Analisis Saham, Saham

Kinerja Keuangan Stabil, Harga Saham SDRA Stagnan

Kinerja Keuangan Stabil, Harga Saham SDRA Stagnan

Ajaib.co.id – Saham SDRA adalah perusahaan yang bergerak di sektor perbankan dengan nama Bank Worri Saudara Indonesia 1906 Tbk. Operasi bisnisnya dibagi menjadi empat, pendanadaan, treasury, fasilitas kredit, dan ekspor impor. Perusahaan memiliki jaringan usaha yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia meliputi kantor pusat, kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas dan ATM di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi.

Saham ini telah tercatat di BEI pada 15 Desember 2006 dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp57,50 miliar dengan melepas 500 miliar saham seharga Rp115/lembar saham. Kepemilikan saham SDRA terbagi ke 3 pihak/institusi, yaitu Woori Bank Korea selaku pengendali dengan porsi kepemilikan sebesar 79,88%, publik 10,52%, dan Arifin Ponogoro 9,60%. Per Kamis, 18 Maret 2021, harga saham ditutup di level Rp755/lember saham, anjlok 5,36% dari harga Rp840.

Perusahaan baru-baru ini menjadi salah satu bank yang masuk ke Buku III, tapi bagaimana kondisi keuangan dan kinerjanya? Apakah saham SDRA memiliki prospek yang bagus ke depannya? Apakah saham SDRA layak masuk portofoliomu? Mari kita bedah sahamnya di bawah.

Kinerja Terbaik Sepanjang 2020

SDRA mencatatkan laba bersih sebesar Rp536,1 miliar di akhir tahun 2020, tumbuh 7,41% dibanding periode yang sama tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp499,79 miliar. Total pendapatan bunga bersih sepanjang tahun 2020 saham SDRA tercatat sebesar Rp1,247 triliun, atau naik 12,03% secara yoy, dari tahun lalu sebesar Rp1,113 triliun.

Naiknya pendapatan bunga bersih perusahaan dipicu kenaikan total kredit yang disalurkan perusahaan sebesar Rp30,01 triliun, tumbuh 12,52% dibandingkan dari Rp26,67 triliun di tahun 2019. Meskipun penyaluran kredit naik, Dana Pihak Ketiga (DPK) saham SDRA justru turun tipis 3,9% dari Rp19,23 triliun ke Rp18,48 triliun. Perusahaan juga mengurangi pembentukan biaya cadangan penurunan nilai (CKPN) sebesar 11% dari tahun lalu sebesar Rp80 miliar ke Rp72,1 miliar.

Kinerja Keuangan Stabil

Positifnya kinerja keuangan saham SDRA sepanjang tahun 2020 ternyata juga terjadi pada beberapa tahun sebelumnya. Berikut ikhtisar keuangan perusahaan dari 2018 hingga 2020.

Komponen Laba 2020 2019 2018
Pendapatan Bunga Bersih 12,470 11,113 12,890
Laba Bersih 536 499 537
DPK 18,480 19,230 15,391
CKPN 72,1 80 113

Berdasarkan data di atas, saham SDRA mampu mempertahankan kinerja keuangan yang positif dalam 3 tahun terakhir. Misalnya, pada tahun 2018 target yang ditetapkan perusahaan sudah melebihi target 8 – 11%.

Sepanjang 2018, iklim usaha saham SDRA senantiasa bergerak positif. Sejumlah tantangan di sepanjang tahun tersebut berhasil dilalui perusahaan dengan mitigasi usaha yang tepat sasaran. Tahun 2018 ditandai dengan pembukaan dua kantor cabang di wilayah Makassar dan Medan, serta relokasi kantor pusat yang semula berlokasi di Bandung pindah ke ibukota DKI Jakarta pada Desember 2018. Pencapaian laba bersih yang naik 22,62% tersebut merupakan hasil penerapan sistem teknologi informasi di lingkungan Perusahaan.

Sementara di tahun 2019, laba bersih perusahaan harus turun 7% dikarenakan pencapaian industri perbankan nasional pada tahun tersebut melambat akibat perlambatan ekonomi global yang berdampak pada perekonomian Indonesia. Hal ini menyebabkan pengetatan pada pasar dana pihak ketiga (DPK) sehingga mendorong suku bunga DPK ikut naik.

Meskipun turun, saham SDRA masih mampu menghasilkan laba bersih dan mempertahankan pendapatan bunga bersih di double digit. Di tahun ini perusahaan berupaya melakukan penguatan portofolio bisnis melalui diversifikasi produk, serta memadukan produk perbankan korporasi dan perbankan ritel.

Jika kita sudah melihat kinerja keuangan saham SDRA yang cemerlang 3 tahun terakhir, lalu bagaimana dengan rasio keuangannya? Mari kita lihat datanya di bawah ini.

