Properti

Alasan Harga Properti di Jakarta Sangat Mahal

Alasan Harga Properti di Jakarta Sangat Mahal

Beberapa waktu lalu, PT Ciputra Development, seperti diberitakan Kontan, properti di Jakarta sangat mahal karena harga tanah yang sangat mahal. Pasalnya, ada serangkaian aturan yang membuat harga jual semakin meningkat.

Tanah di Jakarta Sudah Langka

Tanah di Jakarta sudah tergolong langka. Di daerah yang masih menjadi Ibu Kota Republik Indonesia, tanah sudah menjadi gedung-gedung pencakar langit, pertokoan, hingga sarana olahraga.

Artadinata Djangkar, Direktur PT Ciputra Development menjelaskan bahwa adanya keharusan pengembang membangun fasilitas tertentu. Hal tersebut yang harus ditanggung pembeli dengan penambahan harga jual.

“Ada kewajiban untuk menyediakan sarana pendidikan di gedung, sarana ini harus dipenuhi dan cukup besar area yang disiapkan untuk sekolah. Kalau lihat kecocokan itu tidak cocok-cocok banget untuk sekolah, tetapi ini sudah jadi peraturan yang menambah biaya sehingga otomatis harga jual naik,” ujarnya.

Manajemen menyatakan untuk perizinan sebenarnya tidak menjadi sesuatu yang materiil, tetapi syarat terkait fasilitas-fasilitas yang malah justru menambah mahal harga jual. Padahal banyak fasilitas yang sudah dibangun tidak digunakan dengan optimal.

Misalnya untuk sekolah, bila nantinya anak-anak yang tinggal di apartemen sudah tamat belajar nantinya optimalisasi area ruang tersebut tidak termanfaatkan dengan baik. Di samping itu, masih ada sekolah-sekolah yang ada di area dekat pembangunan properti.

Dibangun Rumah Huniah yang Lebih Kecil

Tulus Santoso, Direktur Independen PT Ciputra Development menambahkan, mahalnya harga rumah di Jakarta tersebut masih disiasati. Salah satunya dengan membangun rumah hunian yang lebih kecil dan vertikal dengan mempertimbangkan akses transportasi yang murah.

“Harga tanah di Jakarta sudah mahal, tetapi di tempat mahal pun masih bisa terjangkau dengan disiasati dengan rumah yang lebih kecil dan ke atas,” tutupnya.

Selain tanah yang langka, penduduk di Jakarta juga terus bertambah setiap tahunnya. Penduduk DKI Jakarta pada tahun 2019 diproyeksikan mencapai 10,5 juta jiwa. Angka tersebut meningkat 0,73 persen dari proyeksi jumlah penduduk pada 2018 yang sebanyak 10,4 juta jiwa. Di mana, tedapat angka penduduk perempuan di Jakarta sebanyak 5,3 juta jiwa, sedangkan penduduk laki-laki sebanyak 5,2 juta jiwa. 

Berdasarkan usia, hasil survei terkait penyumbang tertinggi dari jumlah penduduk DKI Jakarta terdapat di usia produktif. Tercatat jumlah penduduk di Jakarta usia 15-64 tahun terdapat sebanyak 7,6 juta jiwa. Jumlah penduduk tertinggi terdapat di rentang usia 25-29 tahun sebanyak 944,3 ribu jiwa, 35-39 tahun sebanyak 931,7 ribu jiwa, dan 30-34 tahun sebanyak 926,2 ribu jiwa.

Sementara itu, jumlah penduduk terendah terdapat di rentang usia 75 tahun ke atas sebanyak 120,3 ribu jiwa, 70-74 tahun sebanyak 155,3 ribu jiwa, dan 65-59 tahun sebanyak 250,7 ribu jiwa. Proyeksi tersebut termuat dalam hasil Supas 2015 dengan judul Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045. Supas tersebut diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Pusat Statistik (BPS).

Bacaan menarik lainnya:

Darmadji, Tjiptono, dan Fakhruddin. (2012). Pasar Modal Di Indonesia. Edisi Ketiga.Jakarta: Salemba Empa


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait