Obligasi

Mengenal Obligasi Pemerintah, Untung atau Buntung?

obligasi-pemerintah

Obligasi merupakan salah satu instrumen pemerintah yang bisa dimiliki jika ingin berinvestasi dalam jangka menengah. Ada beberapa jenis obligasi yang beredar di Indonesia, dikategorikan berdasarkan penerbitnya. Salah satunya yakni obligasi pemerintah yang diterbitkan pemerintah untuk menghimpun modal.

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah dari penerbit obligasi kepada pemiliki instrumen tersebut. Dengan memiliki obligasi penerintah berarti pemerintah memiliki utang sejumlah dana kepadamu selaku investor dan bertanggung jawab mengembalikan ketika jatuh tempo.

Pengembalian yang diberikan berupa jumlah utang ditambah dengan suku bunga yang ditetapkan ketika penerbitan obligasi tersebut. Biasanya jangka waktu dari obligasi mulai dari 1 tahun sampai dengan 10 tahun. Karena itulah memiliki obligasi merupakan akternatif untuk berinvestasi jangka menengah.

Publik lebih mengenal obligasi yang diterbitkan perusahaan namun sebenarnya ada pula obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Obligasi pemerintah ini menjadi sumber pembiayaan untuk berbagai proyek di dalam negeri misalnya saja pemabngunan jalan raya atau berbagai fasilitas umum yang bersumber dari APBN. Pemerintah sendiri memiliki beberapa jenis obligasi yang memiliki karakteristik masing-masing.

Dibandingkan obligasi korporasi, obligasi pemerintah mengandung risiko yang lebih rendah. Maksudnya adalah kemungkinan gagal bayarnya sangat rendah dan kamu bisa mendapatkan imbal hasil setelah jatuh tempo. Kecuali jika negara dinyatakan bangkrut sehingga tak bisa membayar utangnya kepada warga negara.

Dengan kepastian yang lebih tinggi untuk pengembalian ini maka seharusnya kamu pantas untuk mempertimbangkan berinvestasi pada obligasi pemerintah. Investasi ini sendiri memang cenderung masih jarang dibandingkan versi perusahaan. Karena itu, masih banyak yang bertanya-tanya apakah investasi pada instrumen ini akan benar-benar menguntungkan.

Obligasi Pemerintah. Dapat Cuan Sekaligus Partispasi pada Pembangunan Negara

Bagi investor pemula obligasi pemerintah merupakan sesuatu yang mungkin terdengar asing. Apa itu ORI, SUN, dan Sukuk? Mengapa pemerintah meminjam uang dari rakyatnya sendiri? Berapa nominal minimum pembelian produk obligasi pemerintah?

Lebih lagi, pertanyaan yang paling penting ialah bagaimana risiko investasinya? Meskipun termasuk sebagai instrumen investasi yang paling aman dan menguntungkan, obligasi pemerintah kurang populer di masyarakat Indonesia.

Obligasi pemerintah adalah surat berharga atau kontrak yang dikeluarkan pemerintah Republik Indonesia yang berisi pengakuan bahwa negara berutang sejumlah uang kepada kreditur. Singkatnya, kamu meminjamkan uang kepada pemerintah.

Karena yang berutang adalah pemerintah, kamu tidak perlu takut uangmu dibawa kabur. Jika tenggat waktu di kontrak sudah tiba, pemerintah akan melunasi utang mereka beserta bunga (kupon) sesuai kesepakatan di awal.

Satu-satunya kemungkinan terburuk dari instrumen investasi ini adalah jika sebuah negara jatuh bangkrut, misalnya karena perang. Mengingat situasi politik dan ekonomi di Indonesia yang relatif stabil, rasanya kamu tidak perlu khawatir uangmu tidak akan kembali.

Mengapa pemerintah sampai harus berutang pada rakyatnya sendiri? Pemerintah menerbitkan obligasi biasanya guna menghimpun dana dan menutupi APBN yang mulai menipis. Ada juga negara yang menggunakan himpunan dana tersebut untuk kegiatan belanja pemerintah sampai mengembangkan infrastruktur. Selain mendapat bunga yang lumayan besar, kamu juga berkontribusi dalam pembangunan negara.

Ada tiga jenis obligasi yang diterbitkan pemerintah Indonesia, yaitu Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Surat Utang Negara (SUN), dan Sukuk (obligasi berbasis syariah). Ketiga jenis obligasi ini memiliki perbedaan yang tidak terlalu mencolok.

Mari kita bahas masing-masing jenis obligasi pemerintah ini untuk lebih jelasnya ya.

  • Surat Utang Negara (SUN)

SUN diterbitkan oleh Pemerintah sesuai Undang-Undang No. 24 Tahun 2002. Keberadaannya digunakan oleh pemerintah untuk membiayai kebutuhan anggaran pemerintah seperti untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

SUN dapat dimiliki investor melalui pasar perdana maupun pasar sekunder. Pasar Perdana adalah kegiatan penawaran dan penjualan Surat Utang Negara untuk pertama kali, sedangkan Pasar Sekunder adalah kegiatan perdagangan Surat Utang Negara yang telah dijual di Pasar Perdana.

Pasar perdana kerap dikenal sebagai piblic offering atau go public antara penerbit kepada pemodal. Sedangkan pasar sekunder biasanya berlangsung di Bursa Efek Indonesia dan melibatkan agen penjual dan dilakukan ketika ingin menjual kembali SUN miliknya sebelum jatuh tempo.

