Kabar buruk datang dari bisnis batubara. Bagaimana bisa? Sepanjang semester I-2019 harga komoditas batu bara Newcastle anjlok 25,14%. Penurunan pendapatan tersebut berdampak pada saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk atau ITMG yang menyentuh level terendah. Sepanjang Agustus 2019, harga saham ITMG mengalami penurunan yang sangat drastis. Pada 20 Agustus 2019, saham ini pernah berada di angka Rp12,925 per lembar.
Bagaimana Harga Saham ITMG Terus Turun?
Harga saham ITMG seperti terjun bebas. Pasalnya, pada 29 Juli lalu, harga saham mereka sempat berada di nilai Rp17.075 per lembarnya. Bila dikalkulasi, harga saham ITMG mengalami penurunan harga hingga 37,03%.
“harga batu bara yang melemah membuat sentimen negatif untuk saham ITMG yang merupakan salah satu saham coal related,” jelas William Hartanto, Analis Panin Sekuritas.
Lebih lanjut, William mengatakan bahwa melemahnya harga batubara masih terus merosot hingga bulan depan. Setidaknya, terdapat 4 variabel yang membentuk HBA (Harga Batubara Acuan) yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Global Coal Necastle Index (GCNC) dan Platss 5900 dengan bobot masing-masing 25%.
Namun kenaikan tersebut hanya sementara. Secara teknik, saham ITMG diprediksi masih akan menurun dengan support terdekat Rp14.200.
Kinerja PT Indo Tambangraya Megah Tbk Tertekan
Menurunnya harga batu bara membuat kinerja PT Indo Tambangraya Megah Tbk seperti tertekan. Seperti dikutip dari Bisnis, Direktur Keuangan Indo Tambangraya Megah, Yulius Gozali menjelaskan, ekonomi global mengalami tekanan akibat perang dagang. Kondisi itu menyebabkan turunnya permintaan batu bara dunia, khususnya dari China.
Kondisi itu menurutnya turut berimbas terhadap harga batu bara yang cenderung menurun. Emiten berkode saham ITMG itu mencatat harga rata-rata batu bara senilai US$68,8 per ton pada semester I/2019. Realisasi itu turun 16% dibandingkan dengan US$80,9 per ton pada periode yang sama tahun lalu.
Akan tetapi, dia menyebut terjadi penurunan laba bersih 31% secara tahunan pada semester I/2019. Jumlah yang dikantongi perseroan turun dari US$103 juta pada semester I/2018 menjadi US$69 juta per 30 Juni 2019.
“Utamanya karena pelemahan harga batu bara,” ujarnya secara singkat.
Sejalan dengan kenaikan volume penjualan, Yulius menyebut hal itu turut mengerek volume produksi dan biaya produksi. Sebagai catatan, beban pokok pendapatan perseroan naik 25,23% secara tahunan pada semester I/2019.
Biaya penambangan, misalnya, naik 37,54% dari US$276,24 juta pada semester I/2018 menjadi US$379,95 juta pada semester I/2019. Selanjutnya, transportasi batu bara juga naik 12,96% secara tahunan menjadi US$41,92 juta pada semester I/2019.
Adapun, kenaikan juga terjadi pada biaya bahan bakar dan minyak 31,56% menjadi US$14,55 juta per 30 Juni 2019.
Sementara itu, dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo menurunkan peringkat ITMG menjadi hold. Selain itu, target harga dipangkas dari Rp24.500 menjadi Rp13.650.
Berapa Update Harga Saham ITMG Desember 2019?
Harga saham ITMG pada 30 Desember 2019 tercatat berada di angka Rp11.475, naik 2,23% dari hari sebelumnya. Meski begitu, angka ini tetap lebih rendah dibanding harga saham di bulan Agustus 2019. Meski begitu, tidak ada yang tau bagaimana harga saham ini di tahun 2020 nanti, apakah akan tetap menurun atau bahkan mengalami kenaikan?
Jika kamu masih ragu untuk membeli saham ini, kamu bisa memilih saham lainnya yang lebih stabil. Kamu bisa memilih saham blue chip. Di mana, saham ini terdiri dari beberapa perusahaan bonafit yang bisa memberikan kamu rasa aman ketika berinvestasi. Karena, meski terbilang returnnya cukup lambat, namun saham ini merupakan saham paling aman dan menjamin return yang kamu dapatkan lebih stabil dibanding saham lainnya.
Nah, untuk membeli saham bluechip, kamu bisa memanfaatkan platform saham online seperti Ajaib. Dengan Ajaib, kamu bisa memulai investasi dengan mudah dan nyaman, kapan dan di mana saja lebih mudah. Selain itu, hanya di Ajaib, kamu bisa mendapatkan istilah saham yang mudah dipahami meski oleh investor pemula.
Jadi tunggu apalagi? Daftar di Ajaib sekarang, tentukan tujuan investasimu, dan pilih jenis investasi yang paling sesuai, apakah pendapatan tetap, pasar uang, ataupun saham obligasi? Jika semuanya sudah kamu ketahui, mulai investasimu sekarang juga di Ajaib dan dapatkan return kamu sekarang juga!
Bacaan menarik lainnya:
Sadono Sukirno. (2012). Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers
Abdul, Wahab. (2012). Pengantar Ekonomi Makro, Samata:Alauddin University Pers
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.