Banking, Berita

Bank Indonesia Diprediksi Turunkan Suku Bunga Lagi

Pinjaman Online Pinjam uang online

Eric Alexander Sugandi, seorang peneliti ekonomi senior Kajian Strategis Universitas Kebangsaan Republik Indonesia, memprediksi bahwa suku bunga bakal dipangkas lagi oleh Bank Indonesia. Pemangkasan suku bunga ini bakal terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Seperti diberitakan oleh Bisnis.com, Eric mengatakan bahwa, Bank Indonesia bakal memotong suku bunga acuan BI 7- day reverse repo rate hingga 25 basis poin (bps) ke 4,75 persen saat Rapat Dewan Gubernur yang berlangsung pada Januari 2020.

Hal ini dikemukakan Eric dalam laporan mingguannya yang dipublikasikan pada Senin (20/1/2020). Pemangkasan suku bunga ini sangat memungkinkan karena nilai inflasi yang relatif rendah dan terkendali. Selai itu, ada tren pergerakan nilai tukar rupiah yang semakin menguat sepanjang bulan ini.

“Pemangkasan BI 7-day Reverse Repo Rate diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung stagnan di sekitar angka 5 persen,” jelas Eric.

Sepanjang 2019, BI melakukan empat kali pemangkasan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate dengan total penurunan sebesar 100 basis poin. Penurunan itu akan terasa efeknya pada tahun ini. Perbankan melihat, keuntungan selisih bunga akan turun karena efek penurunan suku bunga tahun lalu dan pengetatan likuiditas.

Menurut catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), margin bunga bersih perbankan tercatat tak pernah mencapai 5 persen sepanjang 2019. Padahal sejak 2015, net interest margin (NIM) perbankan Indonesia masih tinggi, di atas 5 persen.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih optimistis margin bunga bersih BCA bakal dijaga di atas 5 persen. Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja mengatakan akan mendorong penyaluran kredit yang masih berpotensi baik.

“Tahun lalu masih di atas 5 persen, bahkan mendekati 6 persen. NIM ini sebenarnya sulit diprediksi karena banyak faktornya, belum lagi tiap segmen kredit juga bunganya berbeda, ini akan tergantung sektor kredit apa yang masih akan tinggi bunganya,” kata Jahja, mengutip artikel dari Kontan.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Royke Tumilaar mengatakan, perebutan likuiditas akan menjadi penekan NIM perbankan. “Kalau semua berebut deposito di pasar, pengaruhnya memang akan terkena ke NIM. Makanya kami juga bakal menjaga cost of fund yang baik termasuk DPK,” kata Royke pekan lalu.

Royke bilang, bank berlogo pita emas ini masih optimistis bias meraih NIM di kisaran 5,5 persen tahun ini. Maklum, meskipun secara industri merosot, margin di bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 memang tercatat masih kokoh. per Oktober 2019 lalu masih berada di level 5,47 persen. “Tapi untuk antisipasi, kami juga akan mendorong pendapatan komisi, karena tahun ini NIM pasti akan lebih tertekan,” katanya memberikan penjelasan.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait