
Ajaib.co.id – Investasi menjadi semakin populer sebagai cara untuk mengembangkan aset finansial. Di antara berbagai instrumen investasi yang tersedia, reksadana dan obligasi sering menjadi pilihan menarik bagi investor. Meskipun keduanya merupakan produk pasar modal, terdapat perbedaan didalamnya. Memahami perbedaan reksadana dan obligasi adalah langkah krusial bagi investor, baik pemula maupun berpengalaman untuk menentukan strategi investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko mereka.
Perbedaan Obligasi dan Reksadana Pendapatan Tetap
Singkatnya, obligasi adalah produk surat pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi yang berisi janji untuk membayar kembali pokok dan atau bunga saat jatuh tempo. Sedangkan, reksadana pendapatan tetap merupakan jenis produk investasi yang mengalokasikan sebagian besar dana investor kepada surat utang, baik itu untuk korporat maupun untuk negara.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini adalah informasi lengkap mengenai beda reksadana dan obligasi.
1. Potensi keuntungan
Beda reksadana dan obligasi yang pertama terkait potensi keuntungan yang ditawarkan. Keuntungan yang ditawarkan obligasi terletak pada bunga atau kupon yang diberikan secara berkala, sehingga bunga tersebut akan diberikan sebagai keuntungan hingga obligasi jatuh tempo. Biasanya, besar bunga atau kupon yang diberikan pada obligasi telah ditentukan di awal investasi yang nantinya akan dikenakan potongan pajak sesuai ketentuan.
Sedangkan imbal hasil reksadana bergantung pada kinerja dana kelola. Umumnya, imbal hasil tidak akan jauh beda dengan obligasi, hal ini karena reksadana jenis ini, 80% dananya akan dikelola dalam instrumen obligasi. Perbedaannya, reksadana pendapatan tetap, modalnya akan dilakukan diversifikasikan pada sejumlah obligasi dengan tingkat bunga beragam.
2. Penerbit investasi
Perbedaan selanjutnya ada pada penerbit, di mana penerbit obligasi sesuai dengan jenis surat utang yang dipilih. Sedangkan penerbit reksadana adalah Manajer Investasi. Dimana Manajer Investasi ini akan menempatkan dana pada Obligasi-Obligasi dengan jenis dan penerbit yang beragam.
3. Jumlah minimum investasi
Pada umumnya, untuk membeli obligasi membutuhkan dana yang lebih besar daripada reksadana. Jumlah minimal yang perlu disiapkan untuk investasi obligasi minimal sekitar Rp1 juta. Sedangkan, minimum investasi reksadana pendapatan adalah secara umum adalah Rp100.000. Terdapat juga beberapa reksadana pendapatan tetap yang menetapkan Rp10.000 sebagai minimum investasi seperti di Ajaib.
4. Potongan pajak
Besar potongan pajak penghasilan final yang dikenakan pada bunga obligasi sebesar 10%. Pajak tersebut dikenakan pada kupon atau bunga yang didapatkan oleh investor secara berkala hingga sampai pada masa jatuh tempo. Sedangkan reksadana terbebas dari potongan, di mana pajak atas obligasi dalam investasi reksadana sudah masuk dalam NAV (Net Asset Value).
5. Waktu untuk jual beli
Obligasi bisa dicairkan pada saat jatuh tempo, namun beberapa jenis obligasi bisa diperjualbelikan di pasar sekunder. Sedangkan investasi reksadana bisa kamu jual kapan pun, sehingga kamu bisa dengan bebas menjualnya kapan saja kamu butuhkan.
6. Risiko Fluktuasi Harga
Karena dapat diperjualbelikan sewaktu-waktu, harga obligasi juga berfluktuasi naik turun dari waktu ke waktu. Harga obligasi dinyatakan dalam persentase. Ketika harganya di atas 100 persen, disebut bahwa harga obligasi at Premium, ketika di bawah 100 persen, disebut at Discount dan ketika harganya sama dengan 100 persen, harganya disebut at Par.
Dengan asumsi bahwa perusahaan penerbit obligasi mampu melunasi kewajibannya, maka harga obligasi baik sedang di atas 100 ataupun di bawah 100, ketika jatuh tempo akan kembali ke harga 100. Dengan kata lain, risiko fluktuasi harga di obligasi bisa diminimalkan dengan memegang obligasi hingga jatuh tempo.
