Milenial

Perspektif Milenial Terhadap Kondisi Keuangan Selama COVID-19

Ajaib.co.idGenerasi milenial lahir setelah generasi X dan diperkirakan awal 1980an menjadi awal kelahiran generasi ini dan pertengahan 1990an sebagai puncaknya. Milenial saat ini menjadi generasi yang mendominasi usia produktif sehingga cukup banyak studi yang membahas antara milenial dan kondisi keuangan. Namun, ketika sedang berada di puncaknya mereka harus menghadapi kemunduran ekonomi, salah satunya adalah masa pandemi COVID-19. Lantas bagaimana perspektif mereka terhadap kondisi keuangan selama COVID-19 berlangsung?

Sebelum mengetahui sudut pandang milenial terhadap kondisi keuangan selama COVID-19, kita harus memahami bagaimana generasi tersebut melihat dan berpikir tentang kondisi keuangan di kondisi yang baik-baik saja dan di tengah krisis. Berdasarkan sebuah survei pada 2018 yang dilakukan ke 1.000 responden, sebuah firma keuangan mempelajari lebih lanjut dampak jangka panjang dari Great Recession yang terjadi pada 2008 terhadap kehidupan kliennya. 

Studi ini mengungkapkan fakta unik bahwa lebih dari 70% responden menyatakan Great Recession justru membawa mereka ke jalur karir yang mereka yakini akan sukses dalam waktu jangka panjang. Menanggapi fakta ini, mari kita lihat bagaimana milenial berpikir tentang kondisi keuangan selama COVID-19. Sebuah studi mengungkapkan bahwa milenial adalah generasi yang tangguh dan dapat beradaptasi dengan baik bahkan di situasi yang sulit sekalipun.

Milenial Selalu Siap Menghadapi Perlambatan Ekonomi

Tumbuh dewasa saat Great Recession memiliki dampak positif yang tak terduga pada milenial. 63% dari studi sebelumnya mengatakan bahwa krisis membuat mereka lebih sadar akan perlunya mempersiapkan diri untuk krisis ekonomi selanjutnya, entah itu resesi atau inflasi. Hal ini memicu milenial cenderung mempersiapkan dan merencanakan kondisi keuangannya selagi tumbuh dewasa. Sementara menanggapi kondisi keuangan selama COVID-19, lebih dari 70% responden mengatakan mereka siap menghadapi krisis apapun.

Ketika ditanya perihal situasi kondisi keuangan saat ini, lebih dari 80% sangat percaya diri dapat memenuhi biaya operasional yang harus dikeluarkan sehari-hari hingga ekonomi kembali normal dan aktivitas bisnis kembali seperti semula. Meskipun stigma masyarakat tentang milenial dan kondisi keuangan cenderung negatif, nyatanya masih banyak milenial yang peduli tentang kondisi keuangannya.

Sebanyak 95% dari seluruh respon yang mengikuti survei mengaku memiliki dana darurat yang akan digunakan untuk menghadapi krisis seperti COVID-19, sebanyak 57% mengaku sudah menghemat pengeluaran selama 3-8 bulan, dan 22% nya mengaku dapat menutupi pengeluaran lebih dari sembilan bulan dengan tabungan jika kondisi terburuk tiba.

COVID-19 Mengubah Pemahaman Milenial Terhadap Kondisi Keuangan

Sama seperti Great Recession yang membuat milenial lebih tangguh dan bijaksana dalam mengelola keuangannya, iklim ekonomi saat ini juga memiliki dampak yang sama terhadap perspektif milenial tentang kondisi keuangan, dalam kasus ini adalah bagaimana sudut pandang milenial terkait kondisi keuangan selama COVID-19.

Masih dari survei yang sama, setengah dari milenial mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengurangi pengurangan yang tidak perlu, meningkatkan dana darurat mereka jika skenario terburuk terjadi, dan meningkatkan dana investasi dalam tiga bulan ke depan selama COVID-19 berlangsung. 

Yang jadi hal menarik adalah bagaimana perlambatan ekonomi akibat COVID-19 tidak membuat milenial takut dan alih-alih menyimpan tabungan mereka untuk keperluan darurat, sekitar 46% responden mengungkapkan bahwa prioritas kondisi keuangan mereka adalah meningkatkan investasi. Belajar dari Great Recession, milenial yakin bahwa pada akhirnya pasar akan pulih kembali.

Milenial Berpikir Tentang Masa Depan

Terlepas dari kondisi saat ini, milenial tengah dihadapi dengan sejumlah keputusan besar yang akan mereka ambil dalam waktu dekat, salah satunya membeli rumah. Menabung untuk membeli rumah idaman merupakan salah satu target kondisi keuangan yang masuk dalam perencanaan keuangan milenial, ini yang diungkapkan oleh 37% milenial pada suatu survei.

Sebanyak 40% dari mereka juga mengaku bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan dari jatuhnya harga rumah akibat dari COVID-19. Selain itu, milenial yang sebelumnya tidak memiliki rencana untuk memiliki rumah juga memberikan pandangan yang lain. 20% dari mereka yang berencana menyewa rumah akan mulai menabung untuk membeli rumah di waktu yang akan datang. Survei ini juga didukung dengan angka volatilitas (besaran perubahan harga yang menunjukkan fluktuasi) pasar baru-baru ini telah membuat industri properti lebih menarik.

Namun, yang jadi hal menarik adalah kebanyakan milenial masih menjadikan rumah di daerah pinggiran kota sebagai alternatif. Mereka tetap memiliki keinginan yang besar untuk hidup dan membeli rumah di tengah kota yang dampak COVID-19 nya lebih besar dan meski harganya jauh lebih mahal dibandingkan rumah di pinggir kota.

Di sebuah survei, kurang dari 20% milenial yang saat ini tinggal di pusat kota memutuskan untuk ke tempat lain di tahun berikutnya tapi masih di pusat kota, dan hanya 11% dari mereka yang memutuskan meninggalkan kota untuk berlindung di tempat lain guna meminimalisir penyebaran virus jika suatu saat terjadi kembali.

Untuk perihal karir, milenial memiliki proyeksi yang cukup matang dan masuk akal. Mereka cenderung fokus pada aspek fleksibilitas. Working from home atau bekerja dari rumah masih menjadi prioritas 40% milenial dalam dunia profesional, dan 21% dari mereka menambahkan mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi juga menjadi pertimbangan dalam urusan karir.

Milenial, Generasi yang Tangguh

Milenial merupakan salah satu generasi yang pernah menghadapi masa terburuk dalam hidup, salah satunya Great Recession dan pandemi COVID-19. Hal ini yang justru membuat mereka sebagai generasi yang tangguh. Mereka melewati Great Recession di saat beranjak dewasa dan belajar akan pentingnya kondisi keuangan. Sebagai hasilnya, mereka lebih siap secara mental untuk menghadapi keadaan ekonomi terburuk sekalipun.

Sumber: How Millennials Are Thinking About Their Finances During COVID-19, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait