Bisnis & Kerja Sampingan, Dunia Kerja

Pengertian Perusahaan Dagang dan Keberpihakan Produk Lokal

pengertian perusahaan dagang

Pengertian Perusahaan Dagang

Pada dasarnya, pengertian perusahaan dagang adalah perusahaan yang aktivitas utamanya adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali produk-produk perdagangan, tanpa memberi nilai tambah dengan cara mengolah, mengubah ataupun memodifikasi sifat produk demi meraih nilai jual lebih tinggi.

Keuntungan yang didapat hanya berasal dari proses operasionalnya berjual-beli produk yang berupa bahan baku, setengah jadi, maupun produk jadi.

Pengertian Perusahaan Dagang Berdasarkan Produk Yang Diperdagangkan

Perusahaan Dagang Bahan Baku

Perusahaan dagang jenis ini memperjual-belikan produk bahan baku (raw material) seperti kayu dan bijih besi sebagai bahan dasar industri produk jadi, atau bahan dasar industri alat-alat produksi untuk menghasilkan produk jadi, seperti papan multiplex, tekstil, dan mesin cetak pabrik.

Perusahaan Dagang Produk Jadi

Perusahaan dagang jenis ini memperjual-belikan produk jadi (final good) yang siap digunakan untuk konsumsi manusia seperti: sepatu, pakaian, furnitur, alat tulis, dlsb.

Pengertian Perusahaan Dagang Berdasarkan Skala Perdagangan

Perusahaan Dagang Besar (Wholesaler)

Wholesaler melakukan pembelian produk secara langsung dari pabrik dengan jumlah besar, melakukan penyimpanan dan penanganan produk secara fisik. Selanjutnya wholesaler akan menjual kembali barang tersebut ke pedagang perantara (middleman), pengguna industrial, pengguna bisnis, atau bahkan langsung ke pengecer (Bannet, 1995), dengan volume penjualan yang lebih kecil, seperti pedagang toko grosir.

Mereka juga menawarkan jasa berupa:

  • Pemilahan produk dagangan
  • Persediaan cadangan
  • Kredit
  • Pengiriman
  • Bantuan

Perusahaan Dagang Perantara (Middleman)

Middleman adalah kembaran Wholesaler dalam skala lebih kecil.

Perusahaan Dagang Pengecer (Retailer)

Retailer menjual produk langsung kepada konsumen, dimana konsumen bisa membeli secara eceran (satuan) atau ketengan. Contohnya adalah warung, kios, minimarket, toserba, toko swalayan.

Namun, tidak tertutup kemungkinan adanya penjualan secara langsung kepada pemakai industrial, karena tidak semua produk industrial selalu dibeli dalam jumlah besar, seperti detergen, oli, cat, dll.

Mereka juga menawarkan jasa berupa:

  • Kepraktisan berbelanja
  • Persediaan lokal
  • Servis penukaran produk cacat
  • Reparasi

Contoh Perusahaan Dagang

Beragam inovasi dalam pemasaran eceran telah berkembang pesat, seperti:

  • Toko gudang rabat (Kios P&D)
  • Warung
  • Kios di pusat perbelanjaan dan bandara
  • Superstore
  • Minimarket
  • Showroom
  • Supermarket
  • Minimarket

Keberpihakan Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang bukanlah badan amal. Mereka didirikan untuk menjadi unit bisnis yang mampu mendatangkan laba, menyerap tenaga kerja, meningkatkan devisa dan mendorong perputaran roda perekonomian negara.

Namun, karena begitu banyaknya pilihan dan luasnya kesempatan untuk saling bertransaksi dan melakukankan aktivitas perdagangan, akibatnya timbullah preferensi khusus di antara para pelaku perdagangan, termasuk perusahaan dagang.

Preferensi umumnya dipengaruhi nilai subyektif pelaku aktivitas perdagangan, yang terlahir dari pandangan pribadinya terhadap berbagai aspek seperti: keuntungan bisnis, idealisme, politik, etos kerja, historik, primordial, agama, nepotisme, bahkan kesamaan hobi. Preferensi akan menentukan keberpihakan.

Keberpihakan bisa berdampak baik bagi suatu pihak, namun kurang baik bagi pihak lainnya.

Keberpihakan Perusahaan Dagang Terhadap Impor

Pada Juli 2019 tercatat defisit neraca perdagangan Indonesia sebesar USD 63,500,000, yang disebut Badan Pusat Statistik (BPS) turut dikontribusi oleh lonjakan impor produk China sebesar 57,6%. “Produk-produk yang mengalami lonjakan di antaranya: bawang putih, buah-buahan Longan, kepiting beku, komponen air conditioner dan handphone tanpa baterai,” ungkap Kepala BPS Suhariyanto pada 15 Agustus 2019.

Sedihnya, impor sebesar itu tidak diimbangi sebaliknya dengan ekspor non-migas Indonesia ke China, yang hanya naik 25,92% menjadi USD 2,281 Miliar. Akibatnya, terjadi defisit neraca perdagangan Indonesia terhadap China.

Sayangnya Kementrian Perdagangan mengklaim belum bisa memastikan penyebab lonjakan tersebut. Saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan – Indrasari Wisnu Wardhana menjelaskan, “hobi” impor yang mengkhawatirkan itu bisa terjadi lantaran izin impor telah diberikan sebelum dirinya menjabat pada awal Agustus 2019.

Beberapa faktor pemicu yang “menyuburkan” dominasi produk impor:

  • Harga lebih murah dibanding produk lokal.
  • Keragaman produk aksesoris gadget lokal belum lengkap. Persepsi produk impor lebih bergengsi.
  • Politik dagang antar negara.

Keberpihakan Perusahaan Dagang Terhadap Produksi Lokal

Platform marketplace di Indonesia sering mengklaim misi kehadiran mereka adalah untuk memberdayakan UMKM ke tingkat digital. Namun fakta membuktikan produk yang dijual masih didominasi produk impor.

Peneliti INDEF Bhima Yudistira mengatakan data asosiasi e-commerce menunjukkan kecenderungan 93% produk yang dijual marketplace adalah produk impor, produk lokal hanya 7%.

Padahal, porsi barang impor di e-commerce harusnya dibatasi, hingga sebaliknya, justru harusnya 70% merupakan produk lokal,” ujarnya.

Sementara di sisi lain, sebuah platform marketplace “tetangga” mengklaim keberpihakannya terhadap produksi lokal (Indonesia), yang terdengar sangat membanggakan dan menentramkan.

“Di platform kami, produk UMKM cukup mendominasi sekitar 70%, sisanya adalah brand besar. ” ungkap sang Direktur.

Produk UMKM yang dimaksud meliputi batik, fashion, dan sepatu, dan umumnya beromzet di bawah Rp4,8 Miliar/tahun,

Entah mana yang benar, yang pasti, keberpihakan perusahaan dagang ataupun marketplace pada perdagangan produk lokal di pasar lokal maupun ekspor.

Pada dasarnya akan sangat berpengaruh pada “kebugaran” ekonomi bangsa. “Memperkuat peran UMKM sebagai tulang punggung perekonomian akan membuat makroekonomi Indonesia lebih tahan banting terhadap ketidakpastian ekonomi global di masa depan,” kata Pingkan Audrine Kosijungan – peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS).

Jadi, keberpihakan pada keuntungan, atau pada kemaslahatan?


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait