Analisis Saham

Bedah Saham IPO CRAB, Industri Pembekuan dan Pengolahan Perikanan

CRAB

Ajaib.co.id – Apakah kamu suka mengkonsumsi ikan dalam bentuk kaleng atau makanan laut beku? Nah, tahukah kamu bahwa makanan favorit kamu itu harus melewati banyak proses loh salah satunya adalah proses dipasteurisasi. Setiap tahunnya makanan ikan dalam kaleng memiliki permintaan yang tinggi dan akan terus meningkat. Menariknya, salah satu perusahaan yang bergerak di industri pembekuan ikan, industri pengolahan dalam kaleng akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu PT Toba Surimi Industries Tbk (CRAB).

Profil Singkat Emiten

PT Toba Surimi Industries Tbk (CRAB) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang sektor pengolahan makanan. Perseroan saat ini memiliki kegiatan usaha utama pada Industri Industri Pembekuan, Pengolahan, Pengawetan, Perdagangan Besar Makanan  dan Minuman serta Hasil Perikanan, termasuk di dalamnya Pengawetan Ikan dan Biota Air (Bukan Udang) Dalam Kaleng, Industri Pengolahan dan Pengawetan Udang Kaleng serta Industri Berbasis Daging Lumatan dan Surimi.

Perseroan didirikan pada tahun 1997,  dan hanya memiliki 1 divisi yaitu divisi yang mengolah daging kepiting yang dipasteurisasi. Kemudian pada tahun 2006, ekspansi 2 lini produk yaitu makanan laut kalengan dan makanan laut beku. Sampai dengan saat ini, Perseroan sudah memiliki 2 pabrik yang terletak di Sumatera Utara, Indonesia. Dengan sudah memperluas jaringan penjualannya di berbagai negara di Eropa, Asia, Australia, Kanada, Britannia, Arab, dan Indonesia.

Saat sebelum melaksanakan proses Penawaran Umum Perdana / Initial Public Offering (IPO), komposisi kepemilikan saham Perseroan terdiri atas Gindra Tardy (32,55%), Kok Kieng (0,25%), Bintarna Tardy (23,05%), Budi Satria Tardy (20,00%), Irsan Sudargo (10,77%), Sia Leng Hong alias Tony (10,38%), dan Erman (3,00%).

Detail Rencana IPO Saham CRAB

Saham CRAB melakukan penawaran saham perdana melalui mekanisme e-IPO. Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 390.000.000 lembar saham baru atas nama dengan nominal Rp50 setiap lembar saham, atau sama dengan 20,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat dengan harga penawarannya sebesar Rp 150. 

Perkiraan struktur pemegang saham setelah aksi IPO Gindra Tardy (26,04%), Kok Kieng (0,20%), Bintarna Tardy (18,44%), Budi Satria Tardy (16,00%), Irsan Sudargo (8,62%), Sia Leng Hong alias Tony (8,30%), Erman (2,40%), dan Masyarakat (20,00%).

Penjamin pelaksana emisi efek CRAB adalah KGI Sekuritas Indonesia. Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh (Full Commitment) terhadap terhadap sisa saham yang ditawarkan yang tidak dipesan dalam Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan.

Jadwal Penawaran Saham IPO CRAB

Jadwal penawaran saham berdasarkan prospektus adalah sebagai berikut:

  • Masa Penawaran Awal : 20 – 25 Juli 2022
  • Tanggal Efektif : 29 Juli 2022
  • Masa Penawaran Umum : 2 – 8 Agustus 2022
  • Tanggal Penjatahan : 8 Agustus 2022
  • Tanggal Distribusi Saham : 9 Agustus 2022
  • Tanggal Pencatatan Saham di BEI : 10 Agustus 2022

Rencana Penggunaan Dana IPO Saham CRAB

Berdasarkan prospektus saham IPO CRAB, seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh Perseroan untuk:

  1. Sekitar 94,35% akan digunakan untuk Modal Kerja Perseroan antara lain namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku dan bahan penunjang, gaji dan tunjangan karyawan, serta biaya operasional lainnya.
  2. Sekitar 5,65% akan digunakan untuk belanja modal Perseroan dalam rangka ekspansi kapasitas produksi dengan pengadaan 5 unit kapal laut untuk penangkapan bahan baku utama Perseroan yaitu hasil laut. Dengan indikasi nilai pembelian sekitar Rp3,1 miliar.

Kinerja Laporan Keuangan CRAB

Prospektus saham CRAB menunjukkan kinerja keuangan yang baik dan mencatatkan hasil positif, tercermin pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, pada kinerja tahunan 2020 – 2021 CRAB mencatatkan kenaikan Penjualan 37,90% menjadi Rp658 miliar. Alhasil Laba bruto berhasil mengalami kenaikan sebesar 34,6% YoY menjadi Rp61 miliar.

Rasio Keuangan CRAB

Berikut merupakan rangkuman rasio keuangan saham IPO CRAB selama bulan Desember 2019 hingga kinerja Maret 2022:

Data di atas menunjukkan CRAB secara fundamental dengan kinerja baik. Rasio profitabilitas meningkat pada Return on Equity (ROE) dari sebelumnya 31 Desember 2020 mencatatkan 1,85%, di 31 Desember 2021 berhasil mencatatkan ROE 6,42%, mencerminkan CRAB terdapat strategi untuk meningkatkan performa dengan memanfaatkan ekuitas secara maksimal.

Kebijakan Dividen Saham CRAB

Prospektus saham IPO CRAB menuturkan bahwa pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas pembagian dividen saham CRAB, untuk setiap tahunnya Perseroan berencana membayarkan dividen tunai kepada para pemegang saham dengan rasio sebanyak-banyaknya 30% (DPR) dari laba bersih tahun berjalan yang dimulai dari tahun buku 2022 setelah menyisihkan untuk cadangan wajib sebesar 20% dari modal ditempatkan dan disetor.

Prospek Bisnis CRAB

Kondisi Makroekonomi Indonesia

Industri perikanan merupakan industri yang sangat kuat dan sangat potensial di Indonesia. Selama 6 tahun terakhir, jumlah ekspor industri perikanan Indonesia telah mengalami peningkatan dengan CAGR mencapai sebesar 4,5% (Data Bank Indonesia). Industri perikanan juga pada Kuartal III-2021 menyumbang sebesar RP65,5 triliun rupiah terhadap GDP, meningkat sebesar 4,5% secara YoY.

Melihat kuat dan potensi industri perikanan, KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) menargetkan nilai ekspor dari industri perikanan Indonesia pada tahun 2022 dapat mencapai Rp7,13 miliar. Dari ekspor yang dilakukan oleh industri perikanan, beberapa komoditas unggulannya berupa udang, tuna cakalang tongkol, cumi sotong gurita, rajungan kepiting, dan rumput laut.

Mengambil data dari BPS (Badan Pusat Statistik), pada tahun 2020, negara yang menjadi tujuan utama ekspor hasil perikanan Indonesia adalah Tiongkok, diikuti dengan Amerika Serikat (AS), Jepang, Thailand, Malaysia, dan Taiwan. Indonesia juga masuk ke dalam 10 besar negara dengan nilai ekspor produk perikanan terbesar di dunia (KKP, 2021). Pada tahun 2020, nilai ekspor hasil perikanan ke pasar luar negeri sebesar US$5,2 miliar.

Ekspor produk perikanan Indonesia juga dari tahun 2015 hingga tahun 2020 selalu mengalami peningkatan. Secara rata-rata, perkembangan dari tahun 2015 – 2020 sebesar 5,73%, dan perkembangan nilai ekspor perikanan Indonesia pada tahun 2019 – 2020 sebesar 5,45%. Melihat kuatnya performa ekspor industri perikanan Indonesia, Direktur PDSPKP (Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan) dan KKP mengumumkan niat untuk menargetkan terjadinya peningkatan kualitas produk kelautan dan perikanan untuk meningkatkan nilai ekspor.

Upaya peningkatan ini ditulis pada artikel website Kemenko Perekonomian pada April 2021, yang mengatakan bahwa pemerintah memiliki berbagai strategi untuk meningkatkan nilai ekspor. Beberapa strategi tersebut adalah, menjaga stabilitas pemasaran dan pasokan produk utama, dan memfokuskan pada pelaku usaha UKM/IKM (Industri Kecil Menengah) yang berorientasi ekspor.

Dalam hal pembiayaan, pemerintah juga sudah mempersiapkan program pembiayaan untuk usaha yang melakukan kegiatan ekspor, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pemanfaatan peran Pusat Logistik Berikat (PLB). Komoditas perikanan utama yang diekspor adalah udang, lobster, tuna, cakalang, tongkol, rumput laut, dan kepiting.

Prospek Industri Perseroan

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber perikanan yang sangat besar. Indonesia juga disebut sebagai negara maritim, yang berarti memiliki wilayah perairan yang besar. Melansir data dari KKP, Indonesia memiliki luas wilayah daratan sebesar 1,91 juta km2 dan luas wilayah perairan mencapai 6,32 juta km2.

Secara tata letak lokasi, Indonesia terletak di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Dengan wilayah seperti ini, Indonesia memiliki potensi industri perikanan yang begitu besar. Sumber daya di sektor kelautan Indonesia juga merupakan sumber daya yang dapat diperbarui, sehingga prospek industri perikanan dapat bertahan dalam jangka panjang, asal diikuti dengan pengelolaan dan penjagaan yang berkelanjutan.

Dalam dekade terakhir, industri seafood (Makanan Laut) dunia mengalami perkembangan yang kian pesat, nilai ekonomi industri seafood dunia mencapai hingga US$276 miliar. Indonesia sendiri sebagai negara maritim merupakan salah satu negara pengekspor seafood terbesar, berperan dalam mengalirnya sumber daya ikan dari negara-negara yang memiliki kekayaan sumber daya ikan yang besar ke negara-negara yang sumber daya ikannya terbatas.

Persaingan industri seafood dunia dipengaruhi oleh geopolitik negara-negara yang berada di tiga kawasan yang menjadi pusat perdagangan ikan dunia, yaitu Asia, Eropa, dan Amerika. Indonesia bersamaan dengan Peru juga menjadi negara produsen dan penangkap ikan dengan jumlah produksi 6 sampai dengan 7 juta ton per tahun, memiliki kesamaan sebagai negara produsen ikan terbesar kedua dan ketiga di dunia namun industri seafood-nya belum menjadi pemain utama di pasar global. Lain halnya dengan China yang menjadi negara produsen dan penangkap ikan terbesar di dunia yang memainkan peran ganda sebagai prosesor, eksportir, importir sekaligus konsumen ikan terbesar dunia.

Oleh karena itu, untuk membangun dan menumbuhkan industri seafood nasional yang mendunia dan berkontribusi besar, diperlukan kesungguhan negara dan juga loyalitas kuat dari para pelaku usaha perikanan. Indonesia perlu merumuskan kebijakan penting berupa revolusi industri seafood dengan menetapkan industri ini di level strategis nasional, sehingga diharapkan mampu menyerap minimal 10% dari total angkatan kerja nasional. Pengembangan industri seafood nasional juga berpotensi meningkatkan penerimaan negara dari Sumber Daya Alam (SDA) perikanan sebesar Rp26 triliun per tahun, atau 10% dari capaian nilai produksi perikanan.

Hal ini dapat tercapai dengan dukungan riset, inovasi, teknologi serta sarana dan prasarana yang modern dari usaha penangkapan dan budidaya dalam mengembangkan produk seafood unggul berbasis spesies ikan domestik yang bernilai ekonomi tinggi yang berorientasi ke dalam dan keluar negeri.

Kesimpulan

Berdasarkan laporan prospektus saham IPO CRAB, Perseroan memiliki kinerja yang sangat menarik. Fundamental yang kuat, serta produk hasil jadi yang bervariasi. Bersamaan dengan prospek bisnis CRAB yang masih sangat luas dan sangat potensial.

Dengan prospek kinerja yang sangat bagus secara trend jangka panjang, maka saham IPO CRAB ini menarik untuk dimasukan kedalam watchlist teman-teman.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib Sekuritas membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait