Barbell strategy adalah suatu strategi investasi dengan mengoleksi aset berisiko sangat rendah dan aset berisiko sangat tinggi dalam portofolio, sembari menghindari aset berisiko menengah. Tujuannya untuk menyeimbangkan potensi risiko dan keuntungan.
Bagaimana cara menerapkan Barbell Strategy dalam portofolio investasi kita? Artikel ini akan mengulasnya dengan jelas.
Pengertian Barbell Strategy
Trader ternama Nassim Nicholas Taleb menggunakan Barbell Strategy untuk sukses melewati masa-masa krisis 2007/2008. Banyak rekan-rekannya yang tekor atau bahkan bangkrut dalam kurun waktu yang sama, sehingga strategi tersebut menjadi populer.
Taleb menginvestasikan 95% dananya ke dalam aset-aset yang berisiko paling rendah seperti emas, US Treasury (obligasi Pemerintah AS), serta cash. Semua aset itu terkenal sangat aman dan hampir tidak mungkin kolaps, meskipun potensi keuntungannya sangat terbatas. Kemudian ia menginvestasikan 5% sisanya ke dalam aset-aset yang berisiko sangat tinggi tapi menawarkan prospek cuan fantastis, seperti perusahaan startup.
Taleb menjalankan strategi tersebut dengan tujuan untuk mengamankan sebagian besar kekayaannya. Seandainya 5% dananya ludes, ia masih punya 95%. Sedangkan jika 5% dananya menghasilkan cuan, anggaplah itu rejeki durian runtuh.
Taleb menghindari investasi dalam real estate, obligasi luar negeri, dan saham yang menawarkan yield menengah. Alasannya, potensi keuntungannya pas-pasan padahal risikonya tinggi. Perlu diketahui bahwa pada masa itu, banyak perusahaan raksasa yang tumbang seperti Lehman Brothers dan General Motors.
Taleb menjelaskannya dalam edisi kedua buku “The Black Swan” dengan mengatakan, “Jika Anda tahu bahwa Anda rentan salah prediksi, dan menerima bahwa sebagian besar upaya mengendalikan risiko memiliki kelemahan, maka strategi Anda adalah menjadi hiper-konservatif dan hiper-agresif, daripada menjadi agak agresif atau konservatif.“
Trik Mengadopsi Barbell Strategy
Kita dapat meniru Barbell Strategy-nya Nassim Nicholas Taleb. Akan tetapi, kita mungkin perlu memodifikasinya sesuai dengan situasi dan tujuan investasi kita.
Investor di Indonesia dapat meniru Nassim Nicholas Taleb pada masa-masa krisis dengan cara mengalokasikan sebagian besar modalnya ke dalam emas, Surat Berharga Negara (SBN), reksa dana pasar uang, dan cash. Simpanan cash pada bank-bank terbesar Indonesia dijamin oleh LPS, sehingga akan tetap terlindungi meski tak menghasilkan bunga yang tinggi. Di saat yang sama, gunakan sebagian kecil modal untuk merintis bisnis atau membeli saham-saham perusahaan startup.
Barbell Strategy seperti itu mungkin kurang sesuai untuk situasi ekonomi yang bertumbuh sehat seperti sekarang. Dengan memarkir 95% dana dalam aset berisiko rendah, kita mungkin harus menunggu sangat lama untuk memperoleh cuan. Padahal ada banyak sekali aset investasi lain yang memiliki prospek cuan melimpah pada masa-masa ini, seperti saham perbankan.
Cara Menerapkan Barbell Strategy dalam Investasi Saham
Kita dapat menerapkan Barbell Strategy dalam investasi saham dengan tiga langkah saja:
- Identifikasi saham mana saja yang masuk dalam kelompok investasi berisiko rendah dan investasi berisiko tinggi: Kelompok investasi berisiko rendah mencakup saham-saham blue chip seperti BBRI, BBCA, dan sejenisnya. Sedangkan kelompok investasi berisiko tinggi mencakup saham-saham yang baru IPO, saham startup, serta saham-saham spekulatif lainnya.
- Tentukan proporsi modal yang ingin dialokasikan untuk setiap kelompok: Kita tak harus menerapkan rasio yang sama persis seperti Taleb, karena intinya adalah mengalokasikan sebagian besar dana ke dalam investasi yang aman dan sebagian kecil ke dalam investasi yang berisiko tinggi. Jadi, silakan modifikasi proporsi portofolio sesuai preferensi masing-masing menjadi 90%:10%, 80%:20%, atau lainnya.
- Evaluasi portofolio secara berkala: Kelompok investasi berisiko rendah biasanya dapat di-hold dalam jangka panjang tanpa perubahan signifikan. Namun, kelompok investasi berisiko tinggi perlu dipantau secara rutin dan hati-hati. Contohnya ketika harga saham IPO yang kamu beli sudah melejit, maka kamu perlu segera profit-taking dan memindahkan dananya ke saham IPO lain yang prospektif.
Sangat mudah, bukan!? Kita bisa memilih saham-sahamnya berdasarkan analisis fundamental secara khusus, dengan analisis teknikal sebagai pelengkap.
Kelebihan dan Kekurangan Barbell Strategy
Barbell Strategy dapat membantu kita untuk mengamankan sebagian besar modal kita, sembari mengejar cuan melimpah dalam waktu singkat. Tapi, teknik ini juga memiliki kekