Analisis Saham

Alasan Wajib Wait and See Sebelum Koleksi Saham UNIC

Ajaib.co.id – PT Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri bahan kimia alkylbenzene untuk bahan pembuatan deterjen. Perusahaan dengan kode saham UNIC ini memulai operasi secara komersial di tahun 1985.

Kegiatan bisnis utama UNIC adalah memproduksi alkylbenzene yang terdiri dari linear alkylbenzene, branched alkylbenzene, heavy alkylate, serta light alkylate.

Selain itu, UNIC juga memiliki bisnis melalui anak perusahaannya yang meliputi PT Petrocentral untuk memproduksi dan mendistribusikan sodium tripolyphosphate, Albright & Wilson Limited yang memproduksi dan mendistribusikan fosfat, polifosfat, surfaktan, bahan baku deterjen, serta naphthalene sulfonate formaldehyde, UIC Vietnam Co Ltd yang memproduksi dan mendistribusikan linear alkylbenzene sulfonic acid, sodium lauryl sulfate, serta sodium lauryl ether sulfate, hingga PT Unggul Indah Investama dan PT Wiranusa Grahatama.

Saham UNIC mulai diperdagangkan secara publik melalui bursa saham pada tahun 1989 dengan harga penawaran Rp17.250 per lembar saham. Mayoritas pemegang saham UNIC didominasi oleh PT Aspirasi Luhur dengan 36,35 persen kepemilikan. Saat ini pergerakan saham UNIC tampak positif yang ditutup di harga Rp4.980 pada perdagangan 1 April 2021.

Untuk mengetahui kelayakan saham UNIC, ketahui fundamental perusahaan dan rencana bisnis yang akan dilakukan terlebih dahulu melalui bedah kinerja saham UNIC berikut ini.

UNIC Catatkan Kinerja Positif di Sepanjang Sembilan Bulan Tahun 2020

Terlepas dari masa pandemi Covid-19 yang melumpuhkan hampir semua lini bisnis, namun justru dalam sembilan bulan pertama tahun 2020 menjadi periode yang positif bagi kinerja UNIC.

Hingga 30 September 2020, pendapatan UNIC mencapai USD240,33 juta yang tumbuh 1,87 persen dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya sebesar USD235,88 juta.

Di mana, volume produksi juga ikut meningkat menjadi 14,52 persen dibandingkan tahun lalu. Dengan begitu, laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai 13,68 juta USD naik 95,29 persen YOY.

Menurut pihak UNIC, salah satu pendongkrak kinerja bisnis adalah harga minyak bumi yang mengalami penurunan dan berkorelasi dengan harga bahan baku yang ikut turun. Di mana, bahan utama alkylbenzene berasal dari minyak bumi.

Kinerja Keuangan UNIC Cukup Positif dalam 5 Tahun terakhir

Bisnis UNIC di tahun 2020 yang dilanda masa pandemi bukan menjadi halangan bagi perseroan untuk tumbuh. Hal ini juga tampak dari kinerja keuangan dalam 5 tahun terakhir yang cukup positif, walaupun raihan penjualan dan laba belum tercatat konsisten.

Adapun data ikhtisar keuangan berdasarkan informasi finansial perseroan yang dapat dilihat seperti berikut (dalam USD):

Dari data tersebut, dapat diketahui secara penjualan UNIC masih belum konsisten untuk tumbuh. Hal ini bisa dilihat dari penurunan di tahun 2016 dan tahun 2019, walaupun tidak begitu signifikan. Sementara untuk raihan laba juga masih belum tercatat konsisten, ditambah di tahun 2015 UNIC harus mencatatkan kerugian.

Hal ini disebabkan oleh penurunan penjualan di tahun 2015 sebesar 20,01 persen dibandingkan tahun 2014. Di samping itu, industri kimia nasional masih bergantung dengan bahan baku impor sehingga perkembangannya dirasa cukup sulit. Ditambah dengan perlambatan ekonomi nasional menyebabkan kinerja UNIC di tahun tersebut masih negatif.

Sementara untuk penurunan laba di tahun 2017 disebabkan oleh UNIC yang menanggung beban pajak penghasilan mencapai 3,56 juta USD. Padahal, penjualan di tahun tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Sedangkan untuk laba bersih di tahun 2019 yang turun disebabkan oleh pendapatan yang menurun dibandingkan realisasi di tahun 2018.

Walaupun begitu, dilihat dari rasio keuangan UNIC, kondisi bisnis perseroan di tahun 2019 cukup baik dan sehat. Berikut data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 melalui informasi finansial perseroan:

Ketahui Prospek Bisnis UNIC ke Depannya Sehingga Sahamnya Layak untuk Dikoleksi

PT Unggul Indah Cahaya tengah merencanakan ekspansi di tahun 2021 dengan menambah Paraffin Convert to Olefins unit yang bertujuan menambah kapasitas produksi perseroan. Ketika ekspansi ini dilakukan, maka kapasitas produk alkylbenzene bakal naik mencapai 120.000 MT dari yang semula 300.000 MT per tahun.

UNIC berharap rencana tersebut dapat selesai pada tahun 2022 mendatang. Untuk tahun 2021 sendiri, UNIC masih terus menyimpan tenaga untuk persiapan ekspansi tersebut. Hal ini karena perseroan perlu menyusun kembali permintaan pasar dan kesiapan infrastruktur.

Menurut pihak UNIC, keinginan untuk meningkatkan kapasitas produksi di tahun ini memang ada, namun perseroan harus realistis.

Oleh karena itu, realisasinya ditargetkan pada 2022 dan 2023 mendatang. Sementara untuk anggaran modal belanja atau capex, UNIC menyiapkan 60 juta USD yang penggunaannya masih disesuaikan berdasarkan progress serta konstruksi kapasitas di tahun 2021.

Di samping itu, pertumbuhan penjualan bisnis UNIC juga sangat erat hubungannya dengan harga minyak dunia.

Di mana, bahan utama alkylbenzene 100 persen berasal dari minyak dunia sehingga pertumbuhan bisnis UNIC juga salah satunya dipengaruhi oleh faktor eksternal. Mengingat, industri kimia dalam negeri penggunaan bahan bakunya masih berasal dari impor.

Oleh karena itu, faktor eksternal juga menjadi hal penting yang harus disiasati industri kimia termasuk UNIC yang memproduksi alkylbenzene.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait