Bisnis & Kerja Sampingan

Belajar Jadi Wirausahawan Sukses dari Susi Pedjiastuti

wirausahawan sukses

Ajaib.co.id – Nama Susi Pudjiastuti sebelumnya tidak terlalu dikenal publik. Kecuali di kalangan pebisnis, wanita ini memang sudah punya nama sebagai wirausahawan sukses. Barulah ketika ia masuk dalam kabinet pemerintah namanya kemudian menjadi sorotan dengan berbagai sepak terjangnya.

Pasca reformasi, presiden Indonesia punya kebiasaan untuk memasukkan salah satu pengusaha sukses di bidangnya masuk dalam kabinet dengan menjadi menteri. Tujuannya agar kecakapan orang tersebut dalam menjalankan bisnis bisa ikut berkontribusi untuk membangun perekonomian negara.

Nama Nadiem Makarim kali ini menjadi buah bibir ketika dijadikan Menteri Riset Teknolgi dan Perguruan Tinggi (Menriste). Namun di era pemerintahan Jokowi sebelumnya, Susi Pudjiasti yang mendapatkan sorotan media paling banyak. Tingkah lakunya yang berbeda dari menteri kebanyakan dalam latat belakangan pendidikan yang bahkan tidak lulus SMA jadi pembicaraan.

Namun tentu saja ini tidak bisa menghilangkan jejak sejarah bahwa wanita asal Pangandaraan ini sudah berhasil menjadi pengusaha sukses. Kisah sukses yang dia ukir untuk memulai bisnis sampai menjadi eksportir dan pengusaha aviasi diharapkan bisa kembali terjadi khususnya ketika memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Belajar Karakter Wirausahawan Sukses dari Susi Pudjiasti, Pengusaha yang Jadi Menteri Favorit Masyarakat

Ada banyak pengusaha sukses yang sudah dikenal oleh masyarat. Misalnya saja Bob Sadino yang sudah jadi legenda, William Tanuwijaya dan Achmad Zaky yang jadi pionir dunia e-commerce Indonesia dan Reza Nurhilman yang menginpirasi dengan usaha kulinernya atau Ferry Unardi yang membuat traveling lebih mudah dengan Traveloka.

Namun tak banyak yang kenal dengan Susi Pudjiasti sebelumnya. Padahal kiprahnya sudah sampai ke luar negeri. Hal ini tak lain merupakan buah kerja kerasnya. Kisahnya sebenarnya bisa jadi inspirasi bagi banyak anak muda negeri ini. Sayangnya, tidak banyak yang mengulasnya selain dari sikapnya yang kerapkali eksentrik ini.

Susi jelas tidak akan menjadi pengusaha sukses seperti sekarang tanpa sikapnya yang pemberani. Wirausahawan sukses merintis karirnya dengan berani mengambil keputusan dan menanggung konsekuensinya.

Berbagi wewenang dan tanggung jawab bukanlah tantangan yang mudah bagi mereka. Namun ia menunjukkan bisa melakukannya bahkan ketika menjadi menteri yang terkenal dengan kebijakan agresifnya dengan menenggelamkan kapal ilegal yang masuk perairan Indonesia.

Tokoh Inspiratif

Di antara 10 nama dalam daftar wirausahawan sukses yang meliputi para founder startup digital milenial populer, wirausahawan agrobisnis, hingga pengusaha muda, ada satu nama yang hampir menuntaskan siklus penuh perjalanan karir.

Mulai dari pengepul amatiran, wirausahawan sukses, hingga aparatur negara. Nama Susi Pudjiastuti ramai dibicarakan publik ketika didaulat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan dalam kabinet kerja Presiden Jokowi 2014-2019. Semua salut padanya karena tamatan SMP mampu menjadi wirausahawan sukses.

Kisah Inspiratif

Susi Pudjiastuti lahir di Pangandaran 15 Januari 1965 dari pasangan Haji Ahmad Karlan dan Hajjah Suwuh Lasminah asal Jawa Tengah. Kesulitan biaya mendorongnya berwirausaha dan meninggalkan pendidikan.

Beliau mulai menjadi pengepul ikan di pasar pelelangan Pangandaran tahun 1983, dan menjualnya ke restoran lokal. Ia pun mampu segera menguasai bursa pasar pelelangan ikan dan mulai mengembangkan sayap bisnisnya hingga ke berbagai negara.

Bisnis pengolahan ikan ini pun meluas dengan keputusannya untuk menjual komoditas ini hingga pasar Asia dan Amerika. Karena hal ini, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut produk hasil lautnya dalam keadaan masih segar

Langkah Besar dalam Dunia Bisnis

Perkembangan bisnis yang pesat mendorong beliau mendirikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product pada 1996 yang menghasilkan produk lobster Susi brand, dengan pasar ekspor hingga ke Jepang.

Bisnis tersebut mendorong beliau memulai usaha penerbangan perintis dan pengangkutan barang dengan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp20 Miliar via pinjaman bank. Tujuannya untuk mempercepat pengiriman komoditi ekspornya tanpa terkendala layanan transportasi.

Bisnis penerbangan sendiri diawali dengan niat baiknya untuk memberi bantuan ke lokasi tsunami di Aceh pada tahun 2004 silam. Kala itu bandara hancur lebur dan semua akses trasportasi terputus. Atas inisiatifnya sendiri, Susi meminjamkan pesawatnya untuk mengangkut bantuan selama dua minggu.

Namun, ketika Susi akan menarik kembali pesawatnya banyak organisasi kemanusiaan yang ingin tetap memakai pesawatnya. Mereka bersedia menyewa pesawatnya untuk mengirim bantuan ke Aceh. Dari sini, Susi kemudian terpikir untuk secara serius terjun ke bisnis penerbangan.

Karena ternyata banyak peminatnya, akhirnya beliau memutuskan untuk mendirikan maskapai penerbangan perintis PT ASI Pudjiastuti Aviation yang populer dikenal dengan Susi Air pada 2004. Kini Susi Air memiliki 50 pesawat yang aktif melayani berbagai rute penerbangan.

Tanggung Jawab Besar

Kesuksesan Ibu Susi mengatasi berbagai rintangan bisnis telah membuatnya mahir dalam, bukan hanya perencanaan, tapi juga penguasaan teknis pelaksanaan lapangan. Kecepatan membaca peluang, menemukan solusi, mengambil keputusan serta keberanian menanggung konsekuensi, telah mengukuhkan kemandiriannya.

Ibu Susi memiliki semua ciri seorang planner sekaligus implementer. Lebih dari itu, kepeduliannya terhadap sesama tampak saat pesawat Cessna miliknya berhasil menjadi pesawat pertama yang mencapai lokasi bencana yang terisolasi.

Pesawat ini dimaksudkan untuk mendistribusikan bantuan bagi korban, 2 hari setelah gempa tektonik dan tsunami melanda Aceh dan pantai barat Sumatera 26 Desember 2004. Semua prestasi dan kemanusiaannya membuat Presiden akhirnya memandatkan kepercayaannya kepada Ibu Susi untuk memimpin Kementrian Kelautan dan Perikanan pada 26 Oktober 2014.

Menyikapi kepercayaan besar itu, Ibu Susi merasa terpanggil dan memutuskan melepas semua posisinya di Susi Air, termasuk Presiden Direktur PT. ASI Pudjiastuti, demi menghindari konflik kepentingan sebagai Menteri dan pemimpin bisnis.

Dibalik kepopuleran gaya kontroversialnya yang “tercidyuk” merokok saat pelantikan, punya tato Burung Phoenix, casciscus berbahasa Inggris, lenggang-lenggok catwalk dan “bercuit” Twitter, Menteri Susi Pudjiastuti adalah sosok yang tegas berintegritas. Tak heran kemudian dia menjadi kesayangan publik dengan berbagai sepak terjangnya.

Prestasi Besar Wirausahawan Sukses

Kenyang akan award, Ibu Susi konsisten meraup PULUHAN PENGHARGAAN NASIONAL dan INTERNASIONAL, termasuk:

  • Award for Innovative Achievements, Extraordinary Leadership and Significant Contributions to the Economy, APEC, 2011

Salah satu ungkapan bijaknya:

“Bekerja keras adalah bagian dari fisik, bekerja cerdas merupakan bagian dari otak, sedangkan bekerja ikhlas ialah bagian dari hati.”

Sandungan Besar Wirausahawan Sukses Adalah Kemandiriannya Sendiri

Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, prestasi Ibu Susi diakui dunia internasional. Namun siapa sangka satu-satunya sandungan bagi karir Srikandi maritim ini adalah: kemandiriannya sendiri. Berdinas sebagai seorang Mentri Kabinet Kepresidenan sebenarnya hanyalah menjadi unit dari “rangkaian onderdil mesin turbo” pemerintahan Presiden.

Tangkas beroperasi dalam sistem kecerdasan dan tanggung jawab kolektif justru jadi kunci sukses kinerja. Karena Kabinet Kepresidenan bukanlah ajang pengujian kemandirian diri dengan orisinalitas kebijakan, ataupun patriotisme dalam menanggung konsekuensinya sendirian.

Seorang menteri adalah PEMBANTU Presiden, termasuk Menko-Menko-nya. Bagi seorang wirausahawan sukses seperti Ibu Susi, ikut bertanggung jawab atas kebijakan kolektif yang tidak populer adalah tantangan yang sungguh berat.

Presiden Jokowi menegaskan tidak ada visi dan misi menteri, melainkan visi-misi Presiden dan Wapres – seolah mengacu pada kisah dilematik Susi Pudjiastuti dan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pada kasus:

  • Lelang Kapal Pencuri Ikan
  • Larangan Penggunaan Plastik
  • Penenggelaman Kapal
  • Penggunaan Cantrang

Ibu Susi memaklumi bahwa perbedaan pendapat adalah hal lumrah dalam berorganisasi, mengakui sering tak sependapat dengan atasannya dan ngeyel karena yakin kebijakan yang dikeluarkan kementeriannya hasil pertimbangan matang.

Ia enggan kongkalikong lantaran yakin kebijakan yang diambilnya menyangkut kepentingan publik. “Sebab, persoalannya kita punya tanggung jawab. Kalau kita iya-iya saja, tapi dituntut mempertanggungjawabkan, apa yang mau dikata?” tuturnya.

Daripada hanya mengiyakan atasan, dia lebih memilih mengikuti prinsip yang dianggapnya benar, meskipun dicap keras kepala. “Ya lebih baik saya keras kepala mempertahankan prinsip dan tahu pasti bahwa itu benar berdasarkan hasil analisa, dan bila memang hal itu merugikan mayoritas masyarakat, saya akan tanggung jawab,” kata Susi.

Pendapatan Domestik Bruto memang naik 50% dalam hampir 4,5 tahun. Tapi ingatkah Ibu Susi bahwa di samping kepentingan publik dan tanggung jawab pribadinya sebagai menteri. Masih ada deretan kepentingan dan tanggung jawab lainnya seperti: kepentingan dan tanggung jawab Pak Menko, Pak Presiden, para investor, dan popularitas negara tercinta di tengah “nyinyirnya” ekonomi dunia?

Andaikan saja Ibu Susi sang pecinta bebasnya langit dan gelombang samudra tak merasa ruang berkarya di pemerintahan terlalu “pengap” baginya, mungkin saat ini Indonesia masih bisa asik menyaksikan perkasanya sepak terjang beliau membela laut Indonesia.

Namun sepertinya jiwa wirausahawan sukses milik Susi terlalu sulit dikekang di sarang pemerintahan. Meskipun sudah berupaya memberikan yang terbaik, nyatanya ia tidak diberi kesempatan melanjutkan kinerjanya lagi. Kini ia kembali berkiprah sepenuhnya di dunia bisnis dengan mengembangkan perusahaanya dengan inovasi-inovasi terkini.

Artikel Terkait