Bisnis & Kerja Sampingan

Haruskah Join dalam Multi Level Marketing? Ini Jawabannya

multi level marketing

Ajaib.co.id – Bisnis Multi Level Marketing alias MLM punya stigma negatif di mata masyarakat. Hal ini tak lain adalah buah dari banyaknya kasus penipuan dengan modus metoda pemasaran berjenjang ini. Tak jarang yang banyak kemudian enggan bergabung dengan bisnis ini karena takut jadi korban berikutnya.

Bisnis MLM sendiri sebenarnya sudah banyak beredar di Indonesia sejak lama. Biasanya pangsa pasar metode ini ialah para ibu rumah tangga yang tertarik mendapatkan keuntungan sekaligus bisa menggunakan produk tersebut. Ada banyak produk MLM yang beredar misalnya perlengkapan rumah tangga, kecantikan, obat-obatan sampai dengan bahan bakar.

Apalagi ada iming-iming mendapatkan bonus yang terbilang fantastis misalnya uang jutaan rupiah, jalan-jalan keluar negeri sampai undian monbil. Siapa yang tak tergoda jika reward yang didapat begitu menggiurkan hanya dengan menjalankan bisnis yang terlihat mudah. Terlebih lagi, bisnis multi level marketing diklaim tak menyita waktu banyak, minim modal dan tak perlu skill khusus.

Namun benarkan model bisnis MLM sesempurna itu? Atau benarkah anggapan di luar sana bahwa model bisnis ini hanya scam belaka?

Menguji Stigma Negatif Model Bisnis Multi Level Marketing

Multi Level Marketing atau MLM merupakan istilah yang cukup familiar di tengah masyarakat kita. Salah satu yang membuatnya menonjol adalah agresivitas dan antusiasme pemasar-pemasarnya dalam memasarkan produk dan merekrut anggota baru. Tak jarang promosinya diwarnai dengan testimoni anggota sebelumnya yang sudah mendapatkan benefitnya.

Saking gencarnya promosi yang dilakukan, pasti semua orang pernah terpapar dan mendapatkan tawaran bergabung dengan bisnis MLM. Harus diakui jika bisnis ini menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Betapa tidak, kamu tak perlu skill kelas dewa dan bisa mendapatkan keuntungan hanya dengan ikut mengembangkan jaringan yang sudah ada.

Biasanya anggota MLM diharuskan melakukan penjualan produk dan perekrutan anggota untuk bisa mendapatkan reward. Banyak dari MLM tersebut memang menawarkan produk-produk berkualitas baik. Namun tidak jarang juga, masyarakat sentimen dengan MLM karena banyak yang merasa jadi korban iming-iming MLM.

Apalagi banyak kasus penipuan bermodus MLM yang sudah pernah mencuat ke publik. Misalnya saja penipuan MLM Qnet yang membuat anggotanya merugia. Pengalaman orang yang gagal dengan sistem MLM memang tak sulit didapati. Ada yang sudah menyetorkan dana dan bahkan menggadaikan barangnya untuk bergabung dengan bisnis ini namun hasilnya nihil.

Hal inilah yang membuat sebagian besar orang enggan mencoba bisnis MLM daripada jadi korban berikutnya. Hanya saja, Ketua Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) Kany V. Soemantoro mengatakan jika masyarakat selama ini salah kaprah akan pengertian multi level marketing.

Kasus yang dianggap penipuan MLM selama ini sebenarnya menganut sistem money game. Maksudnya adalah menjadikan tambahan anggota untuk mendapatkan bonus dan naik pangkat dalam sistem tersebut. Hanya saja selama ini modusnya memang menggunakan MLM sebagai kamuflase dari metode yang merugikan ini.

Bisnis multi level marketing sama seperti motode lainnya dalam dunia bisnis hanyalah pendekatan berbeda yang dipakai untuk tujuan keuntungan. Namun salah pemahaman soal MLM membuat banyak orang sudah merasa antipati. Padahal jika bergabung dengan MLM yang jelas dan berizin maka hal itu tak akan terjadi.

Sebenarnya, tidak ada salahnya mencoba peluang dari berbisnis dengan sistem MLM. Namun tentau saja, kamu harus kenali dulu perusahaannya, serta plus minus yang didapat dari berbisnis MLM.

Mengenal Multi Level Marketing (MLM)

Pada dasarnya, MLM adalah salah satu sistem pemasaran langsung dengan memanfaatkan pelanggan sebagai jaringan mitra distirbusi barang (distributor). Seorang pelanggan atau konsumen, memiliki kesempatan untuk menjadi distributor produk, dengan beberapa persyaratan tertentu.

Mitra tersebut kemudian merekrut pelanggan lainnya untuk bergabung juga menjadi mitra. Seorang pemasar MLM bisa juga disebut sebagai : anggota, distributor, agen atau mitra. Statusnya merupakan anggota pemasar freelance yang terdaftar dan terikat dengan aturan sistem pemasaran perusahaan.

Dalam sistem pemasaran MLM, perekrut akan menjadi upline (posisi di level atas jaringan) dan yang direkrut menjadi downline (berada di level bawah jaringan). Semakin berkembang jaringan di bawahnya, semakin naik posisi seorang agen MLM.

Ada beberapa istilah lain juga yang menjadi sebutan untuk MLM:

  • Network Marketing (Pemasaran Jaringan)
  • Multi Generation Marketing (Pemasaran Banyak Generasi)
  • Uni Level Marketing

Menjadi Anggota MLM

Untuk menjadi anggota MLM (distributor), seseorang harus melakukan pendaftaran sebagai anggota pemasar. Setelah terdaftar menjadi distributor, seorang anggota MLM akan mendapatkan harga jual distributor yang lebih murah dari harga jual pelanggan umum.

Setiap perusahaan memiliki aturan masing-masing sebagai persyaratan menjadi anggota perusahaan MLM. Ada beberapa persyaratan yang biasanya wajib dilakukan untuk bergabung menjadi anggota MLM.

  • Mengisi Formulir Pendaftaran

Formulir ini sebagai bentuk pengajuan menjadi anggota MLM. Formulir ini juga biasanya didapatkan dari perekrut (upline).

  • Menyerahkan Biaya Pendaftaran

Biaya pendaftaran ini beragam sesuai ketentuan masing-masing MLM. Ada yang mulai dari puluhan ribu rupiah hingga jutaan.

  • Membeli Starter Kit

Beberapa perusahaan biasanya memasukkan biaya pendaftaran dalam pembelian produk pertama sebagai agen distributor. Namun ada juga yang memisahkan biaya pendaftaran dengan pembelian produk atau starter kit. Sekali lagi itu semua tergantung dari kebijakan perusahaan.

Proses Pemasaran Produk MLM

Pemasaran dengan sistem MLM juga berusaha seminimal mungkin mengeluarkan biaya distribusi dan pemasaran. Bisa dikatakan, pemasaran mulut ke mulut adalah saluran utama pemasaran produk MLM. Maka tidak mengherankan jika umumnya perusahaan MLM hampir tidak pernah memasang iklan atau masuk ke jalur-jalur distribusi konvensional seperti pasar, supermarket, koperasi atau warung.

Karena saluran promosi utama mereka adalah para anggota MLM tersebut sehingga kemudian disebut dengan sistem pemasaran langsung. Dengan demikian, perusahaan dapat mengalihkan budget distribusi, dalam bentuk bonus dan reward fantastis bagi para anggota pemasarnya.

Maka dari itu, umumnya, sebelum menawarkan produk yang dijual, para distributor produk MLM lebih menitikberatkan pada peluang bisnis sistem MLM perusahaan mereka. Karena tawaran bonus yang cukup menggiurkan tersebut.

Penghasilan Distributor MLM

Sebagai sebuah peluang bisnis, tentu saja perusahaan MLM menawarkan berbagai penghasilan menggiurkan bagi para distributornya. Besaran keuntungan yang didapat oleh anggota MLM berbeda-beda sesuai aturan masing-masing perusahaan.

Bisnis multi level marketing memang menawaran keuntungan dan merupakan hal yang wajar. Namun sama dengan model investasi, ada proses di baliknya untuk mendapatkan keuntungan tersebut. Kamu tidak akan mendapatkan hasil dengan fantastis tanpa proses maupun usaha. Karena itu kamu perlu mengetahui dengan benar bagaimana sistem ini akan memberikan imbal hasil kepada anggotanya.

Namun secara garis besar, penghasilan seorang anggota MLM diperoleh dari :

  • Laba hasil penjualan yang diperoleh saat menjual barang ke konsumen secara langsung.
  • Komisi rekrutmen yang didapatkan dari merekrut anggota baru (downline)
  • Komisi dari hasil penjualan downline dalam jaringannya.
  • Bonus tutup poin dari penjualan pribadi yang mencapai target.
  • Bonus dari hasil penjualan grup yang mencapai taget.

Walaupun bisa mendapatkan untung dari berjualan secara pribadi, namun bonus bagi anggota MLM akan banyak didapatkan dari perkembangan jaringan grup penjualannya. Maka tidak heran jika dalam bisnis MLM seorang distributor berusaha terus mencari anggota baru untuk bergabung dalam jaringannya.

Dengan jaringan yang besar, akan dapat menambah omzet penjualan dan keuntungan besar bagi perusahaan. Prestasi tersebut akan mendapatkan penghargaan dari perusahaan berupa bonus insentif, bahkan tidak jarang bonus-bonus mewah seperti travelling ke luar negeri, mobil, bahkan rumah.

Keunggulan dan Kelemahan Sistem Multi Level Marketing

Sebagai sebuah sistem pemasaran, tentu ada kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh Multi Level Marketing. Sistem MLM tidaklah sesempurna yang ada di gambaran sebagaimana promosinya yang kerap kamu dapatkan. Sebagai sebuah metode bisnis tentu saja ada plus minus menjalankan bisnis seperti ini.

Jika kamu tertarik bergabung dengan MLM maka pastikan kamu memahami kedua hal ini agar tak terjebak pada iming-iming MLM yang tak jelas. Berikut adalah kelemahan maupun keunggulan sistem pemasaran berjenjang ini.

Keunggulan Multi Level Marketing

  • Sistem pemasaran Multi Level Marketing membuka peluang pasive income bagi para mitra. Jumlah pasif income yang ditawarkan terbilang menggiurkan, jika jaringan telah berkembang luas.
  • Bergabung dalam Multi Level Marketing dapat mengasah berbagai kemampuan dalam diri seseorang. Mulai dari berpikir kreatif, berpikir positif dan optimis, serta sikap kepemimpinan. Karena pada saat telah memilki downline, seorang agen harus bisa mengarahkan dan membantu downline untuk berkembang.
  • Seseorang yang bergabung dalam MLM dituntut harus mampu berbicara dengan semua kalangan. Selain komunikasi persuasif berkembang pesat, kepercayaan diri seorang agen MLM akan terasah. Karena harus mampu berbicara dengan orang dari semua kalangan.

Kelemahan Multi Level Marketing

  • Stigma negatif tentang MLM sudah cukup banyak ditemukan di tengah masyarakat. Padahal, ada banyak merk produk perusahaan MLM yang menguasai pasar.
  • Tawaran peluang bisnis yang terkesan bombastis dan muluk-muluk dari para pemasar MLM kerap kali menjadi bumerang saat ada anggota yang kecewa karena usahanya tidak semudah yang dikatakan.
  • Tidak jarang pada awal menjadi agen MLM, seseorang harus mengelurkan modal yang tidak sedikit. Apalagi, semua alat pemasaran seperti katalog, formulir, tester dll. harus dibeli oleh agen MLM. Demikian juga pada saat poin belum mencukupi, agen akan dieksploitasi untuk membeli produk sebanyak-banyaknya.

Walaupun banyak perusahaan MLM yang gaungnya hanya terdengar sebentar saja, namun ada juga perusahaan MLM yang sudah bertahan sangat lama, bahkan menjadi pemimpin pasar. Misalnya sebut saja Tupperware, Sophie Martin, Oriflame, Jafra dan lain sebagainya. Nama-nama besar ini sudah terbukti aman dan bisa kamu jadikan alternatif sumber penghasilan tambahan.

Bergabung menjadi anggota MLM atau tidak, sepenuhnya terserah pada kamu sendiri. Yang penting, baik perusahaan dan produk yang diedarkan sudah mendapatkan ijin resmi. Carilah informasi sebanyak-banyaknya sebelum memutuskan bergabung. Pastinya, bekerja dalam bidang apapun harus dilakukan dengan penuh dedikasi dan kerja keras. Demikian juga jika menjadi bagian dari sebuah perusahaan Multi Level Marketing.

Salah Kaprah Masyarakat Akan Konsep Bisnis MLM

Bisnis multi level marketing pernah dicap haram dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama (Munas Alim Ulama NU). Berdasarkan putusan itu, ada tiga alasan yang mendasari mengapa bisnis money game model MLM, baik skema piramida atau matahari, dan ponzi adalah haram. Pertama, penipuan (gharar). Kedua, menyalahi prinsip akad transaksi. Ketiga, motivasi akad transaksi adalah bonus, bukan barang.

Meski demikian, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Rhenald Kasali mengatakan bisnis MLM yang menyerupai kriteria dalam Munas NU itu merupakan jenis money game. Jenis MLM ini memang berbahaya lantaran seolah-olah memberi harapan tinggi bagi seseorang untuk mendapatkan uang dan hadiah dari sejumlah yang dibayarkannya.

Poin berbahayanya adalah spekulasi dalam sistem ini jauh lebih tidak pasti daripada judi. Modus yang kerap dipakai adalah seseorang diharuskan menaruh sejumlah besar uang dan membeli produk untuk menjadi anggota. Di saat yang sama, mereka yang menjadi anggota didorong untuk menjual produk yang belum tentu laku dengan harga tinggi.

Nantinya mereka diwajibkan untuk mencari anggota baru dengan pola yang sama sekaligus diiming-imingi kenaikan jumlah bonus, hadiah, dan imbal hasil seiring dengan banyaknya jumlah orang yang dapat diajak. Padahal imbal hasil yang dijanjikan lebih dari yang mampu ditanggung pemilik MLM sehingga kemudian banyak yang kabur dengan tanggungan menggunung.

Sementara itu, sebenarnya ada standar ketat yang telah ditetapkan pemerintah dalam Permendag 32 Tahun 2008 tentang tata cara penjualan langsung. Berdasarkan regulasi ini, konsumen tak akan menemui MLM yang menawarkan iming-iming bonus setinggi langit bila mampu membawa anggota baru. Sebaliknya, besarnya komisi akan ditentukan dari capaian penjualan yang diraih.

Besarannya pun masih dibatasi hanya 40 persen dari total penjualan. Jika pada praktiknya penjualan itu melibatkan sejumlah orang, maka mereka berfungsi sebagai mitra untuk mengakselerasi target penjualan. Berbeda dengan pemahaman money game yang menjadikan tambahan anggota untuk memperoleh bonus dan menaikan pangkat.

Bisnis multi level marketing memberikan komisi dari penjualan produk dan bukan dari perekrutan. Tujuannya adalah keterlibatan mitra agar penjualannya lebih cepat.

Artikel Terkait