Analisis Saham

Bedah Saham IPO SOLA, Potensi Kebutuhan Aspal Terus Meningkat

Bedah Saham SOLA

Di awal bulan Mei 2024 ini Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kembali kedatangan emiten yang berasal dari Sektor Basic Materials, atau Barang Baku. Calon emiten yang satu ini bergerak dalam industri bahan bangunan untuk tujuan konstruksi, termasuk jalan Aspal. Hingga tahun 2024, Perusahaan juga sudah memiliki 6 Entitas Anak Usaha, dan sudah berpengalaman sampai dengan 10 tahun. Emiten ini adalah PT Xolare RCR Energy Tbk, dengan kode saham SOLA.

Profil Singkat Emiten

PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) yang dahulunya bernama PT RCR Energy Indonesia didirikan pada tahun 2014. Sebuah Perusahaan yang memiliki kegiatan usaha Perdagangan Aspal dan Jasa Konstruksi, serta Industri Pengolahan Aspal, dan Jasa Konstruksi melalui Entitas Anak Usaha.

Emiten SOLA memiliki kegiatan usaha yang juga bergerak di bidang Layanan Rekayasa, Pengadaan– Konstruksi untuk Pembangkit Listrik Gas Uap dan Biomassa, serta Jasa Konstruksi Mekanikal– Elektrikal dan Bangunan Industri dan Perpipaan.

Xolare RCR Energy selalu berusaha meningkatkan kreativitas dengan menghadirkan jasa-jasa yang inovatif dan produk-produk yang berkualitas, juga selalu melakukan diversifikasi usaha di bidang industri pengolahan Aspal baik untuk konstruksi jalan maupun konstruksi bangunan.

Sasaran penggunaan produk-produk Aspal termasuk turunannya dan Jasa Konstruksi adalah untuk menunjang proyek-proyek Pemerintah, proyek-proyek swasta, Energi, serta industri terkait lainnya.

Adapun susunan permodalan dan pemegang saham Perusahaan SOLA pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut, terdiri atas Energi Hijau Investama (72,38%), Xolabit Terminal Bitumen (11,73%), Asha Raharja Persada (9,91%), Mochamad Bhadaiwi (3,39%), dan Imam Buchair (2,59%).

Detail Rencana IPO Saham SOLA

Saham SOLA melakukan penawaran saham perdana melalui mekanisme e-IPO. Perusahaan menawarkan sebanyak 656.250.000 saham yang merupakan saham biasa atas nama, dengan nominal Rp20 setiap saham, atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan setelah Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat dengan harga penawarannya senilai Rp110 per saham. Dengan demikian, SOLA akan meraup dana segar maksimal mencapai Rp72,18 miliar.

Perkiraan struktur pemegang saham setelah aksi IPO ialah, Energi Hijau Investama (57,90%), Xolabit Terminal Bitumen (9,38%), Asha Raharja Persada (7,93%), Mochamad Bhadaiwi (2,71%), Imam Buchair (2,07%), dan Masyarakat (20%).

Penjamin pelaksana emisi efek saham IPO SOLA adalah PT UOB Kay Hian Sekuritas. Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh (Full Commitment) terhadap terhadap sisa saham yang ditawarkan yang tidak dipesan dalam Penawaran Umum Perdana Saham.

Jadwal Penawaran Saham IPO SOLA

Jadwal penawaran saham berdasarkan prospektus adalah sebagai berikut.

  • Masa Penawaran Awal (Bookbuilding Saham IPO SOLA) : 16 – 19 April 2024
  • Tanggal Efektif : 30 April 2024
  • Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 2 – 6 Mei 2024
  • Tanggal Penjatahan Selesai : 6 Mei 2024
  • Tanggal Distribusi Saham SOLA: 7 Mei 2024
  • Tanggal Pencatatan di  Bursa Efek Indonesia : 8 Mei 2024

Rencana Penggunaan Dana IPO Saham SOLA

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO, Penawaran Umum Perdana Xolare RCR Energy setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk masing-masing;

1. Sebesar Rp48,27 miliar akan digunakan untuk peningkatan modal di Entitas Anak Usaha, dengan detail sebagai berikut.

  • Sejumlah Rp16,27 miliar akan digunakan untuk peningkatan modal di Entitas Anak Usaha PT Xolabit Bitumen Industri (XBI),
  • Senilai Rp9 miliar akan digunakan untuk peningkatan modal di Entitas Anak Usaha PT Aspal Polimer Emulsindo (APE),
  • Sebanyak Rp9 miliar akan digunakan untuk peningkatan modal di Entitas Anak Usaha PT Modifikasi Bitumen Sumatera (MBS), 
  • Senilai Rp9 miliar akan digunakan untuk peningkatan modal di Entitas Anak Usaha PT Aplikasi Bitumen Indonesia (ABI), 
  • Segenap Rp5 miliar akan digunakan untuk peningkatan modal di Entitas Anak Usaha PT Bumiraya Energi Hijau (BEH),

2. Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja Perusahaan yaitu untuk pembelian persedian Aspal, biaya operasional kantor, biaya-biaya pemasaran– marketing, biaya leasing kendaraan operasional, dan juga gaji karyawan.

Kinerja Laporan Keuangan Xolare RCR Energy

Kinerja Laporan Keuangan Xolare RCR Energy

Prospektus saham SOLA menyatakan kinerja keuangan yang sangat baik dan meningkat signifikan positif dari tahun ke tahun, seperti misalnya pada kinerja Laba Kotor, efek positif dari efisiensi Beban Pokok Pendapatan yang berhasil. Tercatat per 31 Desember 2022 Laba Kotor melonjak sebesar 27% secara YoY, hal ini berkontribusi terhadap peningkatan Laba Bersih di mana pada periode 31 Desember 2022 berhasil melesat lebih tinggi mencapai 56% secara YoY.

Rasio Keuangan SOLA

Berikut merupakan rangkuman rasio keuangan saham IPO SOLA selama bulan Desember 2020 sampai dengan Oktober 2023.

Rasio Keuangan saham SOLA

Data di atas menunjukkan SOLA secara fundamental dalam performa kinerja baik, dengan Rasio Profitabilitas Usaha mengalami kenaikan secara positif secara keseluruhan, SOLA berhasil mencatat peningkatan Gross Profit Margin (GPM) mencapai 48,6% YoY di sepanjang tahun 2022.

Selanjutnya, pada Net Profit Margin (NPM) mencapai 26,9% dan Return on Equity (RoE) mencatat pertumbuhan 35%, serta Return on Assets (RoA) mencatat kenaikan 26,1%. Hal ini mengindikasikan bahwa SOLA berhasil memaksimalkan permodalan dan asset yang dimiliki untuk memperoleh laba.

Bersamaan dengan Rasio Solvabilitas yang bersifat sehat, tercermin pada Debt to Asset Ratio (DAR) 0,26 x, dan Debt to Equity Ratio (DER) 0,34 x , di mana masing-masing rasio tersebut masih di bawah 1 x. Merepresentasikan saham IPO Xolare RCR Energy menyandang kinerja yang sehat untuk meningkatkan performa rasio keuangan Perusahaan kedepannya.

Kebijakan Dividen Saham SOLA 

Prospektus saham IPO SOLA menyebutkan pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas pembagian Dividen, untuk setiap tahunnya Perusahaan berencana membagikan Dividen tunai sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun dengan dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perusahaan, dan tanpa mengurangi hak RUPS. Pembagian Dividen dengan jumlah sebanyak–banyaknya 35% atas laba bersih tahun berjalan mulai tahun buku 31 Desember 2024 dan seterusnya.

Prospek Bisnis SOLA

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia akan terus tetap kuat di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global saat ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan perekonomian Indonesia pada 2023 berhasil tumbuh 5,05% YoY. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. 

BPS menyebut, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Industri Pengolahan, Perdagangan, Pertanian, Pertambangan, dan Konstruksi dan Transportasi dan Pergudangan, diikuti Jasa Lainnya. Pencapaian tersebut diharapkan dapat terus menunjukkan peningkatan hingga tahun 2024.

Prospek Bisnis yang berkaitan dengan infrastruktur jalan di Indonesia cukup cerah dalam jangka panjang dengan sejumlah pertimbangan positif, yaitu.

  1. Pertumbuhan ekonomi yang stabil di Indonesia akan mendorong permintaan untuk infrastruktur jalan yang lebih baik, dan lebih luas. Termasuk pembangunan jalan raya, jalan tol, dan jalan lingkungan;
  2. Urbanisasi yang cepat juga mendorong permintaan untuk infrastruktur jalan yang lebih baik di kota-kota besar.
  3. Pemerintah Indonesia telah mengumumkan beberapa program infrastruktur jalan, termasuk program Jalan Tol Trans–Jawa dan proyek Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta. Program ini akan memberikan peluang bisnis untuk kontraktor konstruksi, pemasok bahan konstruksi, dan penyedia jasa konsultasi, termasuk Perusahaan.
  4. Infrastruktur jalan yang lebih baik juga dapat membuka peluang untuk pengembangan wilayah. Dengan terus membuka peluang bisnis baru.

Prospek Usaha dalam bidang Aspal di Indonesia memiliki prospek yang cukup baik karena amat gencarnya pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah dan kawasan, seperti pembangunan jalan tol, jalan raya, bandara, pelabuhan, dan sebagainya. Aspal merupakan bahan dasar dalam pembangunan infrastruktur tersebut, sehingga permintaan akan Aspal akan selalu tinggi. 

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu agenda Prioritas Nasional yang terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020―2024 yaitu ‘Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar’.

Sesuai dengan tema Rencana Kerja Pemerintah tahun 2023 yaitu ‘Mendukung Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan’ pembangunan infrastruktur berfokus pada, infrastruktur pelayanan dasar yang meliputi penyediaan perumahan

dan pemukiman, air minum, dan sanitasi. Kemudian infrastruktur konektivitas dan transportasi untuk mendukung sektor pertanian, industri, pariwisata, yang menjadi penggerak pemulihan serta pertumbuhan ekonomi, juga Pembangunan infrastruktur perkotaan, penyediaan energi, dan ketenagalistrikan termasuk pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), dan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Selain itu, rencana Pemerintah untuk membangun Ibu Kota Baru yaitu IKN (Ibu Kota Nusantara) dengan anggaran fantastis untuk membangun infrastruktur yang berkelanjutan. Sehingga, untuk kedepannya kegiatan usaha Perusahaan memiliki prospek yang menjanjikan.

Bagian connectivity, urban infrastructure dan social infrastructure seluruhnya membutuhkan produk-produk dari Perusahaan, sehingga dengan semakin berkembangnya infrastruktur di Indonesia Raya maka akan juga secara tidak langsung mempengaruhi keadaan finansial dan operasional Perusahaan ke arah yang lebih positif.

Lebih menariknya lagi, Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan target untuk menambah jumlah panjang jalan tol negara dari 2.676 kilometer pada tahun 2020 menjadi 5.000 kilometer pada tahun 2024, yang diharapkan dapat meningkatkan permintaan produk Aspal di dalam negeri.

target untuk menambah jumlah panjang jalan tol negara

Meningkatnya permintaan produk bitumen, termasuk Aspal kelas paving, Aspal modifikasi polimer, dan Aspal emulsi, diharapkan dapat menciptakan peluang baru bagi perusahaan lokal dan internasional yang beroperasi di pasar Aspal Indonesia.

Aspal modifikasi berupa Aspal polimer, Aspal karet dan Aspal emulsi merupakan Aspal khusus yang memiliki ceruk pasar tersendiri, namun karena menggunakan bahan baku dari Aspal grade penetrasi maka Aspal modifikasi dan Aspal emulsi memiliki segmentasi tersendiri pada konstruksi jalan dan konstruksi bangunan.

Pada saat ini SOLA baru berkontribusi sales sebanyak 3 ribu ton per tahun Aspal pen grade drum dan 2500 ton Aspal modifikasi. Ditargetkan dengan potensial, dalam 5 tahun ke depan Perusahaan mampu berperan 50 ribu ton per tahun seiring dengan rencana Perusahaan untuk membangun terminal Aspal curah yang dapat mendistribusikan Aspal curah dan membuat Aspal kemasan drum untuk Aspal Penetrasi 60/70.

Kesimpulan

Berdasarkan laporan prospektus saham IPO SOLA, kinerja keseluruhan memiliki pencapaian keuangan yang baik dan bertumbuh, serta bisnisnya yang memiliki keunggulan dalam pengembangan yang terintegrasi dengan potensi kedepannya masih sangat luas.

Didukung oleh berbagai kebijakan Pemerintah dalam pembangunan infrastruktur, juga dorongan penuh pada industri, diperkirakan akan berdampak positif kepada pertumbuhan market Aspal Indonesia.

Dengan prospek kinerja bisnis secara keseluruhan, saham SOLA menarik untuk disertakan ke dalam watchlist teman-teman.


Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib Sekuritas membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi

Artikel Terkait