Reksa Dana

Peran Saham dan Obligasi Pada Portofolio Investasimu

Diversifikasi investasi berulang kali disampaikan adalah suatu hal yang penting untuk menyelamatkan portofolio investasimu dari fluktuasi harga. Dari beberapa instrumen investasi yang ada, saham dan obligasi menjadi dua hal yang paling pentinh ada dalam portofoliomu. Tahukah kamu mengapa dua produk investasi ini penting adanya?

Ketika mulai berinvestasi, kamu perlu memahami bahwa saham dan obligasi memainkan peran yang berbeda dalam portofoliomu di luar menghasilkan capital gain, dividen dari keuntungan perusahaan, dan pendapatan bunga. Kedua kelas aset ini memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang tentunya berakibat langsung padamu selaku investor.

Penting untuk mengetahui lebih dalam perbedaan antara saham dan obligasi dan bagaimana kedua hal ini berdampak sehingga kamu dapat membuat keputusan yang tepat tentang apa yang sesuai untuk investasimu.

Perbedaan Antara Saham dan Obligasi serta Dampaknya

Untuk memberikan ilustrasi umum, dengan beberapa pengecualian, seorang yang masih muda pada awal karier dengan cakrawala waktu 30+ tahun sebelum pensiun dengan pensiunan yang sudah tua yang tidak mampu mengambil risiko volatilitas yang signifikan, tidak tepat jika mereka memiliki alokasi 100% saham atau 100% obligasi.

Kombinasi antara keduanya, saham dan obligasi, jelas merupakan pilihan yang lebih baik tentunya dengan alokasinya masing-masing. Namun bagaimana itu bisa menjadi hal yang positif? Kamu akan jauh lebih mengerti setelah menyimak artikel di bawah ini.

Artikel ini akan mendiskusikan bagaimana kombinasi saham dan obligasi dapat menghasilkan hasil yang lebih baik daripada saham atau obligasi sendiri.

# Apa Definisi Saham Dan Obligasi? Bagaimana Keduanya Berbeda?

Memiliki bagian saham mewakili bukti kepemilikan dalam bisnis. Dengan memiliki saham, kamu akan mendapatkan hak suara dalam pengelolaan perusahaan dan mendapatkan keuntungan dari devidennya. Kamu sebagai pemilik saham juga akan mendapatkan klaim atas aset perusahaan. Ada pula potensi keuntungan dari menjualnya ketika harga saham tersebut naik.

Mengesampingkan situasi di mana likuidasi dapat terjadi, jika kamu memiliki kereta roti lapis dan membaginya menjadi sepuluh bagian, masing-masing saham tersebut berhak atas potongan keuntungan atau kerugian 1/10. Jika kamu memiliki semua 10 saham, kamu memiliki 100% dari perusahaan. Pasar saham adalah semacam lelang real-time di mana pemilik yang ada dan potensial pembeli menawar untuk membeli ekuitas (kepemilikan) dalam perusahaan.

Sementara itu, obligasi merupakan surat berharga berupa surat pernyatan utang atau pinjaman yang dibuat oleh penerbit obligasi kepada pembeli obligasi. Ada banyak jenis investasi obligasi antara lain obligasi negara diterbitkan oleh negara, obligasi municipal diterbitkan oleh pemerintah daerah dan obligasi korporasi diterbitkan oleh perusahaan.

Dalam obligasi, dituliskan jatuh tempo pembayaran utang beserta bunganya (kupon) yang menjadi kewajiban penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi. Jangka waktu obligasi yang berlaku di Indonesia umumnya 1 hingga 10 tahun. Keuntungan dari memiliki obligasi adalah kamu berhak untuk mendapatkan pendapatan tetap alias fixed income. Pendapatan ini akan diberikan secara rutin selama masa berlakunya obligasi tersebut.

Perbedaan antara saham dan obligasi sendiri cukup banyak. Salah satu yang paling gampang dikenali adalah soal risikonya. Saham memiliki risiko lebih tinggi sedangkan obligasi relatif lebih aman, namun tentu saja ini sebanding dengan keuntungannya. Kemudian, pemegang obligasi tidak punya hak suara atas pengelolaan perusahaan, berbeda dengan saham yang datang dengan hak suara.

Namun, jika terjadi likuidasi karena perusahaan bangkrut, pemegang obligasi akan dipriorotaskan untuk dibayar dibandingkan pemilik saham. Aset perusahaan yang tersisa bisa digunakan untuk membayar pemiik obligasi dan menutup utangnya. Harga obligasi sendiri relatif stabil dibandingkan saham yang sangat bergantung pada kondisi ekonomi.

Ada kesalahpahaman umum bahwa obligasi lebih aman daripada saham tetapi ini tidak sepenuhnya benar. Sebaliknya, lebih akurat untuk mengatakan bahwa saham dan obligasi menghadapi risiko yang berbeda yang dapat menjadi ancaman bagi daya belimu dengan cara yang berbeda jika kamu tidak berhati-hati.

# Bagaimana Campuran Keduanya Menstabilkan Nilai Portofolio Selama Masa-Masa Performa Pasar Turun?

Pada dasarnya, manfaat saham dapat mengimbangi kelemahan obligasi dan manfaat obligasi dapat mengimbangi kelemahan saham. Dengan menggabungkan keduanya dalam satu portofolio tunggal, besar kemungkinan kamu dapat menikmati volatilitas yang jauh lebih rendah, pertahanan yang lebih kuat terhadap penurunan kinerja pasar, ketenangan pikiran yang lebih besar, dan tingkat pendapatan yang dijamin lebih tinggi.

Selain menarik bagimu yang suka berinvestasi, ada beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari artikel ini tentang kinerja historis berbagai campuran saham dan obligasi dalam portofolio.

Saham dan obligasi berperilaku berbeda dalam kondisi yang berbeda, menjadikannya berguna ketika disimpan dalam portofolio bersama-sama. Jika sejarah masa lalu terulang, aman untuk mengatakan bahwa semakin tinggi proporsi obligasi dalam alokasi investasi keseluruhan, semakin stabil portofolio investasimu. Namun, situasi yang kurang menguntungkan mungkin terlihat jika biaya tingkat compounding lebih rendah.

Di sisi lain, ekonomi perilaku menunjukkan orang cenderung lebih melekat dengan rencana jangka panjang mereka ketika volatilitas lebih rendah. Hal ini berarti bahwa pengembalian bisa menjadi lebih tinggi karena rendahnya volatilitas menenangkan perilaku impulsif manusia ketika banyak uang tampaknya hilang selama jatuhnya pasar.

Saham, secara keseluruhan, jauh lebih produktif daripada obligasi sehingga semakin lama periode waktunya, semakin besar kemungkinan saham yang disimpan dalam suatu portofolio akan menjadi persentase alokasi aset yang biasanya besar kecuali jika pemilik portofolio memilih untuk rebalancing kembali yaitu menjual beberapa kepemilikan untuk mengurangi proporsi saham untuk kembali ke alokasi yang ditargetkan.

Tahun-tahun yang buruk bisa sangat buruk. Adalah satu hal yang sangat berbeda saat membaca teori investasi agar tidak panik ketika pasar jatuh dibandingkan ketika hal tersebut benar-benar terjadi padamu. Pasar jatuh akan menjadi bencana bagi investor, namun investor jangka panjang menjadi sangat kaya dengan membeli saham dengan harga murah.

Jangan meremehkan seperti apa rasanya, dan bagaimana hal itu dapat menyebabkan kamu melakukan hal-hal bodoh saat melihat 50% kekayaanmu lenyap dalam sekejap mata. Jika kamu tidak dapat menangani kenyataan bahwa hal-hal seperti ini akan terjadi padamu sebagai pemegang saham, kamu akan berada dalam waktu yang sangat tidak menyenangkan.

Tidak ada teori yang pasti tentang berapa persentase proporsi yang tepat untuk alokasi saham dan obligasi sebaiknya. Namun, investor terkenal Benjamin Graham, berpendapat bahwa investor yang lebih kecil, non-profesional harus mempertahankan tidak kurang dari 25% dan tidak lebih dari 75% di kedua kelas aset. Modifikasi kedua aset harus berdasarkan pada perubahan besar dalam kehidupan ketika kebutuhanmu menjadi berbeda dari sebelumnya.

Kamu yang saat ini masih dalam tahap investor pemula bisa menerapkan hal ini dengan membeli reksa dana saham maupun reksa dana pendapatan tetap alias obligasi. Ajaib selaku marketplace instrumen reksa dana menyediakan banyak pilihan reksa dana dengan kinerja terbaik. Beberapa diantaranya adalah obligasi ekonomi syariah, obligasi negara, saham terbaik di Indonesia dan masih banyak pilihan lainnya.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait