Ajaib.co.id – Sektor batu bara termasuk salah satu primadona di Bursa Efek Indonesia. Satu lagi perusahaan batu bara akan terdaftar tahun ini, yakni PT Prima Andalan Mandiri Tbk.
Masa penawaran awal (book building) emiten anyar yang akan melantai dengan kode saham MCOL ini telah berlangsung sejak 28 Juli 2021. Bagaimana dengan prospektus MCOL? Mari kita ulas bersama.
A. Profil Singkat Emiten
PT Prima Andalan Mandiri Tbk berdiri pada 1 Juni 2005 sebagai perusahaan induk yang membawahi 3 anak usaha dalam bidang pertambangan batu bara dan jasa terkait. Ketiga entitas anak usaha perusahaan saat ini yaitu:
- PT Mandiri Intiperkasa (MIP/Mandiri Coal) menggarap bidang pertambangan batubara. MIP memiliki konsesi batubara melalui Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) sejak tahun 1994, serta mempunyai kapasitas stockpile sebesar 1.300.000 MT.
- PT Mandala Karya Prima (MKP/Mandiri Contractor) merupakan kontraktor pertambangan untuk Mandiri Coal sejak tahun 2007. Bertugas melakukan eksplorasi batu bara dan menjalankan operasional dan perawatan tambang. MKP memiliki 85 unit excavator, 164 unit dump truck, 70 bulldozer & grader, serta berkapasitas produksi 65 juta bcm/tahun.
- PT Maritim Prima Mandiri (MPM/Mandiri Tranship) menggarap bidang transshipment batu bara dengan pengalaman kerja selama 12 tahun. Perusahaan mempunyai 19 set tugboat & barge, 3 unit floating crane, 3 unit tanker berkapasitas 5 juta liter, serta 1 unit tugboat & barge berkapasitas 4 juta liter. Loading rate MPM mencapai 40 ribu metrik ton.
Saham Prima Andalan Mandiri saat ini terbagi di antara PT Edika Agung Mandiri (68,00%), PT Prima Andalan Utama (31,00%), dan Handy Glivirgo (1,00%). Komposisi kelak akan mengalami perubahan, karena perusahaan menawarkan 10% dari modal ditempatkan pada ajang IPO.
B. Detail Rencana IPO MCOL
PT Prima Andalan Mandiri Tbk akan menggunakan kode saham MCOL. Penawaran saham perdana melalui mekanisme e-IPO.
Jadwal IPO MCOL berdasarkan prospektus adalah sebagai berikut:
Masa Penawaran Awal: 28 Juli – 16 Agustus 2021
Tanggal Efektif: 30 Agustus 2021
Masa Penawaran Umum: 1 – 3 September 2021
Tanggal Penjatahan: 3 September 2021
Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan: 6 September 2021
Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik: 6 September 2021
Tanggal Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia: 7 September 2021
MCOL akan menawarkan sebanyak-banyaknya 355,56 juta saham baru atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Harga penawaran sekitar Rp1.420 – Rp1.600 per saham.
Prakiraan struktur pemegang saham MCOL pasca-IPO menjadi PT Edika Agung Mandiri (61,20%), PT Prima Andalan Utama (27,90%), Handy Glivirgo (0,90%), dan Masyarakat (10%).
Penjamin pelaksana emisi efek MCOL adalah PT Buana Capital Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efeknya belum ditentukan hingga artikel ini diturunkan.
Dana hasil IPO akan dipergunakan sebagai setoran modal ke MKP. Rincian rencana penggunaan dana oleh MKP adalah sebagai berikut:
- Sekitar Rp441 miliar akan digunakan untuk pembelian peralatan berat sebagai pendukung produksi berupa 4 unit excavator PC2000, 18 unit dump truck HD 785, 2 unit dozer 375, dan 2 unit dozer D155 pada tahun 2021. Seluruh peralatan dibeli dari PT United Tractors Tbk (UNTR).
- Sisa dana akan digunakan untuk modal kerja dalam bentuk setoran modal kepada MKP untuk pembayaran utang usaha dan biaya operasional.
Apabila terdapat dana hasil Penawaran Umum yang belum direalisasikan, maka Perseroan akan menempatkan dana tersebut dalam instrumen keuangan yang aman dan likuid. Hal ini sesuai dengan Peraturan OJK No. 30/2015.
C. Kinerja Laporan Keuangan MCOL
Prospektus MCOL menunjukkan kinerja positif. Perusahaan berhasil membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD40,88 juta per 31 Desember 2020. Kemudian perusahaan lagi-lagi mendulang laba sebesar USD20,62 juta per 31 Maret 2021.
Perusahaan tampaknya juga tetap tangguh di tengah krisis saat ini. Dalam prospektus MCOL sukses meraup pendapatan hingga USD81,20 juta per 31 Maret 2021, atau hanya turun tipis dibandingkan perolehan USD96,17 per 31 Maret 2020.
Penurunan terutama berasal dari pendapatan ekspor batu bara dan pendapatan sewa. Sedangkan harga batu bara masih bertumbuh, dan pendapatan pengangkutan meningkat berkat kenaikan kegiatan transshipment untuk pihak ketiga.
Total aset Prima Andalan Mandiri naik jadi USD342,80 juta per Maret 2021 dibandingkan USD317,13 juta per Desember 2020. Ekuitas meningkat menjadi USD173,48 juta dari sebelumnya USD165,18 juta. Sedangkan liabilitas naik menjadi USD169,32 juta dari sebelumnya USD151,95 juta.
D. Rasio-Rasio Keuangan MCOL
Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang apakah suatu saham layak dibeli, lazimnya kita perlu meninjau rasio-rasio keuangan. Berikut ini status rasio keuangan MCOL selama tiga tahun terakhir dan kuartal I/2021:
Data di atas menunjukkan bahwa MCOL tergolong tipikal perusahaan sektor batu bara yang bersifat siklikal. Ciri khas perusahaan-perusahaan dalam bidang ini adalah pendapatan yang naik-turun secara signifikan tergantung siklus ekonomi dan komoditas terkait. Hal ini nampak dari pendapatan dan laba yang fluktuatif.
Di sisi lain, MCOL termasuk perusahaan yang sehat dengan Debt-to-Equity Ratio di bawah 1 serta Quick Ratio di atas 1. Ini berarti perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya.
E. Kebijakan Dividen MCOL
MCOL sangat rajin bagi-bagi dividen. Hal ini terlihat dari riwayat pembagian dividen MCOL selama empat tahun terakhir:
Mulai tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2021 dan seterusnya, MCOL berencana untuk membagikan dividen tunai sebanyak-banyaknya 40 persen dari laba bersih. Pembagian dividen tersebut akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
F. Prospek Bisnis MCOL
Prima Andalan Mandiri dan anak-anak usahanya memperoleh pendapatan dari tiga (3) segmen utama, yaitu:
- Tambang Batu Bara (86,95%)
- Kontraktor Batu Bara (10,99%)
- Pelayaran (2,06%).
Satu hal yang perlu diperhatikan oleh investor: bisnis MCOL sangat berfokus pada komoditi batu bara. Hal ini menjadikan kinerja MCOL lekas ciamik ketika harga dan permintaan batu bara sedang cantik, tetapi juga mudah selip ketika harga dan permintaan batu bara sedang melempem.
Selain itu, MCOL berorientasi ekspor dan memperoleh pendapatan dalam valas. Fluktuasi kurs Rupiah dapat berdampak positif maupun negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Demikian pula, iklim perdagangan internasional akan memengaruhi kinerja perusahaan.
G. Kesimpulan
Jadi, apakah saham MCOL layak untuk dibeli? Kinerja keuangan perusahaan positif dan rasio-rasionya terlihat sehat. Tapi, MCOL kurang cocok untuk pemula maupun penabung saham sehubungan dengan sifat bisnisnya yang siklikal.
Saham MCOL lebih cocok untuk investor bertipe dividend hunter dan risk-taker yang berminat untuk memetik keuntungan dari bisnis pertambangan batu bara. MCOL terbukti memiliki riwayat kinerja yang baik, meskipun kinerja keuangannya fluktuatif.