Saham

Closing Price Historis, Indikasi Performa Emiten

Ajaib.co.id – Sudahkah para investor milenial merasakan pengalaman live di Bursa Efek Indonesia? Serunya, gaduhnya, adrenalin jam-jam panjang perdagangan pasar saham sejak pagi, break sejenak di siang hari, kemudian lalu kembali semarak, dan akhirnya akan ditutup di sore hari dengan terpampangnya closing price.

Nah, apa itu closing price? Pengertiannya adalah harga penutupan suatu saham yang muncul saat perdagangan pasar saham ditutup di sore hari, yang menjadi kesimpulan fluktuasi nilai selama sehari perdagangan.

Selain closing price, ada juga pre-opening price (after-hours trading price), yakni harga saham yang muncul setelah closing price, dan sebelum opening price hari berikutnya, akibat aktivitas perdagangan yang terjadi di luar jam kerja pasar saham. Pre-opening price ini wajib diwaspadai, karena hasil perdagangan yang “kurang aktif”.

Faktor-Faktor Penentu

Selain dipengaruhi oleh aktivitas jual-beli saham emiten (perusahaan penerbit saham) tersebut seharian, closing price tidak lepas dari pengaruh faktor-faktor berikut ini:

• Situasi makro ekonomi akibat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, kebijakan Pemerintah dan stabilitas politik.

• Pertumbuhan sektoral/industri.

• Fundamental perusahaan yang terdiri dari manajemen perusahaan dan kinerja keuangan.

• Perhitungan nilai wajar (fair price) sebagi nilai intrinsik sebuah saham.

• Aktivitas korporasi perusahaan.

• Proyeksi kinerja perusahaan ke depan.

• Nilai kurs rupiah terhadap valuta asing.

Faktor-Faktor yang Berpotensi Mengganggu

1. Rumor

Rumor, gosip tokoh korporasi, berita rekayasa manipulatif tak hentinya “menggoyang” pasar saham, karena sentimen pasar memang salah satu kunci penentu nilai perdagangan saham. Satu rumor yang bersumber entah dari mana bisa sekejap melambungkan ataupun membanting harga saham.

2. Manipulasi Pasar

Strategi ini umumya dilakukan investor-investor kawakan bermodal besar yang memanfaatkan media massa untuk menciptakan situasi yang mempengaruhi harga saham, demi keuntungan pribadi mereka. Tapi tidak bertahan lama, karena perusahaan yang “di-setting”masih memiliki aspek fundamental konkret yang terekam dalam laporan keuangannya, dan sulit “dibengkokkan”.

3. Kepanikan

Contoh kasus meledaknya sebuah pipa Perusahaan Gas Negara (PGAS) akibat lumpur Lapindo pada tahun 2006, yang menganjlokkan harga saham PGAS dan rush penjualannya demi menghindari capital loss.

Aspek yang Bisa Mengubah Closing Price 

Apakah esok hari saham akan dibuka dengan opening price yang sama dengan closing price sore ini? Belum tentu. Penjelasannya adalah bahwa mobilitas investasi di pasar saham sangat tinggi, sehingga mustahil bagi BEI yang sudah terkoneksi dengan aktivitas ekonomi dan finansial global untuk kebal terhadap pengaruh aktivitas ekonomi negara-negara lain.

Meskipun BEI tutup pada pukul 16.00 WIB, harga-harga sahamnya akan tetap terdampak oleh aktivitas komunikasi informasi dan perdagangan “ekstrakurikuler” di dalam dan luar negri.

Misalnya, setelah closing price, emiten yang harga sahamnya anjlok saat penutupan akan melakukan berbagai upaya agar sahamnya bisa kembali terangkat. Akibatnya, closing price-nya pun otomatis akan terkoreksi oleh pre-opening price-nya.

Bahkan tanpa upaya emiten pun, harga saham bisa terkoreksi akibat faktor-faktor di luar aktivitas perdagangan, seperti makro ekonomi, stabilitas politik, bencana alam, dan sebagainya.

Fenomena inilah yang akhirnya melahirkan upaya pembentukan sebuah pasar yang bertujuan menetapkan pre-opening price yang sedikit mengkoreksi closing price, sebelum kemudian memulai perdagangan di hari berikutnya dengan opening price.

Hebatnya, para investor yang “hiperaktif” juga menggunakan selisih antara closing price dengan pre-opening price sebagai bahan investasi mereka!

Peran Penting Closing Price

Ada beberapa alasan mengapa closing price memiliki peran penting. Investor, trader, institusi keuangan dan stakeholder lain menggunakannya sebagai acuan bagi opening price di perdagangan hari berikutnya, panduan untuk menilai performa saham dalam kurun waktu tertentu – per tahun, per minggu, bahkan per menit. Investor berbadan usaha pun membuat keputusan mengenai portfolio investasinya berdasarkan pengamatan atas closing price.

Data historis closing price harian, bulanan dan tahunan dari sebuah saham dicermati dengan metode analisa teknikal, yang berlandaskan pada tiga prinsip, yaitu:

1. Market price discount everything

Harga yang terlihat pada grafik (chart) telah menggambarkan semua faktor yang mempengaruhi pasar.

2. Price moves in trend

Harga tidak bergerak acak, tapi membentuk pola tertentu/tren yang akan berlangsung sampai ada tanda-tanda berganti.

3. History repeats itself

Ada kecenderungan pengulangan perilaku para pelaku pasar dari masa lalu hingga kini dalam menyikapi kondisi pasar.

Cara Mencari Data Historis Harian Closing Price Saham

1. Buka situs www.finance.yahoo.com

2. Ketik kode saham yang datanya diinginkan di dalam kolom SEARCH BY (jika belum tahun kode saham, cari di search engine/googling). Tambahkan .JK di belakang kode saham tersebut (JK singkatan dari Jakarta Composite Index).

3. Klik Historical Data

4. Akan muncul data yang memaparkan detil ringkasan lengkap tentang performa opening price, harga tertinggi, harga terendah, dan closing price, adjusted closing (akibat aksi korporasi deviden & stock split) dari saham tersebut, dalam jangka waktu harian.

Cara Mencari Data Historis Bulanan/Tahunan Closing Price Saham

1. Buka situs www.idx.co.id

2. Klik menu Data Pasar.

3. Klik Ringkasan Performa Perusahaan Tercatat.

4. Ketik kode saham yang datanya diinginkan di dalam kolom Search By (jika belum tahu kode saham, cari di search engine).

5. Klik Cari.

6. Akan muncul ringkasan singkat performa saham.

7. Klik Unduh.

8. Akan muncul file berformat PDF yang memaparkan detil ringkasan lengkap tentang performa opening price, harga tertinggi, dan closing price dari saham tersebut, dalam jangka waktu bulanan dan tahunan selama 3 s/d 4 tahun terakhir.

Selalu Waspada dan Jangan Lengah

Rajin memantau pergerakan harga saham adalah tugas penting investor saham. Risiko capital loss bisa diantisipasi dan diminimalisasi dengan mencermati faktor-faktor yang disebutkan di atas.

Jadi yang terbaik adalah, selalu waspada dan jangan lengah dalam menjaga dan mengembangkan potensi keuntungan investasi saham, demi tercapainya return idaman.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait