Saham

Harga Saham 10 Emiten Ini Tetap Meroket, Kok Bisa?

kok bisa

Ajaib.co.id – Jika kamu investor milenial pemerhati pasar saham, pasti tahu bahwa telah terjadi peristiwa langka di IDX pada Jumat 13 Maret kemarin. Paginya transaksi perdagangan di IDX harus dihentikan sementara (trading halt), padahal baru berjalan 15 menit. Kok bisa? Trading halt memang prosedur yang otomatis diberlakukan saat pemerosotan nilai IHSG mencapai 5%. IDX trading halt dilakukan pukul 09:15 waktu JATS, karena IHSG ambruk 245,16 poin atau 5,01% ke 4.650,58.

Padahal, sehari sebelumnya Kamis 12 Maret 2020, juga telah terjadi trading halt pada pukul 15.33. Jadi, 2x trading halt dalam 2 hari berturut-turut, kok bisa?  Akibat sentimen negatif perluasan pandemi wabah Corona di seluruh penjuru dunia. Ganas ya!

Investor Domestik Selamatkan IDX

Ketika investor asing melakukan penjualan hingga Rp323,78 miliar, IDX yang limbung akhirnya terselamatkan oleh para investor domestik yang memanfaatkan penurunan IHSG untuk melaksanakan aksi beli, dengan menggelontorkan dana Rp330 miliar! Alhasil, IHSG berhasil ditutup menguat 0,24% atau 11,82 poin ke 4.907,57, setelah seharian sempat menyentuh level terendah di 4.639,91 terendah sejak 24 Februari 2016 lalu.

Rekam Jejak IDX Trading Halt

  • Atap Tower 2 Gedung BEI Roboh, Januari 2018.
  • Gedung BEI Berasap, Oktober 2017.
  • Krisis Subprime Mortgage di Pasar Modal, Oktober 2008.
  • Ledakan di BEJ, September 2000.

Nasib Mendung Saham-saham IDX

Pada momen perdagangan bersejarah ini, ada 7,81 miliar lembar saham diperdagangkan sebanyak 472.472 kali, senilai Rp9,12 triliun, meskipun hanya 132 saham terbitan emiten yang sedikit menguat, 283 yang amblas dan 105 yang mager!

Kok Bisa 10 Saham Ini Masih Meroket Puluhan Persen?

Tapi ajaibnya, ada lho beberapa saham yang nilainya meroket walaupun IDX trading halt, yaitu:

DADA (PT Diamond Citra Propertindo Tbk) 

Nilai saham DADA melesat 52,44% menjadi Rp250 per saham di sepanjang pekan ini.  PT. Diamond Citra Propertindo, Tbk sukses dengan terobosan konsep apartemen khusus mahasiswa Dave (Diamond Amara Avenue) Apartment di Depok, Jawa Barat, serta proyek apartemen sejenis di dekat kampus Universitas Kristen Petra (UK Petra), Surabaya, Jawa Timur. Pemilik saham mayoritas > 5% adalah: PT Karya Permata Inovasi Indonesia (KPII) 99,30%, Tjandra Tjokrodiponto 0,70%. Dewan Komisaris dan Direksi terdiri dari: Bayu Setiawan, Anisah, Adam Bilfaqih. Perusahaan ini menunjuk PT Shinhan Sekuritas Indonesia dan PT UOB Kay Hian Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek.

LPLI (PT Star Pasific Tbk)

Nilai saham LPLI meroket menembus 51,85% ke Rp82 per saham di pekan ini. Pertama kali berdiri pada tahun 28 Mei 1983 dengan nama PT Asuransi Lippo Jiwa Sakti.  Dewan Komisaris & Direksi terdiri dari: Markus Permadi, Ganesh Chander, Grover, Eddy Harsoo Handoko, Likman Djaja, Dandy Fantoan. Kegiatan usahanya meliputi bidang jasa dan teknologi informasi serta media (The Jakarta Globe, Investor Daily, Suara Pembaruan, dll The Straits Times (Indonesia), situs online beritasatu.com dll.

OCAP (PT Onix Capital Tbk)

Nilai saham meroket 32,38% ke posisi Rp139 per saham!

Didirikan tanggal 06 Oktober 1989. Pemilik saham mayoritas >5% adalah: UOB Kay Hian (HK) Ltd (45%), Djajusman Suryowijono (35%) dan Hardjanto Adiwana (8%). Kegiatan usaha saat ini meliputi jasa konsultasi bisnis, manajemen dan administrasi, dulunya perusahaan efek. Anak usahanya menjalankan usaha kesehatan.

BELL (PT Trisula Textile Industries Tbk)

Nilai saham menanjak 25% ke Rp1.000 per saham.

Didirikan pada tanggal 11 Januari 1971. Pemilik saham mayoritas >5% adalah: PT Inti Nusa Damai (78,52%). Dewan Komisaris dan Direksi terdiri dari: Santoso Widjojo, Lim Kwang Tak, V. Roy Sunarja, Karsongno Wongso Djaja, R. Nurwulan Kusumawati, Handi Suwarto. Kegiatan usaha saat ini meliputi bidang perdagangan garmen, serta industri tekstil. Brand utama adalah tekstil Bellini, ekspor tekstil Caterina dengan pasar Jepang, Amerika, Amerika Selatan, Timur Tengah, Australia dan Vietnam, serta seragam kantor Mido Uniform.

AMOR (PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk)

Nilai saham merambat naik 23,56% ke Rp2.570 per saham.

Didirikan pada tahun 2012, PT Ashmore Asset Management Indonesia adalah perusahaan manajemen investasi di Jakarta dalam pengawasan OJK. Pemilik saham mayoritas > 5% adalah: Ashmore Investment Management Limited yang berkantor di 61 Aldwych, London WC2B 4AE, yang disahkan dan diatur oleh Otoritas Perilaku Keuangan Inggris.  Kegiatan usaha saat ini meliputi pengelolaan Dana Investasi dan portofolio klien domestik maupun internasional.

TBIG (PT Tower Bersama Infrastructure Tbk)

Nilai saham terapresiasi 22,91% ke Rp1.100 per saham.

Didirikan tanggal 8 Nopember 2004. Pemilik saham mayoritas > 5% adalah: PT Wahana Anugerah Sejahtera (29,15%) yang 99,84 sahamnya dimiliki oleh Saratoga Investama Sedaya Tbk, dan PT Provident Capital Indonesia (23,82%). Dewan Komisaris & Direksi terdiri dari: Edwin Soeryadjaya, Winato Kartono, Herry Tjahjana, Wahyuni Bahar, Herman Setya Budi, Hardi Wijaya Liong, Budianto Purwahjo, Helmy Yusman Santoso, Gusandi Sjamsudin. Kegiatan usaha saat ini meliputi: jasa persewaan dan pengelolaan menara Base Transceiver Station (BTS) dan konsultasi instalasi telekomunikasi.

IFSH (PT Ifishdeco Tbk)

Nilai saham bertumbuh 22,91% ke Rp440 per saham.

Didirikan pada 9 Juni 1971. Pemilik saham > 5% adalah: PT Fajar Mining Resources (40,81%) dan PT Wahana Trilintas Mining (39,21%). Dewan Komisaris dan Direksi terdiri dari: Lina Suti, Oei Michelle Mallorie Sunogo, Ryan Fong Jaya, Stella Sutrisno, Daniel Faisal Iskandar, Hongsisilia, Alfa Brilian, Oei Harry Fong Jaya, Leman Suti, Ineke Kartika Dewi, Muhammad Ishaq. Kegiatan usaha saat ini adalah pertambangan bijih nikel (nickel ore), pertanian, pembangunan, perdagangan, industri dan pertambangan.


FMII (PT Fortune Mate Indonesia Tbk)

Nilai aham FMII menguat 44,68% ke Rp725-Rp680 sepanjang pekan ini. Didirikan dalam rangka UU PMA No. 1 tahun 1967, PT. Fortune Mate Indonesia Tbk beroperasi di bidang produksi sepatu di Sidoarjo, lalu sejak 2005 beralih ke Pembangunan Real Estat dan jasa konstruksi di Surabaya. Pemilik saham mayoritas > 5%: Tjandra M. Gozali, Teddy Gunawan, PT Surya Mega Investindo.

PT Telefas Indonesia Tbk. (TFAS)

Nilai saham TFAS menguat 37,39% menjadi Rp158 per saham di sepanjang pekan ini. Didirikan pada 17 Oktober 2008. Pemilik saham mayoritas > 5% adalah: M Cash Integrasi Tbk (43,94%), PT Telefast Investama Indonesia (25,38%), PT Sentra Rejeki Lestari (8,28%) dan Distribusi Voucher Nusantara Tbk (5,69%). Dewan Komisaris & Direksi terdiri dari: Ivan Ekancono, Hendrik, Jody Hedrian, S.T., M.B.A., Setiawan Parikesit Kencana, Risky Nayendra. Kegiatan usaha PT Telefas Indonesia Tbk. berfokus pada digitalisasi bisnis sumber daya manusia (SDM).

BACA (PT Bank Capital Indonesia Tbk) 


Nilai saham BACA dalam pekan ini menguat 34,29% menjadi Rp470 per saham. Pemilik saham mayoritas > 5% adalah: PT Inigo Global Capital (PT Kirana Cemerlang Indonesia) (18,42%), Inigo Investments Ltd (14,32%) dimana kepemilikan Danny Nugroho mencapai 100%, dan Danny Nugroho sendiri (12,55%),

Dewan Komisaris dan Direksi terdiri dari: Danny Nugroho,  Amrih Masjhuri, Isbandiono, Wahyu Dwi Aji, Maxen Bastian Nggadas, Gunarto Hanafi, Gatot Wahyu Djatmiko, Roy Iskandar Kusuma Widjaja.

Beberapa Hipotesa Tentang Kok Bisa Saham Meroket Saat Trading Halt

  • Fundamental perusahaan yang baik.
  • Visi perusahaan yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan masa datang.
  • Secara valuasi jangka panjang potensial upside karena harganya belum terlalu mahal.
  • Memiliki support system kuat di IDX, OJK dan kalangan investor untuk menjadi market maker.

Tunggu apa lagi? Manfaatkan momen paska IDX trading halt ini untuk mencantikkan portofolio saham kamu dengan blue chips dan saham lapis 2 dan 3, tapi jangan lupa minimalisasi risikonya dengan investasi reksa dana yang berintegritas, fleksibel dan menguntungkan seperti Ajaib. Dengan aplikasi mudah, menu pilihan paket investasi variatif, minimum modal hanya Rp10.000 dan menyandang status kelulusan dari program pembinaan inkubator startup terkemuka Y Combinator di Silicon Valley, serta pengawasan penuh Otoritas Jasa Keuangan. Ajaib tetap jadi pilihan keren untuk kaum milenial!


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait