Harga saham WSKT (Waskita Karya) pada 26 September 2019 ditutup pada level Rp1.660 per lembar. Saham yang bergerak di bidang konstruksi itu menguat 6,07 persen.
Kendati demikian, seperti laporan yang dirilis Moody’s Investor Servis, Waskita Raya memiliki utang dengan risiko yang mengkhawatirkan, mencapai 359,1 persen. Catatan itu lebih banyak di antara lima Badan Usaha Milik Negara lainnya.
Utang Waskita
Merespon hal itu, Direktur Keuangan perseroan Haris Gunawan memang mengakui rasio debt to equity rasio (DER) atau utang ekuitas terhadap ekuitas perseroan meningkat sejalan dengan masifnya pemerintah membangun proyek-proyek infrastruktur.
“Nah kalau posisi sekarang adalah 3,6 kali itukan masih aman dari batas atas 5,00 kali. Saya gatau kacamata pengamat atau siapapun yang berikan komen itu bahaya,” jelasnya pada 26 September 2019.
Haris mengungkapkan, apabila pihak lain ingin membedah kinerja perseroan maka akan jauh lebih baik jika membedah dengan keseimbangan perseroan. Kendati demikian, ia memahami lantaran yang mengatakan utang perseroan dalam kondisi mengkhawatirkan tersebut tidak memahami bahwa Waskita mengerjakan banyak proyek-proyek inti.
Lebih lanjut Haris mengatakan hari ini, perseroan kembali mendapatkan pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp1 triliun. Rencananya dana tersebut akan digunakan perseroan untuk menyelesaikan pengerjaan tol agar bisa rampung pada Oktober. “Jadi kekhawatiran yang mereka sampaikan itu sebenernya kami tenang-tenang saja,” paparnya.
Jual 2 Ruas Tol
Dua dari lima ruas tol milik Waskita Karya juga sudah dipastikan akan didivestasikan (pengurangan aset) sahaanya. Tahun 2019 ini, Perseroan berencana mendivestasi penjualan konsensi sebanyak lima ruas tol yang dimilikinya. Akankah ini mempengaruhi harga saham WSKT?
“Dua ruas sudah advance, tinggal tanda tangan saja,” ucap Haris menegaskan.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan, Perseroan belum bisa mengumumkan perusahaan investornya karena sama-sama perusahaan publik. Sementara untuk tiga ruas lagi progresnya baru 20 persen dan sudah melakukan due diligence. Dia menambahkan untuk tiga ruas tersebut WSKT tidak menargetkannya rampung September, melainkan di akhir tahun 2019 ini.
Sementara itu, dua ruas tol yang sudah diketahui adalah Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono. Sebelumnya, dikabarkan calon investor yang berminat pada dua ruas tol tersebut berasal dari Hong Kong.
Divestasi Masih Ekspetasi
Haris menambahkan, total nilai transaksi dari 5 konsesi ruas tol tersebut mencapai Rp7 triliun sampai Rp8 triliun. “Namun nilai divestasi itu ekspektasi saja karena tergantung dari penawaran,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Waskita Karya memang telah mengantongi izin dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham untuk mendivestasikan 9 ruas tol. Dia menyebutkan saat ini sedang dalam proses due diligence atau uji tuntas untuk lima ruas tol akan dijual.
“Jadi ada 9 ruas yang sekarang dalam proses due dilligence oleh dua investor kita yaitu untuk lima ruas. Sekarang tetap berjalan belum bisa kita annouce karena masih dalam proses. Kita masih menunggu hasil due dilligence mereka,” pungkas Haris.
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.