Rasio September 2020 September 2019
ROA 1,84 1,88
ROE 10,98 11,08
NIM 3,82% 3,40%
LDR 162,29% 139,91%
BOPO 74,22% 75,75%
NPL 1,12% 1,64%
NPL Net 0,55% 1,18%

Rasio keuangan saham SDRA terbilang cukup impresif untuk sekelas bank yang baru masuk BUKU IIII. Meskipun ROE tercatat menurun tipis ke 10,98%, perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dari ekuitas di double digit. Namun, sayangnya rasio ROA perusahaan sangat kecil, yaitu di angka 1,84%. Ini menunjukkan ketidakmampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari aset.

Pada rasio NIM, angkanya naik dari 3,40% ke 3,82%. Ini artinya, perusahaan mampu menghasilkan pendapatan bunga lebih besar dibandingkan aktiva produktifnya. Sementara, loan to funding ratio (LDR) perusahaan berada di level 162,29%, naik dari  tahun sebelumnya di 129,91%. Rasio LDR di atas 80% menandakan likuiditas bank buruk karena kredit yang diberikan oleh bank tidak diimbangi dengan modal yang dimiliki

Rasio BOPO saham SDRA sepanjang 2020 tercatat naik daridi turun ke 74,22% dibandingkan tahun lalu sebesar 75,75%, yang mengindikasikan perusahaan mampu menekan beban operasional dan memaksimalkan pendapatan. NPL gross dan net yang menurun menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menekan tingkat kredit bermasalah karena nasabah sulit untuk mengembalikan pinjaman. Ini artinya, tingkat kolektibilitas nasabah saham SDRA tergolong lancar dan tidak bermasalah sama sekali.

Track Record Pembagian Dividend

Tahun Dividen per Saham Jumlah yang dibayarkan (miliar)
2016 8 40,57
2017 10,5 53
2018 15 98
2019 15 98
2020 13 85

Saham SDRA menjadi emiten yang rutin membagikan dividend ke investor. Perusahaan tercatat membagikan dividend sejak 5 tahun terakhir. Pembayaran dividend yang rutin membuktikan bahwa perusahaan mampu mencetak laba bersih setiap tahunnya. Ini merupakan salah satu indikator fundamental perusahaan yang sehat.

Prospek Bisnis SDRA Di Tahun Ke Depannya

Cemerlangnya kinerja keuangan saham SDRA sepanjang tahun 2020 menjadi katalis bagi pertumbuhannya di tahun ini. Naiknya penyaluran kredit 11,92%, mengecilnya NPL hingga 0,55%, meningkatnya pendapatan bunga bersih sebesar 12,03%, serta tumbuhnya laba bersih 7,41% menjadi bukti bahwa manajemen perusahaan mengelola bisnis dengan baik, meski di tengah pandemi.

Selain itu, resminya saham SDRA menjadi Bank Buku III atau bank dengan modal inti mulai dari Rp 5 triliun hingga Rp30 triliun menjadi faktor pendukung bahwa prospek bisnis SDRA ke depannya akan membaik. Hal ini didukung dengan data yang menyimpulkan bahwa masyarakat cenderung percaya dengan bank yang berada di tingkat Bank Buku IIII dan IV. Aksi naik kelas saham SDRA ini sepenuhnya dilakukan secara organik dengan mengumpulkan laba ditahan, sehingga perusahan tidak ada dampak kejadian dan material yang terjadi keberlangsungan usaha Mengutip laporan keuangan, total aset Bank Woori Saudara tercatat sebesar Rp39,41 triliun, dengan modal tier 1 di angka Rp5,03 triliun, modal tier 2 Rp260,8 miliar.

Saham SDRA juga menjadi salah satu bank yang merasakan sentimen positif terkait digitalisasi bank dan konsolidasi perbankan yang mewajibkan modal inti bank minimal Rp2 miliar di tahun oleh OJK. Pada perdagangan Senin, (1/3/21), saham SDRA terapresiasi sebesar 3,31% ke Rp780/lembar per saham dengan nilai transaksi mencapai Rp15 juta.

Namun, jika dilihat secara kapitalisasi pasar, saham SDRA jauh lebih rendah dibandingkan kompetitornya sehingga membuat pergerakan harga saham tidak likuid. Saat ini kapitalisasi pasar saham SDRA berada di level Rp1,59 triliun.

Harga saham SDRA secara PBV di level 0.72x, sementara PER nya di 9.76x. Melihat pasar masih mengapresiasi rendah, harga saham SDRA memiliki peluang untuk naik di kemudian hari, ditambah sentimen positif pulihnya industri jasa keuangan dan fundamental yang baik dari tahun ke tahun.

Jadi, bagi kamu yang optimis dengan industri keuangan di Indonesia, kamu patut mencoba berinvestasi saham SDRA. Selain itu, kamu juga bisa memilih saham di industri keuangan lainnya dengan mudah melalui aplikasi Ajaib.

Yuk miliki rekening saham kamu sekarang dengan mendaftar melalui aplikasi Ajaib! Dengan Ajaib, kamu bisa memiliki rekening saham hanya dengan Rp100 ribu!

Artikel Terkait