Saham

Dividend Trap, Bagaimana Cara Kerjanya dan Menghindarinya?

Ajaib.co.id – Di pasar modal, tidak sedikit investor yang berebutan sebuah saham jelang pembagian dividen kepada pemegang saham. Tapi, investor sebaiknya juga berhati-hati karena dividen bisa menjadi sebuah jebakan atau biasa disebut dividend trap.

Secara sederhana, ada dua cara untuk memburu keuntungan dari pasar modal, yaitu mengandalkan kenaikan harga saham atau capital gain dan mengandalkan dividen, alias bagian laba yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang sahamnya.

Dikutip dari Bisnis.com, untuk mendapatkan dividen, investor cukup tercatat sebagai pemegang saham emiten yang akan membagi dividen pada cum date atau tanggal terakhir untuk mendapatkan dividen perusahaan yang telah diumumkan.

Meski dividen lebih cocok untuk investor jangka panjang, nyatanya hal ini juga menjadi gula-gula investor jangka pandek. Sering kali, investor sengaja membeli saham di saat cum date dan melepasnya kembali pada saat ex date (hari setelah cum date). Cara ini membuat pemegang saham tidak perlu memegang saham lama-lama untuk mendapatkan dividen.

Dampaknya adalah meningkatnya permintaan terhadap saham yang akan membagikan tersebut. Dengan peningkatan permintaan, tentunya harga saham ini juga ikut meningkat menjelang cum date. Di sinilah investor harus berhati-hati dengan jebakan dividen alias dividend trap.

Pengertian Dividend Trap dan Contoh Kasusnya

Dikutip dari Investing.com, dividend trap adalah kondisi di mana dividend yield dibuat tinggi sehingga saham menjadi menarik. Namun, pada dasarnya harga saham sedang mengalami strong downtrend. Alhasil, investor terjebak membeli di harga tinggi dan hanya bisa ikhlas ketika harganya terus turun pasca cum date.

Banyak contoh nyata yang menggambarkan dividend trap ini benar-benar nyata dan sering terjadi di pasar saham. Salah satu contoh yang paling segar adalah dividend trap yang terjadi pada saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) pada Juni lalu.

PTBA waktu itu mengumumkan akan membagikan dividen sebesar Rp326,46 per saham kepada pemegang saham. Adapun, cum date jatuh pada 18 Juni 2020 dan tanggal pembayaran dividen akan dilakukan pada 10 Juli 2020.

Saham PTBA telah mengalami penguatan besar-besaran sejak Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 10 Juni 2020 mengumumkan perusahaan akan membagi dividen. Bahkan, ekspektasi dividen tinggi telah mendorong harga saham PTBA sejak awal Juni, sebelum adanya hasil RUPS.

Alhasil, dari harga per 2 Juni 2020 di level Rp2.080 per saham, PTBA meroket hingga mencapai Rp2.450 per saham pada hari cum date. Dengan harga tersebut, maka dividend yield PTBA tercatat sebesar 13,32%. Sangat menggiurkan bukan?

Tetapi, yang terjadi setelah itu adalah harga saham PTBA cenderung mengalami koreksi yang cukup dalam. Pada akhir bulan atau 30 Juni 2020, saham PTBA ditutup pada level Rp2.020 per saham, bahkan lebih rendah dari harganya di awal bulan.

Apa yang terjadi pada saham PTBA tersebut sangat menggambarkan dividend trap. Yield dividend PTBA terlihat tinggi karena harganya yang saat itu sedang murah. Hal ini membuat investor berbondong-bondong membeli saham PTBA dan melambungkan harganya.

Dividend Trap, Bikin Rugi?

Seiring dengan banyaknya orang yang melirik keuntungan dari pembagian dividen, banyak trader yang justru masuk dalam “dividen trap”. Dalam trading saham, pembagian dividen justru dianggap menimbulkan “korban”, alih-alih memberikan cuan.

Dilansir dari Bisnis, istilah dividend trap sendiri merupakan situasi di mana terjadi penurunan harga saham sehari setelah masa cum date. Hal ini karena para trader cenderung memilih jalan pintas dengan beli saham di masa cum date dan menjualnya di masa ex date. Alhasil, banyak yang merasa terjebak karena harga saham turun seiring banyaknya aksi jual para trader.

Apalagi, penurunan bisa terjadi cukup tajam, lebih besar dari nilai dividen yang akan diterima. Saat inilah, para trader atau investor merasa terjebak karena penurunan harga saham bikin keuntungan dividen jadi menguap gitu saja.

Cara Menghindari Dividen Trap

Agar terhindar dari dividend trap seperti ini, investor perlu bersikap skeptis dan memahami dividend yield lebih dalam. Rasio yang tercermin dari dividend yield memang menggambarkan seberapa besar keuntungan yang akan didapatkan dari investasi saham tersebut, tetapi hal itu tidak semestinya menjadi satu-satunya alasan investor membeli saham.

Dividend yield yang tinggi tidak bisa diartikan bahwa perusahaan terkait akan memberikan dividen yang besar. Bisa saja dividennya lebih kecil, atau sama saja dengan tahun sebelumnya, tetapi harganya lebih murah dibandingkan tahun lalu sehingga yield terlihat lebih tinggi.

Dikutip dari Investing.com, perlu diingat bahwa yield sangat mungkin dimanipulasi lewat penurunan harga. Oleh karena itu, investor disarankan untuk terlebih dahulu menganalisa saham perusahaan yang akan dibeli, baik itu pergerakan harganya, ataupun fundamentalnya.

Hanya mendasarkan pembelian saham berdasarkan dividend yield bisa menjadi buah simalakama. Boleh jadi investor mendapatkan dividend yield hingga belasan persen, tetapi harus mengalami kerugian yang lebih besar karena harga sahamnya turun jauh lebih dalam hingga keuntungan dari dividen bahkan tidak dapat menutupinya.

Melakukan analisa terlebih dahulu sebelum membeli saham adalah syarat mutlak untuk menghindarkan diri anda dari kerugian seperti ini. Analisa yang tepat, disertai dengan sikap skeptis yang tinggi akan membuat investor waspada terhadap berbagai kemungkinan jebakan seperti ini.

Dikutip dari Goodreads.com, mendiang Benjamin Graham pernah mengatakan bahwa dalam jangka pendek pasar modal adalah mesin pemungutan suara, tapi dalam jangka panjang pasar modal adalah mesin penimbang.

Dengan kata lain, dalam jangka pendek harga saham bisa berfluktuasi sesuai pilihan dan suara-suara para pelaku pasar, tapi dalam jangka panjang harga saham akan menyesuaikan dengan nilainya yang sebenarnya.

Jadilah investor yang cerdas dan selalu bersikap skeptis atas apapun yang terjadi di pasar, dan bukan sebaliknya: hanya ikut-ikutan membeli saham sesuai dengan pergerakan pasar. Sambil terus belajar analisa dan memilah-milah saham terbaik, mulailah perjalanan investasimu di Ajaib!

Aplikasi ini telah mendapatkan izin dari OJK dan menjadi salah satu platform andalan investasi saham dan reksa dana online saat ini. Kamu bisa mengunduh aplikasi investasi Ajaib melalui Google Play Store dan Apple App Store.

Artikel Terkait