Ajaib.co.id – Efek yang ditimbulkan Virus Corona pada pasar modal membuat banyak investor harus melakukan analisa saham kembali pada portofolio investasinya. Bahkan saham dengan label likuid tetap dibayangi oleh sentimen negatif. Salah satunya yakni saham LPPF yang terbukti melakukan sejumlah penyesuaian yang berdampak pada kinerja perusahaan.
Saham LPPF milik emiten Matahari Department store selama ini dikenal sebagai saham yang menghasilkan cuan dengan pembagian deviden yang rutin. Analisa saham dari berbagai pihak kerap meyarankan untuk memilikinya karena harga sahamnya relatif terjangkau. Emiten ini juga cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang dengan pergerakan harga yang stabil.
Meski demikian, diprediksi saham LPPF akan mendapatkan dampak yang kurang baik dalam beberapa waktu mendatang. Pasalnya, kinerja perusahaan ini ditopang oleh tingkat belanja masyarakat. Kebijakan untuk berdiam di rumah dipastikan memiliki tanggung jawab atas profit penjualannya.
Selain itu, pengelola juga memutuskan untuk menutup gerainya selama 14 hari terhitung 30 Maret lalu. Hal ini juga disebabkan oleh kinerja keuangan yang merosot tajam selama Maret lalu meskipun capaian di Bulan Januari dan Februari relatif stabil.
Jadi, bagaimana analisa saham di masa mendatang? Baik analisa teknikal maupun analisa fundamental bisa kamu gunakan. Namun mari kita simak uraian Ajaib di bawah ini ya.
Analisa Saham LPPF Menghadapi Kondisi Mendatang
Pasar saham menghadapi kondisi terburuknya dihantam oleh sentimen negartif Corona. Bukan hanya berlaku di Bursa Efek Indonesia (BEI) saja, hal serupa juga berlaku di pasar modal seluruh dunia. Investor saham merugi dan segera mengambil tindakan untuk menggunakan uangnya pada instrumen lainnya.
Misalnya investasi jangka pendek seperti obligasi atau safe haven seperti emas batangan. Pelaku pasar ingin sesegara mungkin mengurangi besar kerugiannya sekaligus berusaha mempertahankan investasinya. Analisa saham dari berbagai pakar keuangan menunjukkan jika hal ini akan terus berlangsung selama Corona belum mereda.
Pasalnya, upaya untuk mengurai penyebarannya telah secara efektif mengurangi aktivitas ekonomi yang terjadi. Tingkat konsumsi masyarakat turun ditambah dengan berbagai kesulitan ekonomi lainnya. Hal serupa juga terjadi pada industri ritel seperti pada saham LPPF.
Terlebih lagi emiten ini juga mengalami tantangan dari hadirnya e-commerce. Kecenderungan di rumah dan kondisi yang serba tidak pasti membuat banyak perusahaan mengambil kebijakan khusus. Bagaimana dampaknya pada pasar modal?
Yuk, kita analisa saham LPPF secara singkat berdasarkan kinerjanya selama ini.
Saham LPPF Tertahan di 2019
Kinerja perusahaan belum sesuai harapan, saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF, anggota indeks Kompas100) disarankan untuk tahan atau hold. Berdasarkan laporan keuangan, sepanjang tahun 2019 pendapatan LPPF naik tipis 0,29%, dari tahun sebelumnya Rp 10,25 triliun menjadi Rp 10,28 triliun.
Perusahaan ini mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,37 triliun sepanjang 2019. Laba bersih perusahaan dengan 167 gerai itu naik 24,54% dari tahun 2018 yang sebesar Rp 1,1 triliun menjadi Rp 1,37 triliun.
Laba ini ditopang oleh pos keuntungan lainnya yang tumbuh signifikan 294,16% menjadi Rp 27 miliar. Selain itu, laba juga didorong oleh tidak adanya kerugian atas penurunan nilai investasi pada instrumen ekuitas.
Pembagian Dividen Hanya 30%
Berbagai kebijakan diterapkan oleh perusahaan untuk menghadapi dampakatas Virus Corona. Saham LPPF sedianya akan melakukan pembagian dividen kepada investornya. Hanya saja pukulan telak pada bisnisnya membuat harus dilakukan sejumlah penyesuaian.
Dikutip dari Kontan, Manajemen PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) akan mengusulkan dividen tunai senilai 30% saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mendatang. Latar belakang dari keputusan 30% dividen ini adalah adanya sejumlah inisiatif transformasi yang dibutuhkan untuk memulihkan Matahari secara penuh dan juga adanya ketidakpastian atas dampak yang ditimbulkan.
Tutup Hingga Dua Pekan
Sebagaimana disebutkan, berbagai gerai Matahari akan tutup sebagai dampak virus Corona. Penutupan tersebut dilakukan minimal selama 14 hari sejak Senin (30/3/2020) sampai Senin (13/4/2020) atau lebih, tergantung situasi perkembangan penyebaran dan dampak covid-19 ini.
Saat ini, Matahari mengoperasikan 160 gerai di 76 kota di Indonesia. Perusahaan ini memperkerjakan lebih dari 40.000 karyawan dan bermitra dengan lebih dari 1.000 pemasok lokal dan internasional.
Analisa saham memastikan jika hal ini akan memukul kinerja keuangannya. Terlebih lagi saham LPPF tidak ditopang dengan situs e-commerce yang memadai sehingga tidak bisa mengandalkan konsep belanja online. Mataharimall.com, situs yang sebelumnya diluncurkan, terbukti gagal bersaing di tengah e-commerce lainnya.
Kalah Prioritas
Industri ritel, termasuk saham LPPF, biasanya akan berada di puncak kinerja ketika menjelang Lebaran. Pasalnya masyarakat memiliki kebiasaan untuk membeli baju baru menghadapi hari raya. Hanya saja hal ini diperkirakan tak akan terjadi apabila Corona terus bertahan hingga Lebaran.
Banyak investor yang kemudian berspekulasi. Mereka berasumsi bahwa kinerja perusahaan akan lebih baik pada tengah tahun lantaran meningkatnya angka penjualan. Setidaknya itu akan menjadi semacam “katalis” untuk memperbaiki kinerja perusahaan sepanjang tahun.
Hanya saja sejumlah pakar keuangan menilai masyarakat cenderung membelanjakan uangnya untuk kebutuhan pokok dan peralatan kesehatan seperti hand sanitizer, obat-obatan, hingga masker. Tak pelak, hal ini akan memukul kinerja emiten ritel termasuk LPPF. Dalam keadaan seperti ini masyarakat tidak berpikir untuk membeli baju karena priorotasnya ada pada kebutuhan pokok menghadapi pandemi.
Investor saham LPPF memang harus bersiap menghadapi gejolah saham yang dimiliknya. Pihak Matahari menyatakan telah menelaah semua beban usaha yang tidak esensial dalam rangka penurunan beban secara besar-besaran, termasuk bekerja sama dengan pemilik mall untuk penurunan beban sewa, penurunan beban pemasaran untuk jangka menengah, dan melarang perjalan dinas.
Perseroan juga akan menurunkan beban sumber daya manusia dengan kombinasi pengurangan jam kerja, penerapan cuti tidak berbayar, dan penurunan gaji dengan penurunan terbesar di tingkat manajemen senior. Hal ini sesuai dengan pemberitaan dari Kontan.
Adapun sejak setahun lalu (5 Maret 2019) harga saham LPPF turun 30,37% dari harga saat itu (Rp 4.280). Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham LPPF mencapai Rp 104,50 miliar, sedangkan volume saham yang ditransaksikan mencapai 347.847 lot.
Jadi, dengan uraian di atas, apakah kamu sudah melakukan analisa saham LPPF (Matahari Department Store, Tbk)? Tingkat persaingan yang semakin ketat antar bisnis saat ini membuat perusahaan harus memiliki inovasi. Harus diingat jika pelemahan memang terjadi di semua sektor.
Kamu harus jeli melakukan analisa saham saat ini untuk tahu tempat terbaik menyimpan uangmu. Jika pasar modal dianggap tak menguntungkan saat ini, mungkin kamu harus mempertimbangkan investasi lainnya. Salah satunya lewat reksa dana melalui aplikasi Ajaib. Investasi reksa dana memiliki keunggulan atas fluktuasi pasar yang berbeda dibandingkan saham.
Apa saja itu? Yuk coba kenalo lebih jauh soal aplikasi ini.
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.