Ajaib.co.id – Industri farmasi menjadi salah satu perusahaan yang paling dicari banyak orang, terutama selama pandemi 3 tahun lalu. PT Kimia Farma Tbk (saham KAEF) merupakan salah satu perusahaan industri farmasi yang menunjukkan pertumbuhan pada masa itu.
Selain menjual obat-obatan dan vitamin, PT Kimia Farma (KAEF) juga menyediakan alat pemeriksaan COVID-19. Di mana PT Kimia Farma telah mendukung penuh penurunan harga tes PCR sesuai arahan dari pemerintah. Lalu bagaimana nasib saham KAEF setelah pandemi usai? Apakah masih menunjukkan kinerja terbaiknya?
Profil PT Kimia Farma Tbk (KAEF)
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) bergerak di bidang industri farmasi pertama yang didirikan di Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1817. Saat awal didirkan perusahaan ini bernama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co.
Kemudian, didasarkan pada kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda pada masa awal kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi pada tahun 1958. Peleburan perusahaan ini menjadi Perusahaan Negara Farmasi (PNF) Bhinneka Kimia Farma.
Selanjutnya, pada tanggal 16 Agustus 1971, ada perubahan bentuk dari badan hukum PNF menjadi Perseroan Terbatas. Alhasil nama perusahaan farmasi ini berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).
PT Kimia Farma Tbk Melakukan pencatatan saham perdana untuk publik (IPO) pada 4 Juli 2001. Pada awal IPO, perusahaan dengan kode emiten KAEF ini dimiliki oleh pemerintah 90,025% dan 9,975% milik publik. Namun, melalui adanya proses inbreng yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada 28 Februari 2020, kepemilikan saham milik KAEF, berupa 4.999.999.999 saham seri B dialihkan kepada PT Biofarma.
Kinerja Keuangan dari Laporan Keuangan Terakhir
Berikut ini laporan kinerja keuangan KAEF 5 tahun kebelakang.
Komponen | Q2 2024 | 2023 | 2022 | 2021 | 2020 | 2019 |
Pendapatan | 2,67 triliun | 9,96 triliun | 9,60 triliun | 12,85 triliun | 10,00 triliun | 9,40 triliun |
Laba Kotor | 687,96 miliar | 2,78 triliun | 3,22 triliun | 4,04 triliun | 3,62 triliun | 3,49 triliun |
Laba Bersih | -124,04 miliar | -1,48 triliun | -170,04 miliar | 302,27 miliar | 17,63 miliar | -12,72 miliar |
Total Aset | 17,06 triliun | 17,58 triliun | 20,35 triliun | 17,76 triliun | 17,56 triliun | 18,35 triliun |
Total Liabilitas | 11,13 triliun | 11,19 triliun | 11,01 triliun | 10,52 triliun | 10,56 triliun | 11,11 triliun |
Total Ekuitas | 5,93 triliun | 6,3 triliun | 9,33 triliun | 7,23 triliun | 6,99 triliun | 7,24 triliun |
Dilansir dari Indopremier, saham KAEF membukukan rugi bersih pada Q2 2024 sebesar Rp226,8 miliar. Naik bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 sebesar Rp21,8 miliar. Dengan demikian, rugi bersih per saham setara dengan Rp40.50 per lembar.
Selain itu, untuk margin kotor KAEF mengalami penurunan menjadi 30,3% pada Q2 2024, dibandingkan dengan Q2 2023 sebesar 36,97%. Margin laba bersih juga mengalami penurunan menjadi -4,35% di Q2 2024 dibandingkan dengan Q2 2023 yang sebesar -0,44%
Berikut ini kinerja margin KAEF:
Komponen Laba | Q2 2024 | Q2 2023 | Q2 2022 | Q2 2021 |
Gross Profit Margin (GPM) | 30,3% | 36,97% | 33,37% | 33,48% |
Operating Profit Margin (OPM) | -3,18% | 4,78% | -0,31% | 6,44% |
Net Profit Margin (NPM) | -4,35% | -0,44% | -4,64% | 1,04% |
Selanjutnya mari kita bahas dulu rasio-rasio keuangan umum KAEF. Berikut ini datanya:
Rasio | Q2 2024 | Q2 2023 | Q2 2022 | Q2 2021 |
Return on Equity (RoE) | -2,29% | -0,28% | -2,94% | 0,57% |
Return on Assets (RoA) | -0,74% | -0,11% | -1,15% | 0,22% |
Current Ratio (CR) | 60,82% | 102,66% | 94,16% | 98,50% |
Debt to Equity Ratio (DER) | 202% | 141% | 155% | 152% |
Dari rasio-rasio di atas terlihat bahwa kondisi binsis KAEF ini sedang tidak baik-baik saja. Terlihat dari ROA dan ROE yang masih negatif yang menunjukkan perusahaan mengalami kerugian di sepanjang 2024.
Adapun perusahaan masih berkutat dengan utang karena terlihat dari rasio utang terhadap ekuitas (DER) di level yang cukup tinggi. Dengan DER berada di level 202% di mana angka ini menandakan perusahaan memenuhi pembiayaan operasional lewat bantuan utang.
Pasalnya perusahaan yang sehat keuangannya ditunjukan dengan rasio DER di bawah angka 1 atau di bawah 100%. Kondisi ini memang bisa dikatakan wajar, mengingat saat ini sektor penting seperti kesehatan dan farmasi mendapatkan kucuran bantuan dana berupa pinjaman dari pemerintah.
Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham
KAEF merupakan salah satu perusahaan yang sempat memberikan dividen tunai kepada investornya. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tidak membagikan dividennya pada tahun 2024, karena saham KAEF masih mencatatkan rugi bersih Rp1,48 triliun pada tahun 2023. Berikut daftar pembagian dividen sejak pertama kali IPO.
Tanggal Dividen | Dividen | Imbal Hasil |
---|---|---|
2022 | 16,327347 | 1,10% |
2021 | 1,270351 | 0,05% |
2019 | 14,98 | 0,47% |
2018 | 17,66 | 0,83% |
2017 | 9,63 | 0,39% |
2016 | 8,9611 | 0,68% |
2015 | 8,4488 | 0,70% |
2014 | 9,6574 | 1,08% |
Prospek Bisnis KAEF
Dilansir dari Bisnis.com, Darwin Wibowo dan Dwi Ary Purnomo hengkang dari kursi komisaris emiten pelat merah farmasi, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF). Kondisi ini membuat perseroan akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) dalam waktu dekat.
Direktur Utama Kimia Farma Djagad Prakasa Dwialam, dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), menjelaskan bahwa Darwin Wibowo telah menyampaikan surat pengunduran diri dari posisinya sebagai komisaris perseroan.
Selain itu, Djagad menyampaikan bahwa Dwi Ary Purnomo yang menjabat Komisaris KAEF sejak 2021 telah memperoleh penugasan baru sebagaimana tertuang dalam surat keputusan pemegang saham secara sirkuler PT Pertamina EP. Hengkangnya dua komisaris tersebut membuat komposisi susunan dewan komisaris Kimia Farma berkurang dari sebelumnya 7 kursi menjadi 5 kursi.
Saat ini, Kimia Farma sedang menghadapi tekanan dari sisi keuangan. Sampai dengan semester I/2024, emiten farmasi ini membukukan rugi bersih Rp226,78 miliar atau membengkak dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp21,75 miliar.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAEF Lina Sari mengatakan bahwa perseroan berencana melakukan reorientasi bisnis dan restrukturisasi keuangan guna menjaga kinerja perseroan tumbuh positif serta berkelanjutan.
Rencana transformasi perseroan untuk penguatan operasional dan peningkatan profitabilitas dilakukan bersama-sama dengan Project Management Office [PMO] restrukturisasi keuangan dan reorientasi bisnis yang dibentuk oleh Kementerian BUMN.
Ia juga menuturkan langkah tersebut akan menjadi landasan strategi portofolio bisnis perseroan di berbagai segmen, mulai dari manufaktur hingga menyasar segmen retail. Di lantai bursa, saham KAEF bertengger di level Rp700 per saham hingga akhir perdagangan Selasa (29/10/2024).
Perlu diketahui juga bahwa sejumlah saham emiten farmasi menunjukkan kinerja positifnya selama 30 hari terakhir, hingga Selasa (3/9/2024). Adapun, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) membukukan kenaikan harga saham paling tinggi.
Adapun berdasarkan data RTI Business, saham farmasi PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) membukukan pertumbuhan harga tertinggi sebesar 24,79% dalam sebulan terakhir, dengan harga saham dibanderol Rp730. Total saham KAEF yang diperdagangkan selama sebulan terakhir, mulai 5 Agustus – 3 September 2024, mencapai 1,42 juta saham dengan nilai Rp1,05 miliar.
Nah, bagi kamu yang tertarik membeli saham KAEF, kamu bisa membelinya dengan mudah melalui aplikasi Ajaib. Di Ajaib, kamu bisa membeli saham mulai dari Rp100 ribu dan bisa dilakukan kapan dan di mana saja secara online.
Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!
Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat dan aman. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, hingga obligasi di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online. Untuk investor crypto, Anda juga dapat mendownload aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.