Ajaib.co.id – Untuk membeli saham perusahaan, tentunya kita mudah dilakukan, namun, yang menjadi pertanyaan utama adalah apakah harga saham perusahaan tersebut murah atau mahal? Nah, ini yang harus dianalisa terlebih dahulu sebelum membeli saham. Mengapa?
Hal ini berpengaruh pada perkembangan perusahaan dan saham itu sendiri. Sebab bila harga mahal, tentu kamu akan mengalami kerugian bila ternyata terjadi koreksi dan harga saham terjun menuju harga wajarnya.
Tentunya kamu tidak mau rugi kan? Salah satu caranya dengan menganalisa fundamental perusahaan dengan menggunakan rasio enterprise value. Ratio ini paling umum yang dapat digunakan oleh investor. Lalu bagaimana dengan keakuratannya? Apakah rasio enterprise value bisa selalu menunjukkan fundamental riil perusahaan? Yuk, simak artikel berikut ini:
Apa itu Enterprise Value?
Enterprise value atau EV merupakan ratio yang menunjukan besarnya nilai (value) dari suatu perusahaan atau sering disebut firm’s value. EV berbeda dengan kapitalisasi pasar, lho. Nah, perbedaannya adalah:
- Perhitungan enterprise value adalah kapitalisasi pasar+ utang- kas dan setara kas, sedangkan rumus kapitalisasi pasar adalah jumlah saham yang beredar x harga saham;
- Kapitalisasi pasar tidak menghitung utang dan cadangan kas perusahaan;
EV memiliki fungsi untuk:
- Menentukan nilai yang tepat untuk akuisisi
Semua investor tentu ingin mengetahui berapa nilai perusahaan yang akan dibeli. Hal ini berhubungan dengan besar dana yang disiapkan untuk membeli suatu perusahaan.
- Mengetahui kas perusahaan
Melalui EV, kita dapat mengetahui kas sebuah perusahaan, sebab bila hanya melihat dari kapitalisasi pasar, maka kita tidak akan menemukannya. Sederhananya, perusahaan yang memiliki jumlah kas yang cukup untuk dapat melunasi utang-utangnya adalah perusahaan dengan kinerja keuangan yang bagus.
- Menetralkan risiko
Bagi Investor, EV bisa digunakan sebagai penetral risiko saham dalam pasar modal. Harga saham naik karena banyak yang membelinya dan jatuh ketika banyak yang menjualnya. Mengetahui bahwa harga saham tersebut berada dibawah harga wajar, maka ketika harga menyentuh harga wajar, maka akan untung yang besar.
Apakah utang dan cadangan kas perusahaan penting untuk menilai fundamental perusahaan? Tentu saja! Seandainya perusahaan dijual kepada pemilik baru, pembeli tentu akan menanggung utang perusahaan yang ada dan menerima dana kas perusahaan itu juga. Nah, utang dan kas perusahaan menjadi salah satu faktor yang menentukan ev perusahaan, lho.
Hal ini menjadi acuan untuk menentukan mahal atau murahnya saham perusahaan. Contohnya, ada perusahaan X dan perusahaan Y yang memiliki kapitalisasi pasar yang sama sebesar 300 miliar rupiah. Perusahaan X memiliki hutang sebesar 50 miliar rupiah, sementara perusahaan Y tidak memiliki hutang.
Maka ketika perusahaan dijual, pembeli akan mengeluarkan biaya lebih banyak untuk perusahaan X. Mengapa? Karena perusahaan X memiliki hutang sehingga harga pengakuisisian sebesar 350 miliar rupiah. Pembeli tidak hanya membayar senilai harga kapitalisasi pasarnya, tetapi juga menanggung hutang perusahaan yang dibelinya.
Nah, demikian juga bila terdapat kas dan setara kas pada perusahaan. Dengan nilai kapitalisasi yang sama dengan diatas, perusahaan X memiliki kas dan setara kas sebesar 100 miliar rupiah sementara perusahaan Y hanya 50 miliar rupiah. Maka nilai perusahaan X adalah 250 miliar rupiah. Saldo kas dan setara kas dalam perusahaan akan menurunkan harga pengakuisisian perusahaan, sementara utang perusahaan akan meningkatkan harga akuisisi perusahaan.
Apakah EV akurat?
EV dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan. Para investor sering menggunakannya untuk menilai apakah nilai perusahaan tersebut masih murah atau sudah mahal. Hal ini dilakukan untuk mencari cuan maksimal. Namun yang jadi pertanyaan, apakah EV itu akurat? Apakah EV benar-benar bisa menentukan nilai perusahaan?
Sebenarnya EV tidak seakurat itu, lho. Penggunaan EV memang terkadang bisa menyesatkan. Ada 3 alasan mengapa EV terkadang tidak akurat, yaitu:
- Perhitungan EV tidak memperhitungkan penyusutan dan amortisasi. Memang keduanya bukan bentuk pengeluaran tunai, tetapi perusahaan wajib menggunakan modal untuk menggantikan modal yang terdepresiasi. Perusahaan yang banyak menggunakan mesin seperti sektor industri, tambang dan teknologi, akan mengganti mesin-mesin mereka yang lama.
- Utang merupakan komponen utama dalam menilai perusahaan. Nah, ketika menilai perusahaan perusahaan yang memiliki neraca keuangan yang lemah, maka keakuratan EV dapat dipertanyakan. Contohnya, bila sebuah perusahaan yang memiliki rasio utang dibanding ekuitas 3x dan kapitalisasi pasarnya hanya sebesar ekuitasnya, maka harga saham perusahaan menjadi sangat mahal, karena investor akan membeli perusahaan itu dengan harga 4 kali lipat.
- Kelemahan EV juga terlihat pada perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang buruk. Contohnya, perusahaan yang memiliki arus kas negatif atau hasil usaha lebih rendah dibanding biaya modal, maka memaksa memakai EV untuk menilai perusahaan tersebut akan menjadi sia-sia. Sebab nilai EV akan semakin tinggi.
- Penghitungan EV juga tidak memperhatikan pajak. Variasi tarif pajak setiap perusahaan berbeda-beda. Perbedaan tarif pajak dipengaruhi oleh industri, lokasi geografis, dan insentif khusus pemerintah. Jika perusahaan memperoleh laba usaha yang tinggi, maka perusahaan juga akan membayar pajak lebih banyak kepada pemerintah.
Nah, secara umum rasio EV yang semakin rendah maka akan makin menarik karena tergolong undervalued dan jika pasar sudah mampu mengenali nilai wajar perusahaan tersebut, maka investor bisa cuan yang besar. Harus berhitung untuk berinvestasi tentu saja merepotkan.
Apalagi untuk menilai apakah harga saham tersebut mahal atau murah. Kamu tidak perlu bingung. Kamu bisa berinvestasi dengan reksadana lewat Aplikasi Investasi Ajaib. Tidak perlu repot, aman, praktis dan juga berizin, Aplikasi Investasi Ajaib akan memberikan keuntungan. Nah, tunggu apalagi? Segera miliki akun Ajaib ya.
Sumber: How EV/EBITDA Misleads Investors, (Analisa Fundamental Saham) 3 Rasio Untuk Memilih Saham Yang Sedang Murah, dan Enterprise Value, dengan perubahan seperlunya.