Saham

Segmentasi Pasar Emiten Konsumer di Indonesia

Ajaib.co.id – Emiten konsumer memang telah lama diandalkan oleh pelaku pasar dalam negeri dalam upaya mempertahankan keuntungan dari penempatan dana investasi.

Adapun, memang terdapat indeks sektoral yang berisikan semua emiten konsumer dengan ticker JAKCON atau Jakarta consumer goods. JAKCON sendiri memiliki 63 anggota konstituen yang industri utamanya bergerak di bidang konsumer. 

Dikutip dari data Bursa Efek Indonesia per Jumat (19/3/2021), indeks JAKCON mencatatkan kenaikan paling tinggi di antara semua indeks sektoral pada hari perdagangan akhir pekan tersebut. Indeks JAKCON mengalami apresiasi sebesar 2,47% atau 42,3 poin dari level 1.713,18 pada penutupan perdagangan Kamis (18/3/2021) menjadi 1.755,48. 

Kenaikan indeks konsumer yang juga diikuti indeks sektoral industri dasar, aneka industri dan manufaktur akhirnya membuat indeks komposit berhasil parkir di posisi 6.356,16 menguat 0,13 persen dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. Sehingga, jika ditarik dari data perdagangan awal tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah terapresiasi sebesar 6,31%. 

Uniknya, pergerakan indeks memang disebabkan oleh kenaikan saham konsumer spesialisasi rokok yaitu PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang menguat cukup signifikan sebesar 6,6%. HMSP sendiri merupakan salah satu dari sepuluh emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa saham Indonesia.

Kendati demikian, HMSP sebenarnya bukan satu-satu perusahaan yang terbuka dengan spesialisasi industri rokok. Produsen rokok Dji Sam Soe tersebut pun bukan emiten konsumer dengan kapitalisasi terbesar di bursa saham. Lalu bagaimana pangsa pasar HMSP? Bagaimana segmentasi pasar HMSP?

Lebih jauh, bagaimana segmentasi emiten konsumer yang terdaftar dalam indeks sektoral? Bagaimana pergerakan saham emiten-emiten konsumer tersebut?

Segmentasi Pasar Emiten Konsumer

Sebagai informasi, HMSP bukanlah emiten konsumer dengan kapitalisasi terbesar di bursa saham. Kapitalisasi pasar HMSP yang hanya sebesar Rp178,55 triliun, tersalip oleh posisi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan ticker saham UNVR dengan market cap sebesar Rp257,71 triliun saat ini. 

UNVR sendiri memang adalah pemimpin pasar di industri fast-moving consumer goods yang memiliki banyak produk mulai dari perawatan tubuh, kebersihan rumah hingga makanan dan minuman. 

Berdasarkan pemberitaan Bisnis.com, Presiden Direktur Unilever Indonesia Hemant Bakshi mengatakan bahwa perseroan memiliki banyak portofolio brand yang mencakup seluruh segmentasi pasar konsumennya. 

Di portofolio shampoo misalnya, perseroan memiliki brand Lifebuoy dengan kualitas yang sangat bagus dan diperuntukkan bagi konsumen kelas bawah. Di segmen kelas menengah, UNVR memiliki brand seperti Sunsilk dan Clear. Sementara, pada segmentasi pasar kelas menengah atas, UNVR mempunyai brand seperti Tresemme dan Dove. 

Manajemen menyatakan strategi tersebut dilakukan untuk menghalau aksi down trading banyak konsumennya di masa pandemi. Pada tahun lalu, perseroan juga lebih rajin meluncurkan produk bernuansa islami sebagai langkah mitigasi terhadap perubahan pola konsumsi yang memprioritaskan produk halal.

Hal ini yang pada akhirnya membuat pangsa pasar perseroan terus bertumbuh mengingat banyak brand di setiap kategori masih merajai pasarnya masing-masing. 

Sama halnya dengan UNVR, emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua dalam indeks konsumer yakni HMSP juga memakai strategi yang sama.

HMSP memiliki enam portofolio produk yang terdiri dari sigaret kretek mesin (SKM) yang kini menguasai sebagian besar total volume penjualan perseroan, diikuti dengan sigaret putih mesin dan sigaret kretek tangan dengan brand unggulan seperti Sampoerna A, Dji Sam Soe dan Marlboro. 

Dikutip dari laporan keuangan induk perusahaan yakni Philip Morris International Inc., volume penjualan HMSP pada tahun 2020 menurun signifikan 19,3% secara tahunan dari 98,5 miliar batang menjadi 79,5 miliar batang pada tahun lalu.

Hal ini sejalan dengan koreksi total volume penjualan rokok yang menurun 9,6% secara year-on-year dari 305,7 miliar batang pada 2019 menjadi 276,3 miliar batang pada 2020. Sehingga, pangsa pasar HMSP pun ikut tergerus 3,4% secara tahunan menjadi hanya 28,8%.

Kinerja Saham Emiten Konsumer

Selain UNVR dan HMSP, indeks konsumer dikuasai kapitalisasi pasar terbesarnya oleh emiten yang bergerak di industri makanan seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), farmasi seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang bergerak di bidang yang sama dengan HMSP yakni rokok.

Emiten Konsumer Dengan Kapitalisasi Terbesar

Kapitalisasi PasarPendapatanP/E Ratio (x)
Rp257,51 TriliunRp42,97 Triliun35,95
Rp178,55 TriliunRp96,32 Triliun17,21
Rp102,92 TriliunRp43,40 Triliun20,12
Rp75,23 TriliunRp22,9 Triliun28,73
Rp72,68 TriliunRp112,12 Triliun7,83

Jika melihat dari price-to-earning ratio (PER) dari lima saham dengan kapitalisasi terbesar, saham GGRM sebenarnya masih sangat murah di kisaran 7,83 kali, dibandingkan dengan HMSP yang sudah mencapai 17,21 kali.  

Pergerakan Saham Emiten Konsumer Berkapitalisasi Besar

Harga1 YearYTD1 Month
6.7508,43%-8,16%-2,88%
1.53514,13%1,99%12,04%
8.825-1,67%-7,83%2,62%
1.60563,78%8,45%1,26%
37.775-4,31%-7,87%0,07%

Kendati demikian, dalam kurun waktu satu tahun terakhir, saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menukik tajam sebesar 63,78%. Beberapa analis menyebutkan bahwa kenaikan harga saham farmasi pada tahun lalu memang disebabkan oleh sentimen vaksin dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan setelah pandemi COVID-19 menyebar begitu cepat dan belum tuntas terselesaikan hingga saat ini. 

Emiten Konsumer Dengan Kenaikan Tertinggi dalam Setahun Terakhir

Harga1 YearYTD1 Month
8801.042,86%62,96%3,53%
910438,46%-6,67%-10,78%
2990429,20%-25,81%-12,57%
3090361,19%-27,29%-16,49%
830157,76%48,21%32,80%

Meskipun, HMSP dan GGRM merupakan dua emiten rokok dengan kapitalisasi terbesar di indeks konsumer. Namun, melihat dari kinerja sahamnya, pergerakan dua saham tersebut kalah telak dari emiten rokok tier dua PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM).

Harga jual rata-rata atau average selling price brand di bawah payung WIIM yang relatif lebih murah dibandingkan dengan HMSP dan GGRM dinilai sebagai faktor utama penguatan saham WIIM yang cukup pesat dalam setahun terakhir. 

Nah, sekarang kamu mendapatkan informasi baru kalau tidak selamanya emiten dengan kapitalisasi besar, segmentasi pasar yang luas, serta portofolio yang beragam selalu menunjukkan penguatan harga saham yang cukup signifikan. Ingatlah, bahwa saham bergerak selalu bergerak ke depan dan umumnya mengabaikan kinerja masa lalu. 

Kendati kapitalisasi pasar yang besar adalah salah satu faktor mitigasi melawan volatilitas pasar yang mampu memberikan rasa aman bagi investor, namun kejelian untuk memprediksi kinerja emiten di masa mendatang jauh lebih penting dalam hal bertransaksi saham.

Jika kamu sudah tahu saham apa yang ingin kamu investasikan berdasarkan proyeksi keuntungan di masa depan, ini saatnya kamu mulai menggunakan aplikasi investasi Ajaib.

Sumber: Strategi Unilever (UNVR) saat Pandemi, Sesuaikan Harga hingga Bikin Kemasan Mini, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait