Ajaib.co.id – Di era digital seperti saat ini banyak sekali orang yang menyebutkan istilah generasi milenial. Mereka lah yang disebut-sebut akan menguasai era ini. Walaupun pengertian milenial umumnya diartikan sebagai sebuah generasi yang muda dan kekinian, tapi sebenarnya merupakan revolusi cara pikir dan perilaku yang bisa terjadi pada siapapun.
Apa itu Generasi Milenial?
Generasi milenial umumnya diartikan sebagai generasi yang lahir antara tahun 1981-1996, sehingga kini berusia 22–37 tahun. Sebuah situasi khusus terjadi pada generasi ini, seperti paparan berikut:
Umumnya sebuah generasi lahir dalam kurun waktu 18 tahun atau lebih. Di masa lalu, tak banyak perubahan yang terjadi dalam 18 tahun, karenanya, representasi gambaran sosialnya jelas.
Namun, banyak perubahan drastis yang terjadi antara tahun 1981–1996, bahkan hingga era revolusi teknologi digital saat ini. Sehingga pengertian Milenial terbelah menjadi dua golongan masyarakat berbeda.
Jean M. Twenge, penulis buku iGen, meyebutkan bahwa generasi Milenial terbelah menjadi 2 golongan, disebabkan oleh peluncuran iPhone pada 2007 dan resesi ekonomi di 2008.
“Pengaruhnya mungkin dilebih-lebihkan, dan mungkin karena momen terjadinya pas bertepatan, maka pada tahun 2017 kondisi seseorang yang berumur 33 tahun jauh berbeda dengan yang berumur 23 tahun,” ujarnya.
Siapa Generasi Milenial?
Ada banyak pendapat yang mendefinisikan kelompok milenial. Hal ini disebabkan karena dipengaruhi banyak faktor seperti geografis, budaya, dan sebagainya. Selain itu orang-orang yang lahir dalam populasi ini digambarkan yang mengalami peristiwa penting yang sama dalam jangka waktu tertentu. Sehingga ada patokan waktu yang tepat dan sama. Di bawah ini adalah beberapa pendapat tentang kelompok generasi milenial menurut beberapa ahli.
a. Howe dan Strauss: kelompok milenial terdiri dari individu yang lahir antara tahun 1982 hingga 2004.
b. Iconoclast, perusahaan riset konsumen mengatakan bahwa generasi milenial pertama lahir pada 1978.
c. Majalah Newsweek melaporkan generasi milenial lahir antara tahun 1977 hingga 1994.
d. DalNew York Times mematok generasi milenial pada 1976 hingga 1990 dan 1978 hingga tahun 1998.
e. Artikel majalah Time menempatkan generasi millenial pada kelahiran antara tahun 1980-an hingga tahun 2000.
Memahami Terbelahnya Pengertian Milenial
a. Milenial “Tua” (iGen)
Mereka bukan “suku asli” digital seperti sepupu mudanya.
Internet bukan minat alamiah mereka, harus belajar menggunakannya. Telat akrab dengan smartphone (Blackberry), tablet dan laptop.
b. Milenial “Muda”
Diasuh dan dimanja oleh orang tua yang tak ingin melakukan kesalahan generasi sebelumnya, Milenial “Muda” percaya diri, ambisius, dan berorientasi pada pencapaian.
Sebagai pebisnis mereka punya ekspektasi tinggi terhadap karyawannya, cenderung mencari tantangan baru dalam pekerjaan, dan tidak takut mempertanyakan kewenangan otoritas.
c. Cara Pikir yang Mengubah Pengertian Milenial
Tak hanya kepada “Milenial Tua”, perilaku khas anak “Milenial Muda” juga menjangkiti generasi lain di sekitarnya, dipicu oleh pergaulan dan tuntutan pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang terlibas dampak revolusi teknologi digital.
Revolusi digital tidak akan menunggu proses adaptasi manusia, karena tujuannya adalah “menyalip” tantangan desrupsi ekonomi. Jadi, mau nggak mau, semua oranglah yang harus “berlari mengejarnya”!
Akhirnya, lebih dari sekedar identitas umur, pengertian Milenial meliputi sebuah cara pikir dan perilaku yang, seperti disebutkan di atas, kritis dan ambisius dalam pencapaian.
Mereka juga suka tantangan dan tidak takut bertanya. Ketika perilaku ini akhirnya muncul pada generasi lain, terlebih kaum manula – pengertian Milenial bukan lagi monopoli 1 generasi tertentu.
Karakteristik Generasi Millennial
Karakteristik atau ciri-ciri generasi milenial terbilang unik jika dibandingkan generasi sebelumnya. Di mana generasi milenial menurut Time merupakan orang yang lahir pada tahun 1980 hingga 2000.
Kini, generasi milenial disebut sebagai populasi terbesar di dunia. Di mana, menurut Katadata, terdapat 269,9 juta generasi milenial di Indonesia pada 2020. Dengan jumlah yang besar, milenial selalu dinilai memiliki beberapa karakteristik yang menonjol. Di bawah ini adalah beberapa karakter yang identik dengan generasi milenial.
1. Mudah Beradaptasi
Generasi milenial dianggap sebagai generasi yang mudah beradaptasi terhadap banyak hal. Di mana, mereka selalu bisa melihat segala sesuatu mudah dan berubah secara cepat, salah satunya dalam hal teknologi.
Karena itulah, dibutuhkan kemampuan beradaptasi agar tidak ketinggalan dengan orang lain. Tidak hanya itu, generasi ini juga sering membawa perubahan yang signifikan terhadap lingkungan di sekitarnya. Sehingga, tidak heran ketika ada anjuran work from home (WFH), generasi milenial cenderung memiliki karakteristik yang lebih mudah beradaptasi daripada generasi-generasi sebelumnya.
2. Melek Teknologi
Generasi satu ini dianggap generasi yang melek teknologi. Di mana, mereka lahir di saat teknologi sudah berkembang. Seiring pertumbuhan dan perkembangan dirinya, kemajuan teknologi juga berkembang pesat.
Setiap ada perubahan terbaru, biasanya generasi ini menjadi yang pertama untuk mengetahuinya. Mereka tidak kaget ketika ada teknologi-teknologi tercanggih yang terus muncul. Dalam keluarga, biasanya generasi ini lebih banyak mengajari orang tuanya untuk menggunakan teknologi terbaru.
3. Achievement-Oriented
Menurut The Balance Careers, milenial juga menjadu generasi yang achievement-oriented atau berorientasi pada pencapaian. Di mana, generasi ini dididik oleh orang tuanya untuk menjadi lebih baik dari mereka dan generasi sebelumnya.
Sehingga, generasi ini bisa tumbuh dengan karakteristik percaya diri, ambisius dan ingin lebih daripada orang lain, sehingga mereka berharap dan memiliki tujuan agar segala usahanya membuahkan hasil yang maksimal. Dalam lingkungan kerja, generasi ini juga cenderung berani dan memiliki target pencapaian yang jelas dalam pekerjaannya.
4. Butuh Perhatian
Generasi ini cenderung membutuhkan perhatian dari orang sekitar berupa pujian, pertanyaan, atau ajakan untuk berdiskusi. Hal ini terlihat dengan jelas di dunia maya. Di mana, mereka akan senang jika konten yang mereka post mendapat banyak likes dan comments yang banyak. Tidak jarang juga generasi milenial memberi perhatian kepada orang lain untuk mendapat perhatian yang sama.
5. ‘Me Me Me Generation’
Generasi yang lahir pada sekitar tahun 1950 dulu, biasanya akan bangga ketika memajang foto pernikahan, sekolah, atau bersama kerabatnya. Namun berbeda dengan generasi milenial. Di mana, mereka akan bangga jika mereka menampilkan foto dirinya sendiri atau setidaknya bersama binatang peliharaannya.
Generasi ini juga memiliki karakteristik berupa kepercayaan diri yang tinggi sehingga senang untuk melakukan berbagai hal sendiri. Meski begitu, generasi ini tidak begitu tertarik pada urusan negara dan politik jika dibandingkan generasi sebelumnya.
6. Berpikiran Terbuka
Generasi satu ini juga memiliki pikiran yang terbuka sejalan dengan banyaknya orang yang menggunakan media sosial. Biasanya, generasi milenial di social media bisa berteman dengan siapa saja yang berasal dari negara, etnis, atau agama lain.
Dengan pengalamannya di social media inilah mereka cenderung terbuka dengan pendapat orang lain. Mereka juga tidak terlalu memaksakan kehendak dan tradisi sendiri, tapi melihat bahwa setiap orang berhak memiliki kehendaknya masing-masing.
7. Mudah Bosan
Ini bisa jadi salah satu karakter yang kurang baik namun juga bisa berdampak positif. Biasanya generasi ini akan senang mencoba hal baru sehingga membawa mereka menjadi generasi yang mudah bosan.
Mereka akan dengan senang hati membuka diri pada hal-hal baru. Namun, ketika dihadapkan oleh hal yang sama dalam waktu lama, mereka akan mudah bosan. Hal ini terlihat jelas di dunia kerja. Di mana, banyak generasi milenial yang cenderung lebih suka berpindah-pindah tempat kerja dibandingkan generasi sebelumnya.
Perilaku Digital yang Meredefinisi Pengertian Milenial
a. Kesadaran kesehatan yang Milenial
Sebagai akibat pola pendidikan dan gaya hidup mereka, negara-negara barat kini umumnya memiliki lebih banyak jumlah manula, daripada anak muda.
Pola hidup keluarga kecil dan perilaku individualis menyebabkan para manula dituntut tetap semandiri ketika mereka masih muda. Akhirnya, generasi tua harus mengadaptasi cara pikir dan perilaku “Milenial Tua” bahkan “Milenial Muda”, guna memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Menurut riset Accenture yang dirilis Senin, 4 November 2019, 27% manula di Inggris mencari tahu sendiri tentang aspek-aspek kesehatan yang mereka butuhkan, seperti indikator kesehatan (18%), berat badan, tekanan darah atau informasi yang berkaitan dengan sejarah kesehatan mereka (11%).
77% dari mereka mengatakan bahwa layanan digital diperlukan untuk penjadwalan pertemuan via online, 69% menggunakannya untuk pengingat elektronik, 64% menggunakannya untuk mengakses catatan kesehatan.
“Pada saat kaum manula mulai berpaling pada internet untuk perbankan, shopping, entertainment dan komunikasi, mereka juga berharap bisa secara nyata mengatur aspek-aspek layanan kesehatan.” Aimie Chapple – managing director for Accenture’s health business U.K.
Untuk memenuhi kebutuhan populasi generasi yang menua, sistem kesehatan perlu mengembangkan pilhan-pilihan digital demi menarik pasien-pasien berumur, dan membantu mereka mendapatkan perawatan di luar ruang praktek dokter. Kurang Milenial gimana coba, para manula zaman now!
b. Preferensi gawai yang Milenial
Temuan dari laporan tahunan Ofcom tentang “Penggunaan Media dan Perilaku 2019” menunjukkan pertumbuhan drastis dalam penggunaan teknologi oleh manula sejak 2015 hingga 2016.
Yang berusia 65-74 (Babyboomers) kini semakin terhubung, dengan 39% menggunakan smartphone. Telah terjadi peningkatan tajam jumlah penggunaan tablet oleh manula berusia di atas 75 tahun, dari 15% ke 27%, dan di golongan ini pemakaian smartphone meningkat 2 kali lipat dari 8% ke 15%.
c. Preferensi medsos yang Milenial
Hampir setengah (48%) dari pengguna internet berumur 65-74 kini memiliki medsos. Di antara yang berusia 75 tahun ke atas, penikmat medsos meningkat 2 kali lipat – dari 19% ke 41%.
87% dari yang berusia di atas 65 tahun memilih akun Facebook, WhatsApp (6%) dan Instagram (1%). Walaupun 44% dari yang berusia di atas 75 tahun aktif beronline, sisanya tidak berinternet dan tidak berencana untuk memulainya.
d. Preferensi konsumsi waktu online yang 1/2 Milenial
Meskipun makin saling terhubung, manula menghabiskan kurang dari setengah jumlah waktu beronline generasi Milenial. Yang berusia di atas 65 tahun beronline 15 jam per minggu.
Sementara yang berusia 16-24 hingga 32 jam per minggu. 51% dari yang berusia di atas 75 tahun adalah pengguna “kecil” internet.
Mereka juga tak terlalu paham tentang link pendukung hasil pencarian. 27% dari pengguna mesin pencari berusia di atas 75 tahun menyatakan bahwa mereka tidak yakin.
Kurang dari ½ (46%) merasa mampu mengidentifikasi link pendukung, begitu pula iklan yang dipersonalisasikan. 72% dari yang berusia di atas 75 tahun dan 60% dari yang berusia 65-74 menyatakan bahwa mereka tidak menyadari iklan tipe ini.
Perbedaan Gen X, Y, dan Z
Agar lebih jelas, di bawah ini adalah beberapa perbedaan gen x, gen y, dan gen z.
Generasi X | Generasi Y (Milenial) | Generasi Z | |
Tahun kelahiran | 1961-1980 | 1981-1995 | 1996-2010 |
Karakteristik | Mandiri, lahir dan dibesarkan orang tua dengan generasi baby boomers yang workaholic, efisien, career-minded, berpegang teguh pada prinsip. | Generasi y memiliki sifat optimistik, idealis, individualis, tumbuh besar saat era digital mulai berkembang, mencari pekerjaan sesuai passion, mudah bosan. | Lahir ketika teknologi berkembang pesat, menginginkan semuanya yang serba instan, kurang ambisi untuk bisa sukses, cepat beradaptasi dengan teknologi. |
Lingkungan kerja yang disukai | Jenjang karir yang jelas, suasana kantor efisien dan fleksibel, informasi yang jelas mengenai manajemen perusahaan | Fleksibel, suasana kantor yang kekeluargaan, selalu ada tantangan baru, bekerja sama baik dengan rekan sekantor. | Generasi Z umumnya belum bekerja karena masih berusia remaja. |
Kehidupan sosial media | Social media yang digunakan umumnya Facebook dan Twitter. Socmed digunakan untuk berhubungan dengan kawan lama, sharing sesuatu dan memberikan informasi bagi yang lain. | Media sosial yang digunakan umumnya Facebook, Twitter, dan Instagram. Sharing karena kebutuhan sosial, dan menunjukkan eksistensi diri. | Sosmed yang digunakan umumnya Instagram. Generasi ini memiiki kredibilitas untuk membangun citra diri melalui sosmednya. |
Pola pikir | Masih menghormati birokrasi dan mau mengikuti aturan. | Cenderung idealis, jika ada aturan yang tidak sesuai maka ditinggalkan. | Cenderung serba instan, malas “ribet” dengan aturan. |