SUN merupakan instrumen investasi yang bebas resiko gagal bayar karena pembayaran bunga/kupon dan pokoknya dijamin oleh UU SUN. Oleh karena itu, setiap tahun Pemerintah menganggarkan pembayaran kupon maupun pokok ON dalam APBN.

  • Obligasi Ritel Indonesia (ORI)

Instrumen ini merupakan bagian dari SUN bersama dengan Surat Perbendaharaan Negara (SPN). Perbedaanya adalah ORI memiliki jangka waktu 12 bulan dengan kupon atau pembayaran bunga secara diskonto.

Tujuan diterbitkannya ORI adalah untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat atau investor individual untuk secara langsung memiliki dan memperdagangkan secara aktif dalam perdagangan Obligasi Negara. ORI juga bisa dijadikan agunan atau dijual kembali di pasar sekunder apabila investor membutuhkan dana cair.

  • Sukuk (Obligasi Syariah)

Sukuk tabungan adalah produk investasi berbasis syariah yang diterbitkan oleh pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Keberadaannya halal dan bebas riba karena pelaksanaannya sesuai dengan prinsip syariah yang dijamin oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Kalau kamu ingin membeli sukuk, harganya juga relatif terjangkau karena bisa didapatkan mulai dari Rp2 juta saja. Selain itu, investasi ini juga memiliki imbal hasil tetap setiap bulan (fixed coupon) dan memiliki jangka waktu yang sesuai dengan kebutuhan tabungan investasi masyarakat yakni dua tahun.

Sayangnya, sukuk tidak bisa dijual kembali di pasar sekunder seperti ORI atau Sukri, tetapi instrumen ini tetap likuid alias bisa ditarik sewaktu-waktu karena ada fasilitas pencairan sebelum jatuh tempo (early redemption). Kamu bisa membeli sukuk melalui agen penjual atau perusahaan sekuritas yang ditunjuk oleh pemerintah.

Pada dasarnya, ORI dan Sukuk adalah instrumen investasi turunan dari SUN. ORI mulai diterbitkan pemerintah sejak tahun 2006. Produk-produk sukuk menggunakan basis syariat Islam. Jadi, kamu tidak perlu khawatir mengenai riba.

Sukuk cocok dengan kecenderungan masyarakat zaman sekarang yang ingin mencari investasi yang halal dan menguntungkan. Bahkan produk ini juga diminati oleh investor non muslim karena memang mekanismenya yang memudahkan dan dianggap adil bagi kedua belah pihak.

Cukup dengan minimal investasi Rp5 juta kamu sudah bisa memiliki surat berharga ORI. Investor ORI kebanyakan adalah rakyat biasa karena memang jauh lebih terjangkau. Investasi ini juga cocok bagi anak muda yang ingin berinvestasi namun belum punya alokasi dana yang besar.

Kelebihan lainnya adalah dengan memiliki obligasi pemerintah berupa ORI maka kamu secara langsung berpartisipasi membiaya pembangunan negara. Kabar baiknya, tindakan positif ini juga membuahkan keuntungan berupa imbal hasil yang didapatkan dari pengembaliannya.

ORI juga memberikan keuntungan berupa capital gain apabila kamu menjualnya dengan harga lebih tinggi. Mekanismenya mirip dengan jual beli saham hanya saja ada sedikit perbedaan istilah yang diterapkan misalnya dalam hal satuan.

Sedangkan instrumen investasi berupa SUN biasanya dimiliki oleh perusahaan besar atau pebisnis kelas kakap. Pasalnya, dana yang dibutuhkan untuk investasi pada obligasi pemerintah jenis ini cukup fantastis yakni berkisar Rp5 miliar. Karena itulah rasanya memang investasi ini memang tidak terjangkau oleh masyarakat kebanyakan.

Nominal bunga yang ditawarkan ORI dan SUN mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia. Rekor bunga tertinggi ORI adalah 12,05% pada tahun 2006 dan yang terendah adalah ORI009 pada tahun 2012 sebesar 6,25%. Sama seperti deposito, kupon atau bunga obligasi pemerintah dikenakan pajak. Besarannya adalah 15%, lebih kecil dari deposito yang sebesar 20%.

Perbedaan lain antara SUN dan ORI adalah durasi investasinya. Produk-produk ORI biasanya jatuh tempo dalam 3 tahun. Waktu yang cukup singkat apalagi jika kamu termasuk orang yang kurang sabar. Sedangkan tenggat waktu SUN biasanya sampai memakan puluhan tahun.

Sebagai contoh, SUN FR0076 yang dirilis 2017 lalu baru akan jatuh tempo pada 15 Mei 2048. Hal ini berbeda dengan ORI yang hanya perlu 3 tahun saja bagimu untuk memberikan hasil atau sukuk yang hanya perlu waktu 2 tahun.

Sebelum kamu memutuskan instrumen investasi ini, ada baiknya kamu pastikan untuk membeli di lembaga keuangan yang telah disertifikasi oleh negara. Perlu diingat kembali bahwa bunga atau keuntungan produk obligasi bergantung pada suku bunga acuan, kondisi ekonomi, sosial, dan politik sebuah negara.

Hanya saja memang pemesanan produk obligasi pemerintah ini tidak bisa sewaktu-waktu dilakukan. Kamu hanya bisa membelinya ketika sedang dilakukan penawaran kecuali jika ingin membelinya di pasar sekunder yang nominalnya bisa saja berbeda.

Ayo tunggu apa lagi, mari ikut serta membangun negara lewat investasi obligasi pemerintah. Negara untung kamu pun ikut beruntung.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait