Analisis Saham

Perlu Pertimbangan Matang untuk Memilih Saham FASW

Ajaib.co.id – PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur kertas. Perusahaan dengan kode saham FASW ini memulai operasional secara komersial pada tahun 1989.

Hasil produksi FASW meliputi Kraft Liner Board, Corrugated Medium Paper, dan Coated Duplex Board. Produk-produk ini digunakan menjadi bahan pembuatan kotak karton maupun kotak kemasan display.

Produk-produk FASW sendiri sudah dijual hingga pasar mancanegara dengan beberapa negara di Asia, Afrika, Timur Tengah, Amerika Serikat, hingga Eropa sebagai pelanggan tetap. Saat ini pemegang utama saham FASW adalah SCGP Solutions Singapore Pte Ltd sebanyak 55,23 persen kepemilikan. Saham FASW pertama kali diperdagangkan melalui bursa di tahun 1994 dengan harga penawaran sebesar Rp3.200 per lembar saham.

Akan tetapi, saat ini saham FASW sedang mengalami suspensi oleh pihak BEI. Di mana, perdagangan terakhir ditutup pada 29 Januari 2021 di harga Rp7.600 per lembar.

Lalu, apakah saham emiten kertas ini bisa kembali diperdagangkan di bursa saham? Bagaimana dengan fundamental perusahaan setelah saham di suspensi dan apa rencana bisnis yang dilakukan untuk menghadapi keadaan pasar saat ini? Yuk, kita bahas melalui bedah kinerja saham FASW.

Laba Bersih FASW Turun 63,53 Persen di Tahun 2020

Tahun 2020 juga menjadi tahun yang berat bagi bisnis kertas milik FASW. Perseroan mencatatkan penjualan bersih mencapai Rp7,90 triliun turun 4,35 persen YOY dibandingkan realisasi penjualan bersih di tahun 2019 mencapai Rp8,26 triliun. Menurut pihak FASW, penurunan sudah tampak ketika adanya imbauan PSBB sehingga beberapa sektor industri di Indonesia harus berhenti sementara.

Hal ini yang menyebabkan permintaan akan kertas dari kepada FASW menurun. Dengan begitu, perseroan mulai mengalihkan penjualan dengan mengekspor ke China. Selama sembilan bulan pertama di tahun 2020 volume penjualan FASW tumbuh 6 persen YOY mencapai 1 juta ton dari tahun sebelumnya sebesar 952 ribu ton kertas.

Di samping itu, FASW membukukan retur penjualan kepada pihak tidak berelasi mencapai Rp14,39 miliar serta pihak berelasi sebesar Rp760,58 juta di tahun 2020. Ditambah beban pokok penjualan yang meningkat 3,41 persen YOY menjadi Rp6,67 triliun pada tahun 2020 dan kerugian selisih kurs mencapai Rp110,66 miliar.

Dengan begitu, FASW mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp353,29 miliar atau turun 63,53 persen YOY dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp968,83 miliar.

Kinerja Keuangan FASW Cukup Positif dalam 5 Tahun Terakhir

Terlepas dari saham FASW yang harus disuspensi oleh pihak BEI, fundamental perusahaan cukup menunjukkan sisi positif dalam 5 tahun terakhir. Mulai dari penjualan yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan catatan laba bersih yang diraih oleh perseroan.

Adapun data ikhtisar keuangan berdasarkan informasi perseroan dapat dilihat berikut ini (dalam triliun rupiah):

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa secara penjualan, bisnis FASW terus mengalami peningkatan di empat tahun terakhir dan harus turun di tahun 2019. Namun, dalam hal ini penurunan masih tampak positif bagi perusahaan karena FASW masih mencatatkan laba bersih.

Akan tetapi, laba bersih yang catatkan masih belum konsisten. Ditambah di tahun 2015, bisnis FASW harus mencatatkan kerugian.

Penurunan penjualan dan laba bersih yang dialami tentu disebabkan oleh banyak faktor. Pada tahun 2019 sendiri, penurunan penjualan dan laba bersih disebabkan oleh FASW yang mulai menjual produk ke PT Indocorr Packing Cikarang dan PT Primacorr Mandiri.

Hal tersebut menambah daftar pihak berelasi dari yang sebelumnya hanya PT Prokemas Adhikari Kreasi. Walaupun, penjualan ke pihak berelasi ini hanya menyumbangkan 8,06 persen penjualan kotor FASW.

Sementara untuk laba bersih di tahun 2017 yang menurun disebabkan oleh kerugian selisih kurs mata uang asing yang mencapai Rp49 miliar. Berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya bisnis FASW mencatatkan keuntungan selisih kurs mencapai Rp101 miliar. Padahal di tahun 2017, penjualan FASW mengalami peningkatan, sedangkan laba harus turun 24,81 persen.

Walaupun begitu, raihan tersebut masih jauh positif jika dibandingkan kerugian di tahun 2015. Kerugian tersebut juga disebabkan karena kerugian kurs mencapai Rp384,30 miliar, sama halnya dengan kerugian kurs di tahun sebelumnya yang mencapai Rp83,29 miliar.

Akan tetapi, berdasarkan rasio keuangan, bisnis FASW berada di kondisi yang cukup positif. Berikut data berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019:

Prospek Bisnis FASW ke Depannya sehingga Sahamnya Cocok untuk Dikoleksi

Melihat apakah saham FASW layak untuk dikoleksi, bisa dilihat berdasarkan prospek bisnis ke depannya. Mengingat saham FASW yang masih disuspensi hingga saat ini karena alasan kebijakan. Di mana, PT Fajar Surya Wisesa Tbk masih belum menunaikan ketentuan minimal dari saham yang beredar sebesar 7,5 persen.

Terlepas dari saham FASW yang masih disuspensi, rencana bisnis perseroan di tahun 2021 sendiri masih terus dipersiapkan. Salah satunya adalah dengan menggali pasar di dalam negeri dengan didukung pabrik PT Dayasa Aria Prima di wilayah Jawa Timur.

Fokus pasar FASW saat ini adalah pasar domestik dengan tingkat konsumsi kertas per kapita di Indonesia menjadi peluang yang cukup besar di masa mendatang.

Di mana, konsumsi kertas per kapita di Indonesia baru 19 kilogram, masih jauh dibandingkan negara tetangga. Oleh karena itu, pengembangan bisnis di dalam negeri akan dimulai dari pasar wilayah Jawa Timur.

Penjualan produk FASW di Jawa Timur sendiri masih sekitar 20 persen sehingga dengan adanya Dayasa, maka diharapkan akan ada pertumbuhan baik pelanggan lama maupun baru.

FASW juga tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan usaha ke wilayah Timur Indonesia dengan memanfaatkan keberadaan pabrik Dayasa di Jawa Timur. Selain itu, perseroan juga merencanakan capex di tahun 2021 mencapai 30 juta USD dengan rincian yang berasal dari FASW sebesar 20 juta USD dan 10 juta USD berasal dari anak perusahaan melalui proses refurbishment.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait