Investasi

Menilik Sektor Investasi di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Sumber: SIAM Shipping

Ajaib.co.id – Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk kesepakatan pemimpin negara anggota Asia Tenggara untuk mewujudkan integrasi ekonomi regional. Lima anggota ASEAN adalah Brunei, Myanmar, Kamboja, Timor Leste, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Pada awalnya, Association of South East Asian Nations (ASEAN) memang dibentuk dalam rangka kerja sama di berbagai bidang ekonomi diantaranya budaya, teknik, sosial, pendidikan, dan bidang-bidang lain termasuk keamanan dan kestabilan regional.

Nah, tujuan secara garis besar tujuan Masyarakat Ekonomi ASEAN ini adalah menjadikan Asia Tenggara sebagai pasar tunggal dan basis produksi. Hal ini terjadi bila arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas di hampir seluruh negara di Asia Tenggara.

Harapannya, Asia Tenggara menjadi wilayah yang sejahtera, stabil dan kompetitif, kemiskinan yang berkurang, dan sosio ekonomi yang beragam.

Kerja Sama Investasi Pasar Modal di Asia Tenggara

Sebenarnya, negara-negara di sekitar kawasan Asia Tenggara sudah menjalin kerja sama investasi yang sudah berjalan sejak 2012. Salah satu bentuk kerjasama yang terapkan adalah dalam bidang pasar modal.

Dikutip dari Jurnal Narotama yang dipublikasikan pada September 2020, pasar modal adalah satu dari delapan belas langkah aksi Masyarakat Ekonomi ASEAN di sektor tubuh Program Kerja Investasi sejak tahun 2016 hingga 2025. 

Potensi pasar modal di wilayah Asia Tenggara ditentukan oleh manfaat indeks harga saham gabungan yang lebih besar dari inflasi. Sementara, keuntungan bulanan di pasar modal diperoleh dari data harian indeks harga saham gabungan negara-negara di Asia Tenggara yang dikonversikan ke dalam rupiah. 

Selama tahun 2013 hingga 2018, terlihat bahwa laba pasar modal di Indonesia, Laos, Malaysia, Thailand dan Singapura secara signifikan lebih kecil dengan adanya inflasi.

Padahal, keuntungan pasar modal di Kamboja, Filipina, dan Vietnam sama dengan inflasi. Namun, jika dilihat dari selisih rata-rata, keunggulan pasar modal yang lebih besar dari inflasi adalah negara Vietnam.

Sektor Investasi yang Menguntungkan di Asia Tenggara

Pada era pasar bebas yang diterapkan oleh negara-negara di Asia Tenggara, kebebasan arus ekspor dan impor barang dan jasa dari atau keluar Indonesia semakin dipermudah. Dengan begitu, kamu perlu jeli melihat sektor mana yang paling diuntungkan dengan kerjasama Masyarakat Ekonomi ASEAN, yakni: 

  • Pasar Saham 

Pasar saham tetap menjadi magnet yang begitu menarik bagi masyarakat di Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan akan banyak proyek-proyek pemerintah yang akan berjalan menyambut era Masyarakat Ekonomi ASEAN. 

Subsektor yang kemungkinan akan menguntungkan bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar modal wilayah Asia Tenggara adalah infrastruktur, ritel, dan konsumen yang cenderung memiliki masa depan cerah dalam beberapa tahun mendatang.

Namun begitu pun, kamu tetap harus memperhitungkan kinerja perseroan itu juga sebelum memilih untuk berinvestasi pada satu entitas.

  • Startup

Pandemi COVID-19 semakin mempercepat era digitalisasi di wilayah Asia Tenggara sehingga sektor teknologi dan informasi kian menjadi sektor unggulan. Bisa dilihat, pengguna internet aktif di kawasan Asia Tenggara semakin bertumbuh dari tahun ke tahun.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia semakin mendorong perusahaan rintisan atau start up terkhususnya yang sudah berstatus unicorn dan decacorn untuk melantai di pasar modal dalam negeri. 

Penawaran saham perdana oleh perusahaan rintisan dianggap memberikan efek positif bagi bursa di masing-masing negara untuk meningkatkan kapitalisasi pasar.

Subsektor perusahaan rintisan yang dianggap membutuhkan pendanaan yang besar diantaranya platform dagang elektronik (e-commerce), teknologi finansial (fintech), sektor transportasi daring dan teknologi edukasi (edutech).

  • Venture Capital

Seiring dengan semakin menjamurnya perusahaan rintisan atau startup di wilayah Asia Tenggara, perusahaan yang fokus mendanai startup pun semakin banyak. Seperti yang kita tahu, bisnis startup memang membutuhkan modal yang cukup besar baik dari berupa penanaman modal ataupun pinjaman. 

Di Indonesia sendiri, beberapa venture capital yang aktif mendanai startup baik di Indonesia maupun di Asia Tenggara diantaranya East Venture, Alpha JWC Ventures, EMTEK Grup, Ideosource, dan lain sebagainya. Portofolio pendanaan venture capital asal Indonesia ini meliputi Kredivo, Traveloka, Berrybenka, Tokopedia, Bukalapak dan lain sebagainya. 

  • Pertanian

Mengingat wilayah Asia Tenggara berada di kawasan garis khatulistiwa, tidak heran bahwa kebanyakan wilayah di Asia Tenggara diberkahi tanah yang subur sehingga memiliki potensi yang besar dalam bidang pertanian.

Negara di kawasan Asia Tenggara diajak untuk saling membahu melakukan ekspor dan impor untuk memenuhi kebutuhan masing-masing negara.  

Beberapa negara Asia Tenggara juga memberikan penawaran yang cukup menggiurkan bagi pada investor asing untuk menanamkan modalnya di bidang pertanian dan industri seperti diskon biaya pajak dan lain sebagainya. 

  • Bisnis Franchise

Salah satu peluang investasi yang terbuka di kawasan Asia Tenggara adalah bisnis franchise. Dengan kemudahan arus investasi di dalam dan luar negeri, semakin besar peluang pengusaha untuk melebarkan sayapnya dengan membuka toko di kawasan Asia Tenggara. 

Beberapa contohnya adalah model bisnis franchise kuliner yang dicanangkan oleh Ruben Onsu yakni Geprek Bensu yang sudah tersedia di Malaysia dan Thailand. Di sisi lain, ada juga gerai Alfamart yang juga tersedia di Filipina.

Nah, peluang bisnis franchise ini terbuka lebar bagi warga Indonesia yang ingin mengembangkan sayap outlet dan gerainya di luar negeri. Hal ini mengingat preferensi pasar yang di Indonesia bisa dijadikan tolak ukur untuk memasarkan produk di kawasan Asia Tenggara yang karakteristik masyarakat relatif mirip. 

Nah, kabar baiknya lagi, aplikasi Ajaib adalah platform teknologi finansial (fintech) unicorn pertama di Asia Tenggara yang sudah mengantongi pendanaan seri B senilai US$153 juta atau Rp2,18 triliun dari DST Global asal Hongkong.

Ajaib sendiri fokus dalam mengedukasi generasi muda untuk melek investasi lewat platform andalannya yakni Ajaib. Jadi, sudah punya akun Ajaib, belum?

Artikel Terkait