Investasi

FAO, Apresiasi Prestasi Pertanian Indonesia

FAO Apresiasi Prestasi Pertanian Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan latar belakang pertanian dan budaya agrikultur yang kuat. Prestasi pertanian Indonesia yang paling dikenal adalah berhasil mencapai swasembada pangan sejak era Presiden Soeharto terdahulu meskipun produksinya sempat turun beberapa saat lamanya.

Meskipun demikian, Indonesia kembali berhasil menorehkan raihan prestasi dengan meningkatnya produksi beras pada 2016-2018, empat tahun terakhir. Pada era Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman itu kondisinya surplus beras. Pada tahun 2016 dan 2017, tidak perlu dilakukan impor beras untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Bahkan Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat produksi beras mencapai 2,85 juta ton tahun 2018. Dengan demikian, selama pemerintahan Jokowi-JK tersebut, Indonesia kembali layak menyandang status sebagai salah satu negara swasembada beras.

Jumlahnya memang tidak mencukup seluruh kebutuhan tahunan masyarakat Indonesia namun paling tidak sudah memenuhi 90% dari kebutuan nasional. Sesuai dengan ketentuan Badan Pangan Dunia (FAO), suatu negara berhak menyandang status swasembada ketika mampu memenuhi 90% kebutuhannya sendiri.

Volume ekspor memang belum tinggi namun paling tidak impor beras berhasil ditekan semaksimal mungkin. Jika pun terjadi, jumlahnya sangat terbatas dan hanya dilakukan untuk memperkuat stok beras nasional. Prestasi pertanian Indonesia merupakan kerja keras dari banyak petani dari Sabang sampai Merauke.

Dengan tidak ada impor beras maka kesejahteraan petani lokal bisa lebih ditingkatkan. Hal yang secara tidak langsung juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Keanggotan FAO Jadi Bukti Prestasi Pertanian Indonesia

Di Indonesia, pertanian alias agrikultura merupakan sektor yang menjanjikan bagi pengusaha. Ini diperkuat oleh apresiasi positif yang diberikan oleh Badan Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO). Mengenai lahan di Indonesia, yang merupakan model dan tempat pembelajaran bagi sektor pertanian di dunia.

Perlu dicatat bahwa Indonesia telah menjadi anggota FAO sejak 1948. Pada tahun 1978, kantor perwakilan FAO untuk Indonesia dibangun untuk memfasilitasi kepentingan birokrasi. Saat ini, FAO telah berhasil menyelesaikan 650 program. Dibantu oleh sekitar 1.600 konsultan ahli yang sesuai dengan bidangnya.

Mark Smulders yang merupakan perwakilan FAO untuk Indonesia menyatakan bahwa FAO akan memfasilitasi Indonesia dengan sejumlah investasi pertanian. Fasilitasi ini termasuk melakukan kerja sama di kawasan Asia Pasifik, bahkan ke semua negara di dunia. Kolaborasi ini akan menargetkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) atau SDGs pada tahun 2030.

Tentunya dengan syarat, Indonesia diharuskan mampu menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan kemiskinan. Hal ini mencakup berbagai tantangan, seperti perubahan iklim, migrasi penduduk, dan urbanisasi yang terjadi di Indonesia. Kolaborasi FAO dan Indonesia akan mengarah pada pertukaran pengetahuan, teknologi dan praktik di bidang agrikultura dan pangan.

FAO di bawah komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menghargai sektor pertanian di Indonesia. Beberapa diantaranya mengenai program asuransi pertanian dan sistem informasi online untuk melakukan pemantauan. Berbagai aspek telah di tingkatkan, meliputi perubahan mendasar atas kebijakan-kebijakan yang menghambat pelaksanaan program.

Selain itu juga aspek penguatan peran industri hilir, perbaikan infrastruktur, penerapan asuransi, dan memperpendek rantai pasok komoditas pada industri produk pertanian. Penghargaan ini disampaikan oleh Asisten Direktur Jenderal FAO serta Kepala FAO Regional Bangkok, Kundhavi Kadiresan kepada Mentan RI pada KTT Ketahanan Pangan Jakarta ke-4 di Jakarta Convention Center.

Menurut Kundhavi, penerapan asuransi pertanian di Indonesia berjalan dengan baik. Tidak seperti di negara lain yang masih belum efektif. Sementara itu, sistem informasi kalender tanam yang diterapkan secara online juga berdampak positif bagi petani. Sistem ini diterapkan pada aplikasi “E-Pertanian” yang dapat diakses dengan cepat oleh petani melalui smartphone.

Sebelumnya, para petani diberi penyuluhan tentang aplikasi E-Pertanian. Proses pemantauan cuaca sekarang dapat dilakukan dengan mudah melalui aplikasi. Untuk memasuki pasar global, Kundhavi berharap Indonesia dapat menjadi promotor sistem Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA) dan organik.

LEISA adalah sistem pertanian berkelanjutan dengan input luar yang rendah. Serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dengan efisien, untuk terus menciptakan produk yang berdaya saing dan spesifik. Selain itu, Mentan RI juga menyatakan bahwa pencapaian ini dilakukan melalui upaya khusus atau UPSUS untuk meningkatkan sektor pertanian.

Upaya ini mencakup segala hal yang terkait untuk menghasilkan kondisi agrikultura yang sehat. Adapun beberapa aspek yang terlibat dalam UPSUS, yang membuat perubahan pada kebijakan yang menghambat pelaksanaan program, peningkatan infrastruktur, memperkuat peran industri hilir, memperkenalkan program asuransi pertanian, dan sebagainya.

Investasi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan juga memainkan peran penting dalam meningkatkan sektor pertanian di Indonesia. Investasi di sektor pertanian juga diperkirakan akan meningkat untuk menjaga berbagai komoditas pertanian di Indonesia, untuk mengurangi produk makanan yang diimpor dari negara lain. Kerjasama antara FAO dan Indonesia diharapkan akan terus berlanjut, karena kolaborasi ini tidak hanya dilakukan untuk Indonesia, tetapi untuk negara-negara lain di dunia.

#Sektor Pertanian, Peluang Besar Investasi di Pasar Modal

Catatan positif ini seharusnya bisa menjadi gambaran peluang dari sektor agrikultur di Indonesia. Meskipun mungkin kamu bukan seorang petani atau pemilik usaha pertanian, kamu bisa merasakan hasil manisnya dengan berinvestasi di sektor pertanian ini.

Sektor agrikultur sendiri merupakan salah satu industri yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang ada antara lain meliputi tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan berbagai jasa yang berkaitan. Meskipun terkesan konvensional namun jangan remehkan sektor ini.

Kinerjanya di bursa saham tak kalah jika dibandingkan sektor pertambangan maupun keuangan. Apalagi sektor agrikultur biasanya menyangkut dengan kebutuhan utama banyak orang sehingga daya belinya dipastikan tinggi.

Dengan tingginya daya beli maka peluang perusahaan yang sahamnya kamu miliki memiliki kinerja positif juga ikut tinggi. Investasi reksa dana bisa menjadi alternatif bagimu bergabung dalam pasar modal. Caranya dengan membeli produk reksa dana saham sejumlah perusahaan.

Ada banyak pilihan saham menjanjikan yang tersedia di aplikasi Ajaib. Kamu bisa memilih mana yang sesuai dengan kebutuhan portofolio investasimu. Pastinya, industri agrikultur merupakan sektor yang menjanjikan sebagai jalur untuk bergabung dalam dunia investasi khususya saham.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.   

Artikel Terkait