Saham

Melalui IDX-IC, BEI Ubah Sektor Saham di Bursa Perdagangan

IDX-IC

Ajaib.co.id – Bursa Efek Indonesia atau BEI merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi setiap perdagangan di pasar modal, salah satunya adalah saham. Di mana, setiap tahunnya ada perusahaan yang mendaftarkan diri untuk memperdagangkan sahamnya secara publik melalui bursa saham. Saham-saham tersebut diklasifikasikan berdasarkan sektor bisnis yang dijalankan oleh setiap perusahaan.

Seiring berjalannya waktu, sudah mulai banyak perusahaan yang mencatatkan namanya di papan bursa sehingga BEI memutuskan untuk melakukan perubahan sektor saham di bursa. Hal ini disebabkan oleh munculnya sektor bisnis baru yang mulai mencatatkan namanya di papan bursa dan sebelumnya tidak ada di kategori sektor saham BEI.

BEI sendiri telah melakukan perubahan pada sektor saham dengan mengimplementasikan IDX Industrial Classification atau IDX-IC yang sebelumnya disebut Jakarta Stock Industrial Classification atau JASICA. Lalu, apa yang dimaksud dengan perubahan sektor saham pada bursa dan bagaimana ketentuan yang dimaksud? Yuk simak penjelasan berikut ini.

Sebelum Melakukan Perubahan, Sektor Saham Diklasifikasi Melalui JASICA

JASICA atau Jakarta Stock Industrial Classification merupakan pengelompokkan emiten saham berdasarkan sektor bisnis yang dijalani. JASICA sendiri sudah digunakan mulai tahun 1996 dan memiliki banyak keterbatasan khususnya pada proses klasifikasi emiten. Hal ini karena JASICA tidak memiliki klasifikasi untuk jenis usaha baru yang tengah berkembang.

Mulai dari perusahaan di sektor teknologi, perfilman, hingga perusahaan yang berkaitan dengan jasa olahraga sehingga diklasifikasikan ke bagian subsektor lain-lain. Ditambah saat ini terdapat banyak sektor yang terlalu luas atau tidak homogen dan tidak terdefinisi lebih spesifik seperti sektor industri untuk memuat subsektor dengan jangkauan sangat luas.

Mulai dari mesin dan alat berat, otomotif dan komponen, tekstil dan garmen, alas kaki, kabel, hingga elektronik. Pada dasarnya, asas klasifikasi yang mengacu pada kegiatan industri bukan menjadi hal lazim untuk bursa saham lain di dunia.

Oleh karena itu, mengapa diperlukan klasifikasi lain yang lebih sesuai. Indeks bursa valuta asing sendiri lebih menekankan prinsip klasifikasi melalui eksposur pasar emiten.

Sementara JASICA masih menggunakan acuan kegiatan ekonomi yang diadopsi. Selain itu, JASICA juga mengklasifikasikan emiten menjadi lapis klasifikasi seperti 9 sektor dan 56 subsektor. Di mana, ada sebanyak lebih dari 20 emiten yang masuk ke de dalam subsektor lainnya karena tidak tersedia pilihan bisnis baru.

Sektor Saham JASICA Berubah Menjadi IDX-IC

Perubahan sektor saham yang dilakukan oleh BEI ini memang didasari oleh alasan penting. Di mana, JASICA atau Jakarta Stock Industrial Classification berubah menjadi IDX Industrial Classification atau IDX-IC.

Menurut pihak BEI, perusahaan baru yang tercatat memiliki industri yang semakin luas. Jika pada tahun 2996 ada sekitar 250 perusahaan tercatat, maka saat ini ada sebanyak 700-an perusahaan tercatat.

Oleh karena itu, penting dilakukannya klasifikasi industri baru pengganti JASICA yaitu IDX-IC. Melalui Surat Edaran BEI Nomor: SE-00003/BEI/01-2021 Terkait Tampilan Informasi Perusahaan Tercatat pada Kolom Remarks dalam JATS, di mana peluncuran IDX-IC dilakukan untuk menjawab kebutuhan perkembangan pada sektor perekonomian baru serta menyelaraskan global practice.

Selain itu, hal ini juga dilakukan mengikuti pola yang ada di bursa-bursa lain. Struktur perubahan sektor saham yang baru di bursa saham dirancang dengan 4 tingkat klasifikasi meliputi, sektor, subsektor, industri, hingga subindustri. Dengan struktur klasifikasi lebih dalam, IDX-IC bisa mengelompokkan jenis perusahaan tercatat secara lebih homogen.

Ada sebanyak 12 Sektor, 35 Sub-sektor, 69 Industri, serta 130 Sub-industri di IDX-IC dengan rincian berdasarkan kode klasifikasi IDX-IC dari 4 digit yang menunjukkan sekaligus 4 tingkat klasifikasi dari IDX-IC.

Di mana, digit pertama menunjukkan Sektor, lalu dituliskan dengan abjad A-Z. Digit kedua akan menunjukkan subsektor, digit ketiga menunjukkan Industri, serta digit keempat yang menunjukkan subindustri.

Selain itu, digit kedua sampai keempat ditulis dengan angka 1 hingga 9. Metode penentuan saham sektor baru perusahaan yang tercatat melalui IDX-IC mengacu pada pendapatan terbesar yang tampak pada laporan keuangan, baik dari laporan keuangan auditan dan laporan tahunan. Dengan begitu, komparasi setiap emiten akan lebih jelas, tepat, dan sangat detail ketika membandingkannya.

Contoh Perubahan Sektor Saham Baru Melalui IDX-IC

Perubahan sektor saham baru yang dilakukan BEI bakal memberikan manfaat bagi setiap investor khususnya dalam mengamati kinerja perusahaan di setiap sektor. Di mana, kategorisasi emiten di bursa akan semakin luas sehingga akan ada banyak emiten yang berpindah dari satu sektor ke sektor baru dengan mengikuti prinsip perusahan sektor saham baru.

Selain itu, beberapa pihak juga menilai dampak yang dihasilkan dari kategorisasi dan perhitungan indeks secara sektor baru tidak begitu berdampak terhadap aktivitas pasar. Dampak yang diperkirakan akan terjadi lebih ke sisi administrasi khususnya jika jika emiten yang masuk portofolio juga mencatatkan sektornya pada lembar fakta produk reksa dana.

Adapun rincian dari perubahan sektor saham baru tersebut dapat dilihat dengan contoh berikut:

  • Kode klasifikasi untuk sektor keuangan menjadi IDXFINANCE yang diikuti beberapa saham di dalamnya seperti BBCA, BBRI, BRIS, BBTN, BMRI, BJTM, BPFI, BCAP, dan LIFE.
  • Kode klasifikasi untuk sektor energi menjadi IDXENERGI yang diikuti beberapa saham di dalamnya seperti DOID, ELSA, INDY, PTBA, TOBA, dan WINS.
  • Kode klasifikasi untuk sektor industri menjadi IDXINDUST yang diikuti beberapa saham di dalamnya seperti BMTR, DYAN, EMTK, TOTO, dan KBLM.
  • Kode klasifikasi untuk sektor barang mentah menjadi IDXBASIC yang diikuti beberapa saham di dalamnya seperti ANTM, BRPT, INCO, INKP, dan WSSA.
  • Kode klasifikasi untuk sektor barang konsumen non primer menjadi IDXCYCLIC yang diikuti beberapa saham di dalamnya seperti ARGO, ACES, FILM, POLI, LPPF, dan MAPI.
  • Kode klasifikasi untuk sektor barang konsumsi utama menjadi IDXNONCYC yang diikuti beberapa saham di dalamnya seperti AMRT, AALI, HERO, CAMP, CPIN, dan UNVR.
  • Kode klasifikasi untuk sektor properti & real estate menjadi IDXPROPERT yang diikuti beberapa saham di dalamnya seperti APLN, BEST, BSDE, CTRA, dan POLL.
  • Kode klasifikasi untuk sektor infrastruktur menjadi IDXINFRA yang diikuti beberapa saham di dalamnya seperti JSMR, IPCC, PORT, PIGN, dan TBIG.
  • Kode klasifikasi untuk sektor teknologi menjadi IDXTECHNO yang diikuti beberapa saham di dalamnya seperti KIOS, PGJO, DIVA, dan DCII.
  • Kode klasifikasi untuk sektor transportasi & logistik menjadi IDXTRANS yang diikuti beberapa saham di dalamnya seperti GIAA, HELI, LRNA, dan NELY
  • Kode klasifikasi untuk sektor kesehatan menjadi IDXHEALTH yang diikuti beberapa saham di dalamnya seperti SAMA, MIKA, IRRA, SIDO, dan KBLF

Pada dasarnya, perubahan sektor saham baru ini memiliki manfaat bagi para investor ke depannya saat memilih emiten yang memiliki kinerja positif. Apalagi didukung dengan media investasi online seperti Ajaib yang dapat memudahkan setiap penggunanya untuk berinvestasi saham.

Ajaib bisa membantu kamu untuk menunjukkan emiten yang memiliki kinerja positif baik dari analisis fundamental maupun teknikal.

Jadi tunggu apalagi, download Ajaib melalui smartphone kamu untuk memulai investasi secara online sekarang!

Artikel Terkait