

4. Menggunakan kaos couple di waktu yang kurang tepat

Menggunakan kaos couple mungkin terdengar kompak, tapi terkadang banyak pasangan yang justru menggunakannya di saat yang kurang tepat seperti di swalayan, keramaian orang yang mengundang banyak perhatian. Hal ini memperlihatkan pasangan terlalu posesif sehingga menghilangkan jati dirinya dalam berpenampilan.

5. Bermesraan di depan umum

Tidak ada larangannya menunjukkan rasa sayang kepada pasangan. Namun mirisnya, pasangan jaman now sering salah kaprah. Mereka justru bermesraan di depan umum seperti di mall atau tempat wisata. Padahal itu bukan tempat yang sewajarnya dan akan membuat orang yang melihatnya menjadi risih. Memeluk, mencium, ataupun bergelendotan di depan umum bukan ajang memperlihatkan kasih sayang tapi justru terkesan bucin.

6. Membandingkan hubungan orang lain

Kebahagiaan tidak turun dari langit, lalu bagaimana cara membuat bahagia dari diri sendiri dan pasangan? Terlalu membandingkan hubungan orang lain justru akan membuat hubungan menjadi tidak sehat. Bukan malah bahagia, yang ada ini membuat pasangan selalu mengeluh.

7. Tidak ada me time

Kasih sayang justru sering membuat lupa akan privasi yang pasangannya punya. Ingin selalu bersama di semua kegiatan bukan hal yang sehat dalam pacaran. Bahkan me time sangat diperlukan untuk merelaksasi diri dari orang-orang, bukan anti sosial tetapi menghargai waktu untuk diri sendiri.

Faedah Pacaran

Di tengah giatnya dunia berusaha menentangnya, kamu juga perlu memahami dampak positif dari berpacaran. Seperti dilansir sehatq.com, pacaran adalah masa penjajakan bagi sepasang kekasih agar lebih saling mengenal perilaku, kebiasaan, dan keseharian pasangan dan keluarga pasangan. 

Karena adanya perubahan hormon dan bentuk tubuh yang menimbulkan rasa ketertarikan terhadap lawan jenis, pacaran umumnya mulai terjadi di usia pubertas. Baik di era old normal ataupun new normal, jika dikelola dengan cerdas, pacaran punya manfaat positif yaitu:

  • Sumber motivasi dan dukungan.
  • Ruang bagi pembelajaran perilaku sosial.
  • Ruang bagi sharing pengalaman, pengetahuan dan kearifan hidup.
  • Meredakan stres.

Jika kalian berdua memang ksatria pejuang cinta, berkolaborasi lah untuk mencari jalan terbaik bagi cinta kalian. Di tengah situasi The World Goes Against Us, jadilah seperti Sade yang nggak pernah lelah melantunkan “Nothing Can Come Between Us”.

Jangan lelah juga untuk terus mengembangkan portofolio investasi kalian berdua agar bahagia dan kaya raya saat virus terbang ke alam baka! Pilih platform investasi yang efisien, efektif serta berintegritas seperti Ajaib, yang memungkinkan investasi saham dan reksa dana sekaligus dalam satu aplikasi, biaya beli saham s/d 50% lebih murah, dan daftar 100% online tanpa biaya minimum. 

Ajaib adalah pilihan super smart bagi investor milenial karena terdaftar resmi dan diawasi oleh OJK juga IDX, serta mendapat penghargaan dari Asia Forbes, Fintech News Singapore, Dunia Fintech dan Top 10 Startups from Y Combinators TechCrunch.

Artikel Terkait