Kebakaran hutan di Kalimantan membuat saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit melorot drastis. Per tanggal 10 September 2019, saham AALI berada di posisi Rp10.500 per unitnya.
Harga saham AALI itu sudah turun 6,04% dari tanggal 14 Agustus 2019. Ketika itu, harga saham AALI berada di angka Rp11.175 per lembarnya.
Kebakaran Hutan Jadi Penyebab Turunnya Saham
Kini mereka sedang berusaha menekan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Pasar, Kalimantan Timur pada musim kemarau. Langkah AALI ini mendapat pujian dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasar, Edward Effendi.
“Kami berharap perusahaan sawit lain yang ada di Paser juga dapat melakukan hal yang sama, berperan aktif dalam pencegahan kahutla,”ujarnya seperti diberitakan Kontan.
Astra Agro juga melakukan integrasi data melalui berbagai layanan seperti BMKG, Sipongi dan Lapan untuk meninjau titik panas yang berada di wilayah konsesi perusahaan. Dengan tingkat keakuratan data lebih besar dari 80%, Astra Agro dapat menerima informasi real time melalui SMS.
Selain kebakaran hutan, harga saham AALI turun karena lesunya harga minyak sawit (crude palm oil/CPO). Harga minyak sawit yang sudah menembus angka Rp7.000 per kilogram sebab pada awal tahun sempat di bawah Rp6.000 per kilogram.
Laba Bersih Anjlok Karena Penurunan Pendapatan
Dalam 6 bulan pertama tahun ini, AALI membukukan penjualan Rp8,52 triliun, turun 5,49% secara tahunan. Sejalan dengan turunnya penjualan, laba bersih entitas Grup Astra itu anjlok 94,42% secara tahunan menjadi Rp43,71 miliar.
Salah satu penyebab anjloknya laba AALI adalah penurunan pendapatan bersih di tengah kenaikan beban pokok pendapatan. Pendapatan bersih AALI turun 5,49% menjadi Rp8,53 triliun pada semester pertama tahun ini.
Tapi, beban pokok pendapatan Astra Agro justru naik 5,79% menjadi Rp7,80 triliun. Alhasil, laba kotor emiten sawit ini anjlok 55,84% menjadi Rp729,16 miliar dari sebelumnya Rp1,65 triliun.
Meski mampu menekan beban umum dan administrasi, beban penjualan dan beban pendanaan AALI meningkat pada semester pertama tahun ini. Pemberat kinerja lainnya adalah adanya kerugian selisih kurs bersih Rp 28,81 miliar dari keuntungan selisih kurs pada semester pertama tahun lalu sebesar Rp64,72 miliar.
Total Utang Meningkat 11,11%
Pada akhir Juni, total aset AALI mencapai Rp27,16 triliun, naik tipis 1,12% ketimbang akhir Desember 2018. Total liabilitas AALI meningkat 11,11% menjadi Rp8,20 triliun. Pinjaman bank jangka pendek AALI meningkat menjadi Rp2 triliun dari posisi akhir Desember lalu yang sebesar Rp1,12 triliun.
Sekadar informasi, harga rata-rata CPO pada semester pertama 2019 di Bursa Malaysia sebesar RM2.047 per metrik ton. Harga ini turun 15,83% dibanding harga rata-rata CPO semester pertama tahun lalu pada RM 2.432 per metrik ton.
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.