Ajaib.co.id – PT Media Nusantara Citra Tbk ( berkode saham MNCN) lebih dikenal dengan nama MNC atau MNC Media. MNC adalah perusahaan yang bergerak di industri konten media dan media berbasis iklan, terutama penyiaran saluran televisi. Melalui sejumlah anak perusahaannya, MNC mengoperasikan beberapa saluran televisi free-to-air (FTA), seperti RCTI, MNCTV, Global TV, dan iNews.
Sejak 31 Oktober 2017, Global TV berubah nama menjadi GTV dan menghapus acara olah raga. Selain itu, MNC juga memiliki saluran televisi yang disiarkan dengan berbayar. Tak hanya di industri penyiaran, MNC juga merambah ke sejumlah lini bisnis lain, seperti radio, media cetak, media online, talent management, dan rumah produksi.
Lini bisnis MNC tak berhenti di situ. Anggaran Dasar Perseroan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, MNC juga bergerak di bidang perdagangan umum, perindustrian, pembangunan, hingga pertanian dan investasi.
Didirikan oleh Hary Tanoesoedibjo pada tanggal 17 Juni 1997, MNC telah tercatat publik di BEI sejak tanggal 22 Juni 2007. Saat ini, Global Mediacom menjadi pemilik saham mayoritas. Kepemilikan saham Global Mediacom sekitar 65,12%. Selebihnya atau sekitar 34,9% adalah milik masyarakat.
Kinerja Keuangan MNCN Laporan Keuangan Terakhir
Pada sembilan bulan pertama tahun 2020, MNCN mencatat jumlah pendapatan usaha sebesar Rp5,96 triliun. Jumlah ini lebih rendah tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp6,27 triliun.
Pada triwulan III tahun 2020, MNCN juga mencatat jumlah beban langsung sebesar Rp2,31 triliun. Jumlah ini pun menyusut tipis bila dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya, yakni Rp2,38 triliun.
Pada periode Januari–September 2020, laba kotor MNCN tercatat sebesar Rp3,65 triliun. Jumlah ini pun juga berarti penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp3,88 triliun.
Di aspek beban, MNCN mencatat peningkatan di sembilan bulan pertama 2020. Akibatnya, laba sebelum pajak MNCN turut melemah menjadi Rp1,79 triliun. Padahal, di periode serupa tahun 2019, laba sebelum pajak MNCN tercatat Rp2,21 triliun.
Namun, kondisi ini berhasil ditekan MNCN. Hal ini bisa dilihat dari beban pajak penghasilan yang semula sebesar Rp440,1 miliar menjadi Rp350,45 miliar di triwulan III 2020.
Jadi, laba bersih periode berjalan MNCN pada sembilan bulan pertama 2020 menjadi sebesar Rp1,44 triliun. Memang, angka ini sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp1,77 triliun. Begitu pula dengan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas juga sedikit melemah. Jika pada sembilan bulan pertama 2019 laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas tercatat Rp1,66 triliun, maka periode sama tahun berikutnya menjadi Rp1,37 triliun
Laba per saham dasar MNCN pun ikut menurun yang kini berada di Rp110,08. Bandingkan dengan level Rp133,92 pada periode sama tahun sebelumnya.
Tapi, ada pula yang meningkat, yakni jumlah aset. Jumlah aset MNCN periode Januari-September 2020 tercatat sebesar Rp18,53 triliun.
Komponen Laba | September 2019 | September 2020 |
Pendapatan usaha | Rp6,27 triliun | Rp5,96 triliun |
Jumlah beban langsung | Rp2,38 triliun | Rp2,31 triliun |
Laba Kotor | Rp3,88 triliun | Rp3,65 triliun |
Laba Sebelum Pajak | Rp2,21 triliun | Rp1,79 triliun |
Laba Bersih | Rp1,77 triliun | Rp1,44 triliun |
Beban Pajak Penghasilan | Rp440,1 miliar | Rp350,45 miliar |
Riwayat Kinerja Dalam 5 Tahun Terakhir
Meski badai pandemi belum memperlihatkan tanda menghilang, MNCN menunjukkan kinerja unggul. Bahkan, kinerja unggul ini relatif stabil dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Berikut ini rata-rata pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR) sejumlah komponen kinerja MNCN periode 2015 hingga 2019:
Komponen | CAGR 2015-2019 |
Pendapatan | 29,6% |
Laba Bersih | 84,2% |
Total Aset | 23,2% |
Total Liabilitas | 8,2% |
Tingkat pertumbuhan dalam lima tahun terakhir mencerminkan solidnya bisnis MNCN ditambah kemampuan perusahaan dalam bertahan selama pandemi COVID-19 cukup membuktikan kuatnya strategi bisnis perusahaan media ini.
Track Record Pembagian Dividen MNCN
MNCN termasuk emiten yang tiap tahun membagi dividennya. Berikut adalah besaran pembayaran dividen MNCN beberapa tahun terakhir:
Tahun | Dividen per Saham | Jumlah yang dibayarkan (miliar) |
2018 | 15 | 209,24 |
2019 | 15 | 214,14 |
Bagi suatu emiten, pembayaran dividen yang rutin menjadi nilai tambah tersendiri. Pasalnya, tidak banyak emiten yang mampu membayarkan dividen kepada pemegang sahamnya secara konsisten. Hal ini menjadikan saham MNCN cocok untuk investor jangka panjang.
Prospek Bisnis MNCN
Dengan berbagai variabel yang ada, MNCN masih mampu meraup laba di atas Rp1 triliun. Tapi, memang nilainya menurun tipis YoY. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa kondisi keuangan dan bisnis MNCN terbilang sehat. Saham MNC pun terhitung liquid. MNCN juga memiliki tren peningkatan signifikan dari tahun ke tahun.
MNCN diproyeksi akan memperoleh peningkatan kinerja keuangan. Hal ini seiring dengan prediksi pemulihan ekonomi di tahun 2021. Belanja iklan menjadi salah satu katalis yang turut mendorong pertumbuhan pendapatan MNCN.
Merujuk data Nielsen, saluran TV unggulan MNCN, yakni RCTI, berhasil membukukan pangsa pemirsa sebesar 33,2% di bulan Desember 2020. Proyeksi pertumbuhan saham MNCN juga didukung dari lini bisnis digital dan konten.
Kesimpulan
Jika menilik kinerja keuangannya secara umum serta prospek bisnisnya yang masih menjanjikan, saham MNCN layak dipertimbangkan untuk dibeli. Terlebih bila Anda memiliki visi jangka panjang ke depannya.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.