Ajaib.co.id – Di Indonesia, kita tentu sering mendengar ungkapan “Tidak kenyang kalau belum makan nasi”. Ungkapan tersebut yang sering kita dengar merupakan tanda dan bukti bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menjadikan beras sebagai makanan utama atau pokoknya. Salah satu emiten beras yang ada di bursa saham adalah PT Wahana Inti Makmur Tbk (saham NASI). Setelah melantai di bursa saham sejak 2021, bagaimana kinerjanya hingga kini?
Profil Singkat Emiten
Yup, perusahaan yang bernama PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) ini merupakan pemasok dan produsen beras dimana perusahaan membeli beras dan kemudian diolah menjadi beras dengan kualitas yang lebih baik. Perseroan memiliki banyak produk dan merek dagang yang dapat ditawarkan kepada pelanggan. Segmen pelanggan dari perseroan pun cukup luas seperti misal hotel, restoran, dan kafe.
Perseroan berhasil melakukan penawaran saham perdana melalui mekanisme e-IPO pada 13 Desember 2021. Perseroan menawarkan 200.000.000 saham atas nama dengan nominal Rp50 setiap lembar saham, atau sama dengan 24,77% dari total modal yang ditempatkan setelah proses penawaran umum perdana saham kepada masyarakat dengan harga penawarannya sebesar Rp155.
Penjamin pelaksana emisi efek NASI adalah PT UOB Kay Hian Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek akan segera ditentukan kemudian.
Komposisi struktur pemegang saham NASI per September 2023 adalah sebagai berikut.
Nama Pemegang Saham | Jumlah Saham | Modal Disetor | Persentase |
---|---|---|---|
Piero Mustafa | 341.016.000 (Saham) | 17.050.800.000 (IDR) | 42,24% |
PT. Modis Cipta Kreasi | 247.080.000 (Saham) | 12.354.000.000 (IDR) | 30,60% |
Public (each below 5%) | 200.000.000 (Saham) | 10.000.000.000 (IDR) | 24,77% |
PT. Wahana Kreasi Investama | 18.288.000 (Saham) | 914.400.000 (IDR) | 2,27% |
Tjiu Lanny Idayani | 1.016.000 (Saham) | 50.800.000 (IDR) | 0,13% |
Penggunaan Dana IPO Saham NASI
Berdasarkan prospektus perseroan, dana yang dihimpun dari kegiatan IPO, setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan berbagai hal, yaitu: Sekitar 11% digunakan untuk Capital Expenditure (CAPEX) atau belanja modal berupa pembelian kendaraan operasional, sekitar 4% digunakan untuk Capital Expenditure (CAPEX) atau belanja modal berupa pelunasan pembelian tanah, sekitar 14% digunakan untuk Capital Expenditure (CAPEX) atau belanja modal berupa pembangunan gedung, dan sisanya akan digunakan untuk pembelian bahan baku.
Kinerja Laporan Keuangan NASI
Prospektus saham NASI menunjukkan kinerja yang cukup positif. Terdapat peningkatan kinerja pada 5 tahun terakhir. Berikut adalah kinerja saham NASI berdasarkan laporan keuangan tahunannya.
Komponen | Q3 2023 | 2022 | 2021 | 2020 | 2019 |
Total Pendapatan | – | 59,03 miliar | 45,22 miliar | 40,53 miliar | 35,56 miliar |
Laba Kotor | 2,77 miliar | 11,83 miliar | 9,63 miliar | 9,51 miliar | 9,26 miliar |
Laba Bersih | – | 1,03 miliar | 0,53 miliar | 1,04 miliar | 2,57 miliar |
Total Aset | – | 70,22 miliar | 67,76 miliar | 21,68 miliar | 18,38 miliar |
Total Liabilitas | – | 10,63 miliar | 9,21 miliar | 7,92 miliar | 12,54 miliar |
Total Ekuitas | – | 59,58 miliar | 58,54 miliar | 13,75 miliar | 5,84 miliar |
Dilansir dari Kontan, Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa kinerja emiten pengolahan dan distribusi beras, seperti PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) memang cukup berat sebab kompetisi yang tinggi.
Nafan menjelaskan, bisnis di industri beras eceran sangat kompetitif dan terdapat banyak penjualan beras. Namun demikian, permintaan beras juga relatif masih positif ditunjang dengan penetapan harga eceran tertinggi untuk beras dari pemerintah.
Pemerintah akan mengatur inflasinya walau memang harga beras mengalami kenaikan jelang bulan Ramadan tapi nanti di sisi lain ada komparasi pasar yang dilakukan untuk menstabilkan harga beras secara khusus. Inilah yang nantinya akan berimbas pada kinerja saham NASI.
Pada kuartal III 2023, saham NASI pun mencatat penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk, menjadi Rp424,04 miliar dari Rp706,02 miliar atau sebesar 39,93% di kuartal III 2023.
Nafan memproyeksikan kinerja tahun ini bisa dilihat dari awal kuartal I 2024 mendatang, untuk melihat perbaikan dari sisi bottom line atau sebaliknya, masih melanjutkan penurunan laba bersih dan kerugian.
Rasio Keuangan NASI
Berikut merupakan rangkuman rasio keuangan saham NASI selama Q3 2022 dan Q3 2023.
Rasio | Q3 2022 | Q3 2023 |
Return on Equity (RoE) | 0,22% | 0,2% |
Return on Assets (RoA) | 0,18% | 0,16% |
Gross Profit Margin (GPM) | 19,96% | 15,12% |
Operating Profit Margin (OPM) | 1,67% | 0,81% |
Net Profit Margin (NPM) | 1,69% | 0,81% |
Current Ratio (CR) | 516,93% | 457,89% |
Debt to Equity Ratio (DER) | 18% | 19% |
Data di atas mencerminkan bahwa NASI secara fundamental menunjukan sedikit penurunan, jika dibandingkan data tahun 2022 di periode yang sama. Meski begitu, penurunan yang terlihat tidak terlalu signifikan.
Kebijakan Dividen NASI
Prospektus saham IPO NASI menuturkan bahwa pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas pembagian dividen, dengan skema yang belum ditentukan.
Prospek Bisnis NASI
Kenaikan harga beras masih menjadi isu panas saat ini. Dengan kenaikan harga beras maka masyarakat Indonesia harus mengeluarkan kocek lebih banyak untuk mengkonsumsi beras.
Dilansir dari CNBC Indonesia, harga beras terus bergerak naik dan cetak level rekor baru. Tidak hanya beras premium, beras medium pun ikut naik. Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga beras premium dan medium kompak melanjutkan kenaikan ke level rekor baru pada Kamis (22/2/2024).
Harga beras premium naik Rp60 ke Rp16.270 per kg pada Kamis kemarin, sementara beras medium naik Rp90 ke Rp14.230 per kg. Sepekan lalu pada 15 Februari 2024, harga beras premium masih di Rp15.900 per kg dan beras medium di Rp13.950 per kg. Harga tersebut sudah jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023, HET beras berlaku sejak Maret 2023 adalah Rp. 10.900/kg medium, sedangkan beras premium Rp 13.900/kg untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi.
Sementara, HET beras di Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan dipatok Rp 11.500/kg medium dan beras premium Rp 14.400/kg. Sementara di zona ke-3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp 11.800/kg, dan untuk beras premium sebesar Rp 14.800/kg.
Kenaikan harga beras tentunya dapat menguntungkan pedagang beras besar dan pasar tradisional. Keduanya mencatatkan peningkatan harga yang lebih tinggi ketimbang di tingkat petani atau pun di pasar moderen. Hal ini karena margin dari produsen ke pedagang besar akan meningkat.
Namun, justru kenaikan harga beras tak dinikmati oleh petani sebagai produsen beras. Berkaca pada tren kenaikan harga beras, kategori petani atau produsen paling tidak mengalami kenaikan harga setiap seminggu sekali atau lebih lama. Namun, kenaikan di tingkat pedagang besar dan pasar tradisional bisa per satu hari.
Namun, kenaikan harga beras dapat dijadikan momentum untuk mencari cuan di pasar saham. Terdapat dua saham beras yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), salah satunya PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI).
Kenaikan harga beras sejak tahun lalu, sudah mengangkat saham NASI. Di mana, pergerakan saham PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) dalam sebulan melesat 14,9% dalam sebulan terakhir. Pada perdagangan kemarin, saham NASI melesat 1,32% ke posisi Rp 76/saham.
NASI yakin bahwa industri beras masih memiliki peluang yang sangat potensial besar kedepannya. Namun tidak hanya itu, karena perseroan menganut sistem pertanian plasma (Dengan melakukan pendampingan kepada para petani) yang menghasilkan beras berkualitas tinggi dan dapat diproduksi secara berkelanjutan. Perseroan memiliki peluang untuk memiliki kepastian pasokan bahan baku beras yang berkualitas tinggi dari para petani. Kualitas beras ini kemudian menjadi penting di masa depan, karena mulai adanya pergeseran perilaku masyarakat dalam memilih beras, masyarakat mulai menerapkan conscious eating atau memilih makanan yang berkualitas tinggi.
Kesimpulan
Berdasarkan laporan prospektus saham NASI, merupakan perusahaan penyedia dan penyalur beras yang sangat potensial, kualitas produk yang dihasilkan pun cukup baik dan dinilai mampu bersaing tidak hanya kepada sesama beras namun bahan pokok lainnya.
Tingginya pertumbuhan penduduk Indonesia menjadi poin penting terhadap prospek kedepan perseroan, dengan menjaga kualitas serta fokus kepada segmen yang dikuasai maka bukan tidak mungkin emiten NASI akan mampu meningkatkan kinerja keuangannya.
Prospek kedepan saham NASI semakin bagus dan menarik, jika perusahaan dapat mengeksekusi strateginya dengan tepat.
Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!
Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, hingga Aset Kripto di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online.
Ada berbagai fitur menarik yang tersedia untuk membantu Anda memaksimalkan potensi profit dari trading saham, salah satunya X-TRA Day Trading. Anda dapat menikmati X-TRA buying power hingga 7x lipat untuk maksimalkan potensi cuan.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib sekarang! Untuk investor crypto, Anda juga dapat mendownload aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.