Saham

Harga Saham INDY di Tengah Harga Batu Bara yang Merosot

saham indy

Merosotnya harga komoditas baru bara memengaruhi kinerja para perusahaan energi, termasuk saham INDY milik PT Indika Energy Tbk yang juga menjadi anggota indeks Kompas100.

Seperti yang kita ketahui, setelah tembus US$100 atau sekitar 1,4 juta per ton pada Oktober 2018 lalu, harga batu bara melemah. Pada Rabu (17/7/2019) lalu, harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman September 2019 ditutup di US$76,5 per ton, atau turun 20,85% sejak awal 2019. Tentu ini menjadi pukulan untuk saham INDY

Pada kuartal I-2019 lalu, pendapatan INDY turun 13% menjadi US$700,72 juta. Laba bersih dari perseroan ini bahkan anjlok sekitar 79% menjadi US$11,70 juta.

Prediksi Harga Komuditas Batu Bara

Moody’s Investor Service menyebutkan, perkembangan regulasi terkait dengan batu bara Indonesia dan Tiongkok berpotensi menekan harga komoditas ini hingga 2020 mendatang. Moody’s juga memperkirakan, INDY akan menjadi salah satu perusahaan batu bara yang terkena dampak dari penurunan harga yang terjadi.

Analis Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia, Janeman Latul mengatakan, pasokan komuditas rendah yang ada di pasar membuat INDY tertekan. Sebanyak 60% produksi batu bara Indika merupakan jenis bara berkalori rendah 4.200-4.500 kcal per kilogram.

Membludaknya pasokan batu bara kalori rendah tersebut sudah terjadi sejak akhir 2018 lalu. Indeks harganya pun turun menjadi 22% di periode September – Desember 2018.

Meskipun pada tiga bulan pertama tahun ini, harganya akhirnya sedikit mengalami kenaikan. Janeman menilai, harga batu bara belum pulih di kuartal dua lalu. Ia memperkirakan harga jual rata-rata batu bara INDY akan turun sekitar 10% dibanding periode tahun sebelumnya menjadi US$47,6 per metrik ton.

Harga Saham INDY akan Pulih di 2020

Harga batu bara mulai akan pulih pada 2020. Sebab, pasokan komuditas ini mulai mengetat dan harganya bisa naik ke level US$51,5 per metrik ton.

Pada perdagangan sesi I (16/8/2019), harga saham emiten pertambangan batu bara dan mineral di Bursa Efek Indonesia (BEI) tiba-tiba melesat. Hal itu bersamaan dengan kencangnya rumor Pemerintah ingin mencabut DMO (Domestic Market Obligation) batu bara yang dipatok sebesar 25% hingga akhir 2019.

Pada saat itu, saham INDY melesat 10,04% di level Rp1.480 per saham. Sebelumnya, beredar kabar jika Pemerintah berencana untuk mencabut DMO batu bara yang dipatok sebesar 25% hingga akhir 2019.

Namun, tren pelemahan harga jual secara global masih menekan prospek usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) sepanjang 2019 ini. Bisnis lainnya belum mampu mengimbangi tren penurunan sektor pertambangan batubara perseroan.

Baru-baru ini, INDY sedang mempersiapkan rencana produksi emas di Awak Mas Project, Sulawesi Selatan. Emiten berkode saham INDY ini akan melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah seluas 2.000 hektar dari total sekitar 4.000 hektar.

Sumber daya potensial yang dimiliki oleh wilayah tersebut mencapai 2 juta oz. INDY pun berharap bisa memulai produksinya pada 2021 mendatang.

INDY memang sedang menggarap beberapa proyek di luar bisnis komuditas ini . Dalam jangka waktu lima tahun ke depan, perseroan ini akan membukukan pendapatan dari bisnis non-batu bara yang berkontribusi 25% dari total pendapatan mereka.

Itulah beberapa informasi mengenai saham INDY dan harga komuditas batu bara yang harus kamu ketahui sebelum membeli sahamnya. Meski sekarang ada di kondisi kurang baik, prediksi saham ini akan naik di tahun 2020. Sehingga, ini menjadi waktu yang tepat bagi kamu yang ingin membeli saham INDY. Dengan membeli saham di harga rendah, dan keuntungan di masa depan bisa lebih maksimal.

Nah, bagi kamu yang penasaran dengan kinerja saham ini lebih lanjut, kamu bisa mempelajarinya langsung di aplikasi Ajaib. Di sini, kamu bisa belajar dan membaca laporan keuangan perusahaan sebelum kamu membelinya. Sehingga, kamu bisa memastikan bahwa pilihan perusahaan yang ingin kamu danai adalah pilihan terbaiknya.

Di Ajaib, kamu juga bisa memilih untuk mulai berinvestasi sesuai dengan tujuan investasimu dan bisa memilih jenis investasi yang cocok, apakah pasar uang, pendapatan tetap, atau obligasi. Perlu diketahui juga, semakin lama investasimu berjalan, semakin besar juga keuntungan yang akan kamu dapatkan. Jadi, jangan pernah bosan untuk memulai investasi ya! Karena dengan investasilah kamu bisa mendapatkan penghasilan tanpa harus bekerja keras mencari tambahan. Yuk investasi sekarang!


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait