Analisis Saham

Baru Melantai di Bursa, Apakah Saham FIRE Layak Koleksi?

Sumber: Alfa Centra

Ajaib.co.id – PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa energi khususnya di sektor batu bara. Perusahaan dengan kode saham FIRE ini didirikan pada tahun 2015 yang memiliki kegiatan usaha meliputi investasi dan perdagangan batu bara. Kegiatan bisnis FIRE sendiri dibantu oleh beberapa anak perusahaan yang berada di sektor bisnis berbeda.

Mulai dari PT Alfa Daya Energi pada bisnis kelistrikan melalui pembangkit listrik tenaga batu bara, PT Alfara Delta Persada pada bisnis pertambangan batu bara di wilayah Kutai Kartanegara, PT Berkat Bara Jaya pada bisnis pertambangan batu bara di bawah konsesi di wilayah Damai, PT Adhikara Andalan Persada, dan juga PT Properti Nusa Sepinggan.

Mayoritas saham FIRE saat ini dipegang oleh Aris Munandar dengan jumlah 36,09 persen kepemilikan. Saham FIRE sendiri terbilang baru diperdagangkan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu pada tahun 2017 dengan harga penawaran sebesar Rp500 per lembar saham.

Saat ini pergerakan harga saham FIRE berada di level Rp490 per lembar saham yang turun tipis pada penutupan perdagangan, Senin 31 Mei 2021.

Lalu, apakah saham FIRE layak untuk dikoleksi? Bagaimana dengan kondisi fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis seperti apa yang akan dilakukan ke depannya? Mari kita bedah kinerja saham FIRE.

Walaupun Pendapatan Turun, Laba FIRE Justru Melesat di Kuartal Ketiga Tahun 2020

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan di kuartal ketiga tahun 2020, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp773,35 miliar. Di mana, realisasi tersebut mengalami penurunan 23 persen jika dibandingkan periode sama di tahun 2019 mencapai Rp1,04 triliun. Adapun secara rinci, pendapatan terbesar dihasilkan melalui Noble Resources International, Ltd dengan nilai Rp526,81 miliar. 

Diikuti penjualan kepada PT Kisya Pundi Abadi sebesar Rp94,81 miliar, KCH Energy Co. Ltd sebesar Rp54,55 miliar, Commodities Intelligence Centre, Pte.Ltd sebesar Rp50,63 miliar, PT LG Electronics Indonesia sebesar Rp14,22 miliar, dan pendapatan lain-lain dengan nilai Rp32,31 miliar. Sementara untuk sejumlah beban mengalami peningkatan.

Mulai dari beban umum dan administrasi naik 15,9 persen menjadi Rp 20,05 miliar serta beban lainnya naik menjadi Rp23,98 miliar. Dengan begitu, FIRE berhasil membukukan raihan laba bersih senilai Rp16,75 miliar naik 25,2 persen YOY.

Setelah Mencatatkan Nama di Papan Bursa, FIRE Justru Merugi Selama 2 Tahun Berturut-turut

Seperti yang diketahui bahwa FIRE baru mencatatkan sahamnya di papan bursa pada tahun 2017, maka kinerja keuangan setelah dan 1 tahun sebelum mencatatkan namanya di bursa bisa menjadi acuan penting. Di mana, perseroan sempat catatkan kerugian selama dua tahun setelah sahamnya diperdagangkan di bursa.

Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam triliun rupiah):

Laporan Laba Rugi 2019 2018 2017 2016
Penjualan bersih 1.221.662  783.590 176.933 98.681
Laba kotor 186.747  126.278 29.329 28.596
Rugi tahun berjalan 10.539  -2.940 -1.054 5.758

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dalam 4 tahun terakhir secara penjualan FIRE terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di samping itu, perseroan juga sempat membukukan kerugian yang dialami selama dua tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2017 dan 2018 atau setelah mencatatkan namanya di papan bursa.

Kerugian yang dialami FIRE pada tahun 2017 sendiri disebabkan oleh masalah fiskal. Di mana, perseroan mencatatkan beban keuangan dari pinjaman ke pihak ketiga. Begitu juga dengan tahun 2018, di mana perseroan mulai mencatatkan kerugian sejak semester pertama tahun 2018 karena sejumlah beban yang meningkat. Padahal, pendapatan di tahun tersebut melesat tajam, namun belum bisa menutupi kerugian FIRE.

Walaupun begitu, kinerja keuangan FIRE di tahun 2019 mulai membaik. Di mana, pendapatan yang diraih kembali meningkat dan laba bersih terpantau naik jauh jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut juga dapat dilihat berdasarkan rasio keuangannya. Di mana, bisnis FIRE di tahun tersebut dalam kondisi sehat. 

Adapun data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 melalui informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut:

Rasio 2019
ROA -0,4%
ROE -0,8%
NPM 0,9%
CR 280,1%
DER 60%

Bagaimana dengan Prospek Bisnis FIRE ke Depannya Sehingga Sahamnya Layak untuk Dikoleksi?

Melihat prospek bisnis PT Alfa Energi Investama Tbk dengan kode saham FIRE ini merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Hal ini berkaitan dengan kelayakan saham FIRE untuk dikoleksi oleh para investor.

Memasuki tahun 2021 sendiri, perseroan menargetkan penjualan yang mencapai Rp1 triliun. Hal ini sama dengan target perseroan di tahun lalu, namun justru pendapatan tahun lalu melebihi target yaitu  sebesar Rp1,07 triliun dengan laba bersih Rp13,83 miliar. 

FIRE sendiri tidak ingin gegabah dalam mencanangkan setiap target kinerja termasuk di tahun ini. Mengingat, tahun 2021 diyakini bakal hadir sejumlah tantangan bagi bisnis. Di samping itu, dari sisi pasokan masih terkendala oleh produsen batu bara di skala menengah masih banyak yang kesulitan untuk kembali produksi secara normal.

Hal ini tentu bakal mempengaruhi kegiatan dari usaha perdagangan batu bara FIRE. Selain itu, kenaikan harga minyak  dunia juga tidak terkecuali dalam memberikan dampak khususnya pada kenaikan biaya, baik dari biaya penambangan maupun pengangkutan batubara. Oleh karena itu, perseroan bakal terus menunggu, melihat, dan berhati-hati untuk mengambil langkah, baik produksi maupun trading batu bara.

Mengingat, harga komoditas ini sangat fluktuatif khususnya dalam 3 bulan terakhir di tahun 2021. Walaupun begitu, FIRE optimistis untuk tahun 2021 yang masih memiliki prospek lebih baik jika dibandingkan tahun lalu. Oleh karena itu, perseroan masih bakal terus mengandalkan segmen pasar ekspor karena mempertimbangkan harga batu bara internasional yang mulai membaik.

FIRE memproyeksikan penjualan ekspor akan memberikan kontribusi sekitar 80 persen dari total penjualan di tahun ini. Sementara untuk sisanya akan menyasar pasar domestik. Target pasar utama FIRE untuk ekspor sendiri meliputi China, Taiwan, dan Korea. Di mana, ketiga negara ini menjadi penyumbang kontribusi paling besar untuk total penjualan FIRE di tahun 2020 lalu.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait