Saham

Covid-19 dan Kondisi Portofoliomu Dua Tahun dari Sekarang

Ajaib.co.id – Dua bulan lebih penerapan pembatasan sosial telah dilakukan. Jutaan orang diberhentikan dari pekerjaan, kegiatan pendidikan beralih ke digital, aktivitas offline bisnis terpaksa harus tutup, lalu, apa dampak berbahaya lainnya yang disebabkan oleh penyebaran virus ini? Apa efek ekonomi jangka panjang yang akan terjadi karena karena pandemi virus Corona (Covid-19) ini?  

Di satu titik, semua akan kembali normal seperti biasanya, tetapi dengan catatan keadaan tidak akan sama seperti sebelumnya, terlebih di sektor ekonomi. Adaptasi yang diberlakukan dan efektif mungkin akan dilanjutkan, sementara orang-orang cenderung menyukai menjalankan bisnis dengan cara yang lama. 

Dengan adanya penerapan bekerja dari rumah, pegawai akan semakin mengetahui betapa pentingnya teknologi dan pemahaman akan teknologi terus meningkat, mereka akan menyadari bahwa tidak ada salahnya bekerja dari rumah selama tetap terhubung untuk tetap berkomunikasi.  

Namun, ketika kondisi darurat berlalu dan kamu diharuskan kembali ke kantor, apa yang terjadi? Kamu akan bertanya-tanya, untuk apa menghabiskan banyak waktu di jalan untuk pergi ke kantor, sementara kamu bisa bekerja secara efektif dari rumah. Tentu beberapa dari mereka tetap akan bertahan untuk bekerja dari rumah. 

Pembatalan konferensi, organisasi perdagangan, dan divisi penjualan akan memperoleh lebih lebih banyak kemahiran dalam menjalankan virtual meeting karena diharuskan untuk tetap terbarui.

Pada saat pembatasan perjalanan dibuka, perusahaan yang membayar perjalanan bisnis tentu akan berpikir dua kali: Apakah kita benar-benar perlu keluar uang hanya untuk biaya hotel dan tiket pesawat? 

Dampak signifikan lainnya ada di kegiatan publik, seperti halnya menonton bioskop. Setelah pembatasan sosial berakhir, tidak semua orang akan kembali mengunjungi bioskop.

Beberapa dari mereka akan menghindari kerumunan ramai bioskop sebagai salah satu langkah preventif, alih-alih mereka akan berinvestasi di televisi layar besar yang bisa dinikmati dengan nyaman di rumah.

Covid-19 di Indonesia mungkin akan menghilang, tetapi penjualan barang elektronik yang berhubungan dengan hiburan pribadi mungkin akan bertahan. Tiket bioskop seharga Rp50.000 – Rp100.000 akan dianggap buang-buang uang. 

Tempat Bekerja 

Jika perusahaan teknologi multinasional seperti Amazon atau Microsoft memiliki kemampuan untuk memberikan keleluasaan pegawainya bekerja dari rumah, demikian juga dengan ribuan perusahaan lainnya.

Jika perlahan-lahan Covid-19 akan berubah statusnya dari pandemi menjadi endemik, seperti halnya demam berdarah, hal ini tentu akan mengganggu perusahaan investasi real estate yang memiliki gedung, sebut saja Alam Sutera, Lippo Karawaci, Bumi Serpong Damai, atau Agung Podomoro Land.

Sebaiknya untuk kamu yang memiliki kepemilikan saham di sektor properti, harus memiliki strategi untuk menghadapi kenyataan yang akan terjadi 

Perusahaan telekonferensi? Otomatis keluar sebagai pemenang. Mungkin terlalu jelas bagaimana Zoom keluar sebagai salah satu platform yang berhasil mengkapitalisasi kebutuhan virtual meeting perusahan.

Zoom Video Communications akan menjadi salah satu saham yang lumayan menjanjikan. Jangan lupakan saham-saham telekomunikasi yang selama penerapan pembatasan sosial memiliki peran besar untuk membuat semua orang terhubung, Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat berpotensi untuk terus memberikan tren positif. 

Travel

Siaran pers dari Hyatt Hotel Corp mengatakan bahwa mereka dapat melayani para pelancong bisnis dan menawarkan fasilitas rapat yang luar biasa.

Namun, sayangnya ketika kasus positif Covid-19 berakhir, bisnis akan menyadari bahwa perjalanan bisnis atau rapat yang dilakukan di fasilitas Hotel merupakan pemborosan anggaran perusahaan. 

Obat-obatan

Epidemiolog akan menjadi salah satu sosok paling berpengaruh pasca Covid-19 dengan memiliki banyak kekuatan dan permintaan untuk data. Tes laboratorium di rumah sakit dan kantor dokter akan menjadi lebih rumit.

Kesadaran akan pentingnya kesehatan akan menjadi tinggi. Perusahaan pelayanan kesehatan seperti Metro Healthcare, Mitra Keluarga, atau Siloam Internasional akan terus meroket.

Jangan lupakan perusahaan teknologi kesehatan yang turut berperan dalam mendukung pelayanan kesehatan menghadapi pencegahan Covid-19, Darya Varia, Kimia Farma, Kalbe Farma, dan Merck layak menjadi pertimbangan bagi kamu yang ingin melakukan diversifikasi portofolio selain di sektor teknologi elektronik.

Pandemi ini juga akan memberi tekanan keuangan yang sangat besar bagi rumah sakit dan pasien sebagai pembayar pajak. Terlepas dari dampak langsung yang terjadi karena klaim yang tinggi, industri asuransi mungkin akan mengalami kerugian jangka panjang dalam bentuk pengendalian harga.  

FMCG 

Covid-19 mungkin masih akan terus berlangsung, tetapi kebutuhan sehari-hari untuk masyarakat masih harus terus terpenuhi. Minimarket seperti Indomaret atau Alfamart masih akan terus dikunjungi, bantuan amal untuk masyarakat yang membutuhkan masih akan terus didistribusikan dan perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) masih akan terus melebarkan sayapnya. 

Nestle, Procter & Gamble, Unilever, Garuda Food, atau Mayora masih akan menjadi salah satu saham yang layak untuk dipertahankan atau dibeli jika kamu memutuskan untuk beralih dari perusahaan yang saat ini goyah akibat dampak langsung dari Covid-19. 

Hiburan 

Industri film/hiburan merupakan salah satu sektor yang cukup dirugikan untuk saat ini. Penerapan pembatasan sosial sangat mematikan industri hiburan.

Perusahaan production house juga menjadi salah satu sektor yang mengalami kerugian cukup besar akibat penerapan pembatasan sosial. MD Pictures dan Bali Bintang Sejahtera merupakan saham yang perlu kamu perhatikan pergerakannya untuk saat ini.

Sementara itu, sektor media masih memiliki pegangan yang kuat untuk bertahan, sebut saja salah satunya MNC Media. 

Edukasi 

Ketika aktivitas pendidikan formal tutup, pelajar akan beralih ke layanan edukasi online. Mengingat tidak banyak perusahaan teknologi edukasi yang sudah IPO (Initial Public Offering), pertimbangkan untuk mengivestasikan uangmu ke saham-saham yang berkaitan langsung dengan perusahaan teknologi edukasi. 

Mungkin akan menjadi sedikit kompleks mengelola portofolio investasi di tengah pandemi Covid-19, tetapi berbekal pemahaman mendasar dan akal sehat, kerugian bisa kamu minimalkan sekecil mungkin.

Artikel Terkait