Harga reksadana pendapatan tetap dinyatakan dalam Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB per Up) dan dimulai dari angka 1.000. Berbeda dengan investasi obligasi langsung dimana ketika sudah jatuh tempo maka masa investasinya berakhir, reksadana pendapatan tetap dapat membeli obligasi yang baru sehingga tidak memiliki jatuh tempo.
Akibatnya harga reksadana (NAB per Up) dapat naik turun mengikuti fluktuasi harga obligasi. Selain itu, keahlian manajer investasi dalam melakukan jual beli obligasi dan kebijakan pembagian dividen juga dapat turut mempengaruhi harga reksadana.
Karena tidak memiliki jatuh tempo, harga reksadana pendapatan tetap belum tentu kembali 1.000 pada saat isi obligasinya jatuh tempo. Dengan kata lain, dalam investasi reksadana pendapatan tetap mengandung risiko fluktuasi naik turunnya harga.
Mana yang lebih baik, obligasi atau reksadana?
Setelah mengetahui beberapa perbedaan di atas, kamu mulai memiliki gambaran tentang instrumen investasi yang akan dipilih. Namun, tidak sedikit juga investor yang masih mempertanyakan mana dari dua pilihan instrumen investasi di atas yang cocok untuk dirinya.
1. Obligasi
Investasi Obligasi banyak dipilih investor maupun pebisnis karena beberapa alasan, salah satunya minimnya risiko investasi. Salah satu risiko yang perlu dipertimbangkan yaitu penerbit obligasi yang mengalami gagal bayar nilai pokok investasi pada pemegang obligasi saat sampai tiba waktunya masa jatuh tempo.
Selain itu, potensi keuntungan dari investasi obligasi juga tergolong cukup menarik dan bisa dijadikan sebagai pendapatan tetap. Keuntungan dalam bentuk kupon atau imbal hasil yang diberikan secara berkala oleh pihak penerbit Obligasi hingga tiba masa jatuh tempo.
Meski begitu, kamu perlu memiliki wawasan investasi yang cukup untuk menjalankan investasi obligasi secara mandiri karena tidak melibatkan peranan Manajer Investasi. Bahkan, kamu juga perlu menyiapkan modal yang lebih tinggi untuk memiliki obligasi yang memberikan kupon secara berkala.
Oleh karena itu, kamu perlu menyiapkan beberapa hal sebelum melakukan investasi obligasi. Mulai dari wawasan dan pengetahuan yang cukup, sampai dengan modal investasi yang cukup besar untuk memiliki instrumen investasi obligasi.
2. Reksadana pendapatan tetap
Instrumen ini juga cukup banyak menarik minat investor. Biasanya instrumen investasi yang satu ini dipilih untuk melakukan investasi dalam jangka waktu pendek hingga menengah. Bagi kamu yang ingin investasi dengan modal yang kecil, investasi ini sangat cocok untuk kamu. Selain itu, investasi ini juga dikelolalangsung oleh Manajer Investasi, sehingga kamu tidak perlu pusing menganalisanya setiap bulan.
Mulai nabung reksadana atau obligasi di Ajaib !
Reksadana dan obligasi menjadi salah satu instrumen investasi yang cocok untuk kamu yang memiliki tujuan keuangan dalam jangka menengah hingga jangka panjang. Sekarang kamu bisa melakukan kedua investasi ini melalui aplikasi Ajaib.
Jika tertarik beli obligasi di Ajaib, yuk ikuti langkahnya berikut ini.
- Buka aplikasi Ajaib. Di halaman “Beranda”, kamu bisa melihat berbagai produk investasi yang tersedia di Ajaib, apakah Reksadana atau Obligasi. Atau kamu juga bisa mengakses Obligasi dari halaman “Market”
- Kamu dapat memilih Obligasi berdasarkan ‘Yield Tertinggi’, ‘Kupon Tertinggi’, ‘Jatuh Tempo Tercepat’, hingga ‘Jatuh Tempo Terlama’. Lalu, pilih Obligasi FR yang kamu inginkan.
- Lalu di halaman detail Obligasi FR, tersedia informasi berupa Performa Obligasi dan detail lainnya yang dapat menjadi pertimbangan sebelum kamu membeli Obligasi FR seri tertentu.
- Tinggal klik Beli. Pastikan saldo RDN kamu cukup untuk melakukan pembelian.
Nantinya, penerimaan kupon obligasi akan dikirimkan ke saldo RDN Ajaib kamu sesuai jadwal, biasanya sekali 6 bulan atau 2 kali setahun.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib sekarang!