Saham

Saham ELSA dan Perusahaan Migas Nasional Masih Fluktuatif

saham elsa

Ajaib.co.id – Saham ELSA (Elnusa) merupakan saham nasional yang menguasai kompetensi di bidang jasa minyak dan gas bumi antara lain: jasa seismik, pengeboran dan pengelolaan lapangan minyak, masih belum menemui titik kestabilan.

Hal itu bisa kamu lihat melalui data Bursa Efek Indonesia. Sejak Januari 2019 hingga sekarang, harga saham ELSA masih naik turun. Mereka membuka tahun 2019 pada level Rp336 per unit, 2 Januari lalu.

Harga tersebut tak jauh mengalami perubahan pada perdagangan yang tercatat pada tanggal 19 September 2019. Harga saham ELSA hanya Rp342 per lembarnya. Namun pada bulan Desember 2021, harga saham elsa ada di level Rp274 per lembar saham. Menurun jauh jika dibanding 2019.

Portofolio Saham ELSA

Di tahun 2019 ini, ELSA mencapai titik tertinggi mereka di lantai saham pada 23 April 2019 lalu, yakni di level Rp410 per unit. Setelah itu, perusahaan yang berdiri pada 1969 merosot tajam pada level Rp332 per unitnya pada 17 Mei 2019 dan Rp274 di Desember 2021.

Kendati demikian, hingga Juni 2019, pendapatan konsolidasi Elnusa tercatat Rp3,7 triliun atau tumbuh 29 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,9 triliun. Laba bersih juga meningkat 21 persen dari Rp128 miliar menjadi Rp155 miliar.

”Kinerja Elnusa pada Semester pertama di tahun 2019 merupakan buah kerja terbaik dari konsolidasi seluruh segmen baik hulu, distribusi dan logistik energi serta penunjang. Diversifikasi portfolio bisnis dan keseimbangan kinerja antar segmen menjadi kunci pencapaian kinerja tengah tahun ini,” jelas Direktur Utama Elnusa Elizar Parlindungan Hasibuan dalam keterangan, beberapa waktu lalu, dikutip dari Warta Ekonomi.

Kinerja Elnusa di 2019

Elizar juga memaparkan, segmen hulu yang berkontribusi sebesar 43 persen pada akhir Juni 2019 tumbuh signifikan ditopang oleh jasa production, operation & maintenance, baik dari bisnis berbasis aset maupun bisnis nonaset. Blok yang beralih ke Pertamina seperti Blok Mahakam, Blok Sanga-sanga dan Kalimantan Timur turut memberi kontribusi berarti bagi pertumbuhan segmen hulu.

Jasa Geoscience & Reservoir Services tercatat jauh membaik dibandingkan tahun sebelumnya melalui aktivitas seismik yang dilakukan Elnusa baik pada aktivitas seismik darat di Sulawesi Tengah maupun seismik laut yang baru saja menyelesaikan pekerjaan di Perairan Sumatera Utara dan perairan Indocina Vietnam.

Segmen distribusi & logistik energi sebagai kontributor 53 persen pendapatan Elnusa juga tumbuh meyakinkan. Pengembangan bisnis di segmen ini semakin diperluas, di antaranya melalui akuisisi aset depo LPG di Sulawesi Tengah, hingga revitalisasi aset terminal BBM Pertamina di Belitung.

Selain itu ada juga pengembangan bisnis melalui skema build operate transfer aset depo dengan Antam di Halmahera Timur serta pengembangan bisnis chemical yang semakin digiatkan dengan Pertamina sebagai bagian dari peningkatan ketahanan migas nasional.

Semakin baiknya kinerja Elnusa juga dibuktikan dengan ditingkatkannya rating korporat oleh Pefindo, dari idA+ menjadi idAA- pada periode berjalan tahun 2019 ini. Peningkatan rating ini merefleksikan eksistensi Elnusa sebagai bagian dari grup Pertamina dalam industri jasa migas nasional dengan diversifikasi jasa yang dimiliki dan ditunjang oleh kuatnya fundamental serta cashflow.

Saham Elnusa Kini Dimiliki PT Pertamina Hulu Energi

Menurut laporan informasi atau fakta material pada 1 September 2021, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) resmi tercatat adanya perubahan kepemilikan saham Elnusa yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), di mana, Pertamina telah melakukan pengalihan saham semula dimiliki di ELSA sebesar 41,10% kepada PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PT Pertamina Hulu Energi (PHE) adalah subholding upstream PT Pertamina persero resmi memegang 51 persen saham PT Elnusa Tbk (ELSA).

Arya Dwi Paramita, selaku Sekretaris Perusahaan Subholding Upstream Pertamina mengungkapkan, kepemilikan saham mayoritas di ELSA kian memperkuat kolaborasi dan sinergi di lingkungan subholding hulu Pertamina. Hal ini pun dinilai sejalan dengan pemenuhan energi sesuai target produksi hulu migas nasional sebesar 1 juta barel per haridan 12 miliar standar kaki kubik per hari pada 2030 mendatang.

Arya mengaku bahwa aksi korporasi ini dapat meningkatkan performa Subholding Upstream dan Elnusa. PHE optimis dapat memperbesar peluang untuk peningkatan volume pekerjaan dan peningkatan utilitas peralatan atau aset yang dapat meningkatkan efisiensi.

Arya juga menyebutkan bahwa masih ada peluang bisnis baru yang dapat dilakukan seperti pelaksanaan Komitmen Kerja Pasti (KKP) di area terbuka, pelaksanaan Abandonment Site Restoration (ASR), hingga kegiatan remediasi lingkungan.

Arya juga memastikan bahwa penyusunan strategi ELSA nantinya dapat disesuaikan dengan strategi subholding hulu Pertamina. Sehingga memudahkan ELSA dalam melakukan prioritas investasi dan pencapaian targetnya.

Sedangkan Ari Wijaya selaku Sekretaris Perusahaan mengungkapkan, portfolio ELSA saham ke depannya masih akan tetap memperkuat dan mempertahankan segmen yang selama ini sudah dikuasai yaitu hulu migas, distribusi dan logistik energi, serta segmen bisnis penunjang. 

Dengan PHE sebagai pemegang saham pengendali atau mayoritas elsa saham, maka PHE akan meningkatkan sinergi untuk menggarap proyek pada segmen hulu migas. Terlebih dengan anak usaha PHE atau KKKS dan juga perusahaan jasa lainnya.

Saat ini, secara konsolidasi Pertamina berkontribusi sekitar 75% dari total pendapatan ELSA, dan mereka memastikan akan tetap berupaya untuk memperluas kerjasama dengan mitra lainnya selain Pertamina.

Merujuk laporan keuangan, hingga kuartal III 2021 pendapatan ELSA mencapai Rp 5,71 triliun atau turun 0,71% year on year (yoy) di mana pada periode sama di tahun sebelumnya ELSA membukukan pendapatan sebesar Rp 5,76 triliun.

Sedangkan, laba bersih perusahaan mencapai Rp 37,55 miliar atau turun signifikan hingga 79,91% yoy. Pada kuartal III 2020 lalu ELSA mampu mencetak laba sebesar Rp 187,01 miliar. Kontan mencatat, manajemen ELSA menargetkan pendapatan di tahun ini bisa mencapai Rp 7 triliun.

Nah, apakah kamu ingin membeli saham ELSA atau saham lainnya? Kamu bisa membelinya dengan mudah, dari mana saja dan kapan saja dengan aplikasi Ajaib! Di Ajaib, kamu bisa membeli saham dengan mudah, cepat, dan bisa dilakukan secara online hanya dengan modal Rp100 ribu.

Artikel Terkait