Analisis Saham

Bisnis Masih Merugi, Ini Ekspansi Usaha Saham POOL di 2021

Bisnis Masih Merugi, Ini Ekspansi Usaha Saham POOL di 2021

Ajaib.co.id – Pool Advista Indonesia Tbk dengan kode saham POOL ini berdiri pada 26 Agustus 1958. Pada saat itu, perusahaan ini dibangun dengan nama PT Pool Asuransi Indonesia.

Anggaran Dasar Perusahaan memaparkan ruang lingkup kegiatan POOL. Di antaranya, bergerak dalam bidang jasa konsultasi dan pengembangan investasi. Sebelum berfokus pada hal ini, perusahaan bergerak dalam bidang asuransi kerugian.

POOL sudah beroperasi secara komersial dalam bidang jasa konsultasi dan pengembangan investasi sejak tahun 2003. Untuk jenis-jenis jasa yang dijalankan POOL bersama anak usaha dan entitas asosiasinya, yakni, jasa manajemen, jasa pembukuan, sewa & jasa pengelolaan gedung, pengembangan investasi portfolio, jasa pendidikan (PT Meganindo Intisakti) jasa reparasi & perawatan kendaraan (PT Widya Dharma Artha), asuransi umum (PT Asuransi QBE Pool Indonesia / entitas asosiasi).

Pada 5 April 1991, POOL mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham POOL (IPO) kepada masyarakat. Sebanyak 1.800.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 20 Mei 1991.

Apakah saham ini masih layak dikoleksi? Bagaimana keadaan fundamental perusahaan saat ini dan apa rencana bisnis yang akan dilakukan? Mari kita bedah kinerja saham POOL

Bisnis POOL Masih Merugi

Mengutip dari beritasatu.com, perusahaan hingga kuartal III-2020 telah menelan rugi tahun berjalan yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp56,96 miliar. Kerugian ini terhitung turun 78,74% dibandingkan periode sama pada tahun 2019 yang mencatatkan Rp268,01 miliar.

Penurunan ini juga dialami pendapatan perseroan yang anjlok 61,76% menjadi Rp20,67 miliar. Penurunan ini dibandingkan dari periode sama pada tahun 2019 yang mencatatkan sebesar Rp54,07 miliar. Capaian ini diperoleh dari pendapatan jasa pembiayaan sebesar Rp16,61 miliar dan pendapatan kegiatan manajer investasi sejumlah Rp3,08 miliar.

Penurunan pendapatan perseroan ini juga didapatkan dari pendapatan komisi perantara perdagangan efek yang dibukukan Rp312 juta, pendapatan premi – bersih sejumlah Rp516 juta dan pendapatan jasa Rp150 juta.

Selanjutnya, jumlah beban pada kuartal III-2020 diperoleh sebesar Rp53,14 miliar. Beban yang harus ditanggung saham POOL ini menurun 11,97% dibandingkan kuartal III-2019 yang mencatatkan sejumlah Rp60,36 miliar. Rugi sebelum pajak penghasilan diperoleh sebesar Rp57,74 miliar, menurun 78,97% dari periode sama tahun sebelumnya sejumlah Rp274,61 miliar.

2019 Tahun POOL Merugi Terbesar di 3 Tahun Terakhir

Terlepas dari kondisi pandemi, emiten Pool Advista Indonesia Tbk memang sudah mencatatkan rugi sejak tahun buku 2018 hingga 2019. Sebelum mengalami kerugian dua tahun berturut laba POOL sempat didapatkan pada tahun 2016. Berikut data ikhtisar keuangan yang diambil dari informasi finansial perseroan (dalam jutaan rupiah)

Laporan Laba Rugi 2019 2018 2017
Penjualan bersih 64.235 66.399 44.781
Laba (rugi) usaha (414.083) (49.442) 235,773
Laba (Rugi) tahun berjalan (418.776) (60.865) 224,981

Dari data tersebut, secara penjualan POOL pada 2019 tak turun terlalu jauh bila dibandingkan pada tahun 2018. Namun, perseroan harus menelan rugi usaha mencapai Rp414 miliar.

Dilansir dari kontan.co.id, kerugian bersih POOL sampai 31 Desember 2019 melonjak menjadi Rp418,78 miliar. Kerugian ini melonjak tanjam bila dibandingkan dengan rugi bersih tahun 2018 sebesar Rp60,87 miliar.

Salah satu penyebab melonjaknya kerugian ini pun disampaikan oleh Auditor independen Rianita Soelaiman dalam laporan keuangan POOL Desember 2019. Rianita mengatakan kerugian itu disebabkan turunnya reputasi usaha POOL beserta anak usahanya. Hal ini sebagai dampak dari kasus pengelolaan investasi PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) dan PT Asuransi Jiwasraya.

Rianita juga menyatakan, anak usaha POOL, yakni PT Pool Advista Aset Manajemen, disidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam kasus dana investasi Asabri.

Lewat membedah laporan keuangan POOL Desember 2019 tercatat rugi bersih emiten POOL ini naik menjadi Rp418,78 miliar, dari akhir tahun 2018 yang senilai Rp60,87 miliar. Semuanya bermula dari jumlah pendapatan POOL tahun 2019 yang hanya mencatatkan minus Rp309,99 miliar. Angka ini bisa terjadi lantaran tingginya beban investasi bersih POOL yang mencapai Rp374,23 miliar. Padahal di tahun 2018, POOL masih memperoleh total pendapatan positif sejumlah Rp298,41 juta.

Sehingga lewat laporan keuangan POOL menerangkan, tingginya beban investasi tersebut ada disebabkan kerugian penurunan nilai portofolio pada saham dengan kuotasi dan reksadana.

Jika dilihat dari rasio keuangannya memang kondisi bisnis POOL saat ini sedang tidak sehat. Berikut data yang diambil dari ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 dari informasi finansial perseroan:

Rasio 2019
ROA -66.86%
ROE -73.83%
NPM -651.94%
OPM -644.64%
DER 10.43%

Prospek Bisnis POOL Kedepannya

Mengutip beritasatu.com, POOL memiliki rencana untuk mendirikan anak usaha baru, yakni PT Pool Konstruksi Terbarukan dan PT Pool Energi Terbarukan. Upaya perluasan atau ekspansi bisnis ini dilakukan untuk menunjang kegiatan usaha perseroan.

Direktur Utama Pool Advista Indonesia, Marhaendra mengatakan, pendirian kedua anak perusahaan tersebut memiliki tujuan bisnis. Tepatnya untuk memperbaiki kondisi keberlangsungan usaha dan bisnis Pool Advista Indonesia.

Pihaknya juga meyakini dengan pembentukan dua entitas anak perseroan bisa memberikan dampak positif bagi kondisi keuangan dan keberlangsungan usaha perseroan. Karena dinilai akan menunjang kondisi keuangan aktivitas operasional perseroan. Di sisi lain, belum lama ini perusahaan juga telah menandatangani akta jual beli saham dengan PT Wahana Mandiri Sentosa (WMS). Aksi korporasi ini sudah dilakukan pada 5 Maret 2021 lalu.

Berdasarkan keterbukaan informasi, POOL telah melakukan penjualan saham secara langsung PT Asuransi Jiwa Advista kepada WMS sebanyak 149.999.000 lembar saham. Saham ini dengan nilai Rp 23,99 miliar ditambah total kas dan setara kas senilai Rp 13,04 miliar serta obligasi negara senilai Rp 23,49 miliar.Perusahaan juga meyakini penjualan saham Asuransi Jiwa Advista memberikan dampak positif bagi keuangan perseroan. Di mana dana hasil penjualan dapat digunakan untuk menunjang aktivitas operasional.

Artikel Terkait