Ajaib.co.id – PT Suparma Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri kertas serta produk terkait lainnya. Perusahaan dengan kode saham SPMA ini memulai bisnis secara komersial pada tahun 1978. Kegiatan usaha SPMA menghasilkan produk berupa Duplex Board, Samson Kraft, Sandwich Kraft, Base Paper, dan konsumsi keperluan pengguna akhir.
Beberapa hasil produksi perseroan diberikan nama merek dagang seperti Cap Gajah, See-U, dan Plenty. SPMA mendistribusikan produk mereka melalui pasar domestik hingga mancanegara.
Saat ini mayoritas saham SPMA dipegang oleh PT Gloria Jaya Gempita dengan jumlah 31,48% kepemilikan, PT Wahana Bumi Indonesia 25% kepemilikan, Cathay Utima Investment Pte Ltd dengan jumlah kepemilikan 18,01%, PT Sari Bumi Indopower dengan jumlah 17,77%, dan 7,74% dimiliki oleh publik.
Saham SPMA sendiri mulai diperdagangkan secara publik melalui bursa pada tahun 1994 dengan harga penawaran sebesar Rp3.500 per lembar saham. Pergerakan harga saham SPMA sendiri dalam kondisi baik atau sedang meningkat di angka Rp300 per lembar saham pada penutupan perdagangan 30 Agustus 2024.
Dengan harga saham yang di bawah harga penawaran, apakah saham SPMA layak untuk dikoleksi? Bagaimana dengan kondisi fundamental perusahaan dan rencana bisnis seperti apa yang akan dilakukan kedepannya? Oleh karena itu, mari kita bedah kinerja saham SPMA.
Kinerja Keuangan SPMA dalam 5 Tahun
Jika kinerja keuangan dilihat dalam 5 tahun terakhir, SPMA mencatatkan pertumbuhan yang meningkat setiap tahunnya pada pendapatan bersih. Berikut data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut:
Komponen | Q2 2024 | 2023 | 2022 | 2021 | 2020 |
Total Pendapatan | 618,18 miliar | 2,65 triliun | 3,13 triliun | 2,79 triliun | 2,15 triliun |
Beban Pokok Penjualan | 511,76 miliar | 2,19 triliun | 2,42 triliun | 2,21 triliun | 1,75 triliun |
Laba Kotor | 106,42 miliar | 461,77 miliar | 710,20 miliar | 582,39 miliar | 392,78 miliar |
Laba Bersih | 26,41 miliar | 178,65 miliar | 336,13 miliar | 294,32 miliar | 162,52 miliar |
Total Aset | 3,40 triliun | 3,30 triliun | 3,23 triliun | 2,74 triliun | 2,31 triliun |
Liabilitas | 1,03 triliun | 984,50 miliar | 1,09 triliun | 930,67 miliar | 784,67 miliar |
Ekuitas | 2,36 triliun | 2,31 triliun | 2,14 triliun | 1,81 triliun | 1,53 triliun |
Menurut laporan keuangan, saham SPMA berhasil membukukan laba bersih pada Q2 2024 sebesar Rp49,0 miliar. Menurun bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 sebesar Rp119,4 miliar. Dengan demikian, laba bersih per saham setara dengan Rp15,31 per lembar.
Akan tetapi, kondisi tersebut masih dinilai wajar apalagi di tahun 2019 perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan yang juga diiringi meningkatnya laba.
Berikut data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 melalui informasi finansial perseroan:
Rasio | Q2 2024 | Q2 2023 | Q2 2022 | Q2 2021 |
Return on Equity (RoE) | 1,10% | 1,64% | 1,82% | 2,39% |
Return on Assets (RoA) | 0,74% | 1,10% | 0,98% | 1,45% |
Gross Profit Margin (GPM) | 17,66% | 18,77% | 18,46% | 17,22% |
Operating Profit Margin (OPM) | 9,06% | 10,46% | 12,18% | 9,43% |
Net Profit Margin (NPM) | 3,84% | 9,17% | 7,49% | 5,85% |
Current Ratio (CR) | 279,97% | 257,22% | 216,84% | 147,29% |
Debt to Equity Ratio (DER) | 44% | 45% | 60% | 60% |
Riwayat Pembagian Dividen Saham SPMA
Tahun | Dividen | Jenis | Imbal Hasil |
2024 | 12 | Tahunan | 4,17% |
2021 | 15 | Tahunan | 2,73% |
2012 | 8 | Tahunan | 3,20% |
2000 | 6 | Tahunan | 2,45% |
1997 | 10 | Tahunan | 1,05% |
1996 | 20 | Tahunan | 1,67% |
1995 | 60 | Tahunan | 4,62% |
Setelah absen tidak membagikan dividennya selama 2 tahun, PT Suparma Tbk (SPMA) kembali memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp12 per saham atau senilai Rp37,84 miliar di tahun 2024 ini. Dana dividen perusahaan berasal dari laba bersih tahun buku 2023 yang mencapai Rp178,65 miliar. Tak hanya itu, perseroan juga masih menggenggam saldo laba ditahan mencapai Rp983,41 miliar.
Prospek Bisnis SPMA
Dilansir dari Bisnis.com, emiten kertas tisu ini memasang proyeksi kinerja penjualan yang lebih optimistis dengan target mencapai Rp3 triliun atau tumbuh sekitar 15% dibandingkan capaian 2023.
Direktur Suparma, Hendro Luhur menyampaikan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan tahun depan, SPMA akan berupaya merebut kembali pangsa pasar yang selama 102 tahun terakhir ini diambil oleh kompetitor. Oleh karena itu, perseroan akan tetap fokus diperkuat di pasar horeka (hotel, restoran, kafe),” imbuhnya.
Hendro juga menyampaikan bahwa perseroan telah melakukan belanja modal senilai US$10 juta atau sekitar Rp164 miliar pada tahun ini untuk membeli steam boiler baru, Menurut Hendro, steam boiler yang baru lebih ramah lingkungan karena ditunjang dengan spesifikasi penggunaan bahan baku batu bara hanya sebesar 25%.
Penggunaan batu bara ini lebih rendah dibandingkan steam boiler perseroan yang sudah ada. Sisanya memanfaatkan sludge, limbah plastik dan limbah kayu untuk diubah menjadi energi panas. Alat baru tersebut juga dapat meningkatkan kapasitas keluaran steam yang digunakan untuk proses pengeringan kertas sebesar 16% dari semula 155 ton/hari menjadi 180 ton/hari.
Mulai Investasi di Ajaib Sekarang!
Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat dan aman. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, obligasi, hingga Aset Kripto di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online.
Untuk investor crypto, Anda juga dapat mendownload aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.