Ajaib.co.id – Dalam dunia bisnis, ada dua jenis biaya paling umum, yaitu biaya tetap dan variabel. Kedua jenis biaya ini berbeda satu dengan lainnya. Apa saja perbedaan biaya tetap dan biaya variabel?
Pengertian Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Pada prinsipnya, biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang memiliki jumlah tidak berubah-ubah. Biaya ini harus dikeluarkan apapun kondisinya. Organisasi atau perusahaan selalu membayar biaya tetap, baik dalam kondisi laba meningkat, menurun, atau bahkan menanggung rugi.
Sementara itu, biaya variabel (variable cost) merupakan biaya yang memiliki jumlah berubah-ubah. Perubahan biaya variabel karena berdasarkan intensitas pemakaian sumber biaya. Dinamika biaya variabel juga bisa karena peningkatan dan penurunan penjualan atau kegiatan operasional lainnya.
Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
1. Nominal pembayaran
Sekilas, perbedaan biaya tetap dan biaya variabel dari segi nominal pembayaran telah diulas. Lazimnya, besaran nominal biaya tetap lebih besar dibandingkan biaya variabel.
Dalam kondisi neraca keuangan negatif sekalipun, nominal yang telah ditentukan sebelumnya tetap harus dibayarkan. Hal ini berbeda dengan nominal biaya variabel yang lebih kecil dan dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan.
2. Waktu terjadi
Dari segi waktu, biaya tetap dikeluarkan tidak setiap hari. Periode pembayarannya bisa sebulan, setahun, atau beberapa tahun sekali. Lain halnya dengan biaya variabel yang periode pembayarannya lebih pendek, misalnya seminggu sekali atau bahkan tiap hari.
3. Hubungan dengan produksi
Biaya tetap, pada prinsipnya, tidak memiliki kaitan langsung dengan proses produksi. Maksudnya, bila produksi menurun, nominal biaya tetap tak ikut turun atau naik. Dengan kata lain, biaya tetap tak akan berubah.
Kebalikannya, biaya variabel memiliki kaitan sangat erat dengan jumlah produksi. Bila produksi naik, biaya variabel sangat berpotensi ikut naik pula.
4. Pencatatan akuntansi
Pencatatan akuntansi biaya ini mirip sifatnya dari segi waktu yang telah diutarakan di atas. Artinya, biaya tetap tidak sering terlihat dalam pencatatan akuntansi. Pencatatan biaya tetap bisa dilakukan sebulan, setahun, atau beberapa tahun sekali.
Sebaliknya, pencatatan akuntansi untuk biaya variabel lebih sering, terutama yang bergerak di bidang manufaktur. Intensitas pencatatan biaya variabel dapat dilakukan setiap hari, seminggu, atau sebulan sekali sesuai alur keluar-masuk produk.
5. Penentuan harga
Biaya tetap sangat jarang menjadi komponen biaya yang digunakan sebagai dasar penentuan harga produk meski nilai nominalnya lebih besar dibandingkan dengan biaya variabel. Perusahaan cenderung menggunakan jumlah total biaya tetap untuk benchmark dasar biaya perusahaan saat aktivitas bisnisnya di level 0.
Hal ini berbeda dengan biaya variabel yang sering digunakan sebagai komponen biaya penentu harga barang atau jasa. Lantas, apa saja yang termasuk biaya tetap dan biaya variabel?
Contoh Biaya Tetap
1. Sewa gedung
Pengeluaran untuk sewa properti, misalnya tanah, ruang kantor, gedung dan sebagainya adalah termasuk jenis biaya tetap. Besaran biaya sewa properti tak akan berubah meski pendapatan perusahaan sedang turun atau ‘meroket’.
Nilai nominalnya akan sama dan dibayarkan dalam jangka waktu lama, misalnya setahun. Selain sewa, biaya beli properti juga termasuk dalam contoh biaya tetap.
2. Gaji
Gaji umumnya dibayar bulanan dan nilainya cenderung tetap. Namun, gaji juga bisa berubah jika jumlah karyawan berkurang atau bertambah. Yang pasti, gaji tidak berhubungan secara langsung dengan produksi.
3. Asuransi
Biaya membeli polis asuransi pun terbilang konstan alias tak berubah. Sekali membeli produk asuransi, perusahaan harus membayar preminya. Nominal biaya asuransi ini juga cenderung konstan tiap bulan sehingga dapat digolongkan sebagai biaya tetap.
4. Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) juga bisa digolongkan ke dalam biaya tetap. Nominal pajak ini yang harus dibayar relatif tak berubah tiap tahun, kecuali mengalami perubahan regulasi yang mengaturnya.
5. Internet
Di era digital saat ini, hampir seluruh perusahaan memasukkan biaya internet sebagai fixed cost. Biaya internet ini pun cenderung tetap dan biasanya dibayarkan setahun sekali.
6. Penyusutan
Bisa dibilang, biaya penyusutan tidak murni menjadi biaya tetap. Hal ini karena biaya penyusutan memiliki kemungkinan berubah sehingga sebagian orang menyebutnya sebagai biaya campuran (mixed cost).
Namun, lazimnya, biaya penyusutan dihitung akuntansi setiap tahun sehingga bisa dikategorikan sebagai biaya tetap.
Contoh Biaya Variabel
1. Bahan baku
Biaya bahan baku dapat berubah karena berbagai faktor, seperti alam atau peningkatan produksi. Biasanya, biaya ini dikeluarkan secara harian atau mingguan.
2. Distribusi
Seperti bahan baku, biaya distribusi sangat mungkin berubah karena berbagai faktor, misalnya musim penghujan membuat sebuah perusahaan harus menggunakan armada kendaraan roda empat lebih banyak untuk distribusi agar lebih aman.
3. Upah tenaga kerja langsung
Upah di sini maksudnya adalah upah yang dibayarkan ke tenaga kerja yang memiliki kaitan langsung dengan proses produksi. Yang perlu ditekankan di sini adalah upah tenaga kerja langsung berbeda dengan gaji. Umumnya, upah dibayarkan per unit produk, bukan bulanan.
4. Komisi penjualan
Sejumlah perusahaan memberlakukan komisi atau bonus penjualan sebagai stimulus tenaga atau bagian penjualannya. Besaran komisi ini pun tergantung dari keberhasilan tim penjualan memenuhi target yang dipatok.
5. Tagihan air dan listrik
Mirip dengan biaya penyusutan, tagihan air dan listrik bisa dimasukkan sebagai biaya tetap maupun variabel. Meski produksi berhenti, tagihan listrik dan air tidak berarti akan menjadi Rp0, bukan? Jika produksi meningkat, tagihan listrik dan air pun cenderung semakin bertambah.
6. Overhead
Biaya overhead merupakan biaya-biaya selain yang telah disebutkan di atas. Biaya ini dinilai tak perlu dimasukkan secara rinci ke laporan keuangan karena kurang penting diketahui stakeholder. Biaya beli alat tulis, konsumsi harian, dan cetak dokumen adalah beberapa contohnya.
Rumus Biaya Tetap dan Biaya Variabel
1. Rumus Biaya Variabel
Perhitungan biaya variabel adalah perhitungan yang dapat diketahui melalui rumus biaya variabel.
Biaya Variabel (VC) = (Biaya Total (TC) – Biaya Tetap (FC)) / Kuantitas
Contoh perhitungan:
Per September 2022, Sasha mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp50 juta dengan tagihan biaya tetap sebesar Rp5 juta. Pada bulan tersebut, Sasha berhasil memproduksi 2.500 unit barang, maka biaya variabel adalah:
Variable Cost September 2022 Sasha
= (Rp50.000.000 – Rp5.000.000) / 2500
= Rp45.000,000 / 2500
= Rp18.000
Oleh karena itu, biaya variabel Sasha pada bulan September 2022 sebesar 18 ribu rupiah per unit produk.
2. Rumus Biaya Tetap
Perhitungan biaya tetap adalah perhitungan yang dapat diketahui melalui rumus biaya tetap. Di bawah ini adalah rumus yang bisa kamu gunakan untuk menghitungnya!
Biaya Tetap (FC) = Total Biaya (TC) – (Biaya Variabel Per Unit (UVC) X Kuantitas)
Contoh perhitungan:
Per September 2022, PT. Setia Jaya menghabiskan biaya produksi sebesar 500 juta rupiah dengan kuantitas produksi sebesar 25 ribu unit barang dan biaya variabel Rp15 ribu per produk, maka perhitungan biaya tetap adalah:
Biaya Tetap September 2022 PT. Setia Jaya
= Rp500.000.000 – (25.000 X Rp15.000)
= Rp500.000.000 – Rp375.000.000
= Rp125.000.000
Oleh karena itu, biaya tetap PT. Setia Jaya pada bulan September 2022 sebesar Rp125 juta .