Analisis Saham

Jangan Gegabah untuk Langsung Mengoleksi Saham MOLI

Ajaib.co.id – PT Madusari Murni Indah Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi ethanol, karbon dioksida cair, dry ice, hingga pupuk terintegrasi, baik pada kegiatan distribusi maupun perdagangan. Perusahaan berkode saham MOLI ini didirikan pada tahun 1959 dan saat ini menjadi produsen Ethanol independen terbesar yang ada di Indonesia.

Selain itu, MOLI juga memiliki kapasitas produksi food grade ethanol mencapai 80.000 KL per tahun, kapasitas produksi CO2 cair lebih dari 20 ton per tahun, serta kapasitas produksi pupuk yang lebih dari 25 ton per tahun. Hasil produksi tersebut memiliki merek bernama Molindo Ethanol, Molindo CO2, serta Molindo Fertilizer.

Beberapa pelanggan yang terdiversifikasi dari beberapa segmen seperti makanan dan minuman, rokok, kosmetik, tinta, percetakan, farmasi, rumah sakit, mebel, bahan bakar, serta pengelasan dengan penjualan yang sudah mencapai mancanegara. Mayoritas saham MOLI dipegang oleh PT Cropsco Panen Indonusa dengan 51,38 persen kepemilikan.

Saham MOLI sendiri mulai diperdagangkan secara publik melalui bursa saham pada tahun 2018 dengan harga penawaran Rp580 per lembar saham. Walaupun terbilang baru melantai di bursa, pergerakan harga saham MOLI tampak positif. Pada perdagangan 1 April 2021 lalu, harga saham MOLI ditutup pada angka Rp1.035 per lembar saham.

Untuk mengetahui kelayakan dari saham MOLI, ada baiknya untuk mengetahui fundamental perusahaan dan prospek bisnis ke depannya melalui bedah kinerja saham MOLI berikut ini.

Sepanjang Semester I Tahun 2020, MOLI Catatkan Pendapatan yang Naik 23 Persen

Dampak pandemi Covid-19 dirasakan positif bagi bisnis MOLI di sepanjang semester I tahun 2020. Di mana, permintaan pembersih berbasis alkohol atau etanol meningkat. MOLI berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp672,7 miliar yang naik 23 persen dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp546,2 miliar.

Pihak MOLI menyampaikan bahwa terjadi permintaan besar pada pembersih berbasis alkohol atau etanol, baik di Indonesia dan negara lain sehingga pemerintah Indonesia melarang ekspor produk etanol untuk sementara di kuartal kedua tahun 2020.

Adapun penggunaan etanol pada produk hand sanitizer, alat-alat kesehatan, produk perawatan pribadi, kosmetik, minuman, serta beberapa produk lainnya.

Di samping itu, MOLI juga meraih laba bersih untuk semester I tahun 2020 sebesar Rp56,5 miliar yang tumbuh 5 persen dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp53,9 miliar.

Bisnis MOLI dalam 4 Tahun Terakhir Tampak Positif

Walaupun baru mencatatkan namanya di papan bursa pada tahun 2018, kinerja keuangan MOLI dalam 4 tahun terakhir sangat positif. Di mana, penjualan yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan raihan laba yang terus tercatat dalam laporan keuangan MOLI.

Adapun data ikhtisar keuangan yang dapat dilihat berdasarkan informasi finansial perseroan (dalam triliun rupiah):

Dari data tersebut, secara penjualan MOLI terus mengalami peningkatan per tahunnya dalam 4 tahun terakhir. Sedangkan untuk raihan laba harus turun di tahun 2019, padahal penjualan di tahun tersebut meningkat.

Hal ini disebabkan oleh faktor tertentu yang mempengaruhi laba bersih MOLI di tahun 2019. Di mana, faktor penyebab kenaikan adalah beban-beban yang membengkak di tahun tersebut.

Mulai dari beban pokok penjualan yang meningkat 48,65 persen YOY menjadi Rp374,61 miliar. Lalu, ada beban penjualan dan distribusi, beban umum dan administrasi, serta beban keuangan yang juga mengalami kenaikan.

Di mana, beban-beban ini membengkak di kuartal ketiga tahun 2020 yang menyebabkan MOLI tidak mampu meningkatkan pertumbuhan laba periode berjalan.

Sementara, jika dilihat berdasarkan rasio keuangannya, kondisi bisnis MOLI di tahun 2019 cukup sehat. Berikut data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 dari informasi finansial perseroan:

Bagaimana dengan Prospek Bisnis MOLI ke Depannya Sehingga Sahamnya Layak untuk Dikoleksi?

Memasuki tahun 2021, PT Madusari Murni Indah Tbk masih optimistis dengan pertumbuhan bisnis. Hal ini seiring dengan masa pandemi yang masih berlangsung menciptakan gaya hidup masyarakat yang lebih sehat, demi menjaga kebersihan dan penyebaran Covid-19.

Walaupun masa pandemi nantinya akan berakhir seiring dengan distribusi vaksin yang tengah berlangsung, namun kebiasaan untuk menjaga bersih akan menjadi gaya hidup baru sehingga hal ini berpengaruh pada perkembangan bisnis MOLI ke depannya.

Untuk menyambut tahun 2021, MOLI sendiri belum secara resmi menentukan agenda bisnis dalam rangka meningkatkan pertumbuhan kinerja.

MOLI masih akan terus meningkatkan produksi etanol untuk kebutuhan konsumen. Di mana, permintaan hand sanitizer dan antiseptic yang terus meningkat. Sejalan dengan fasilitas produksi yang bertambah untuk meningkatkan kapasitas produksi. Ditambah fasilitas berupa distalisi II tersebut bakal meningkatkan mutu produk.

Sedangkan untuk alokasi belanja modal atau capex di tahun 2021, MOLI juga belum memastikan berapa nominal yang akan dipersiapkan. Namun, dapat diprediksi untuk capex tahun ini bisa di bawah capex tahun 2020 lalu.

Mengingat, capex tahun 2020 yang mencapai Rp138 miliar sebagian digunakan untuk penyelesaian fasilitas produksi dan infrastruktur lainnya.

Sementara di tahun ini, MOLI belum merencanakan agenda bisnis terkait pembangunan infrastruktur yang membutuhkan dana dengan jumlah besar untuk membantu peningkatan kinerja keuangan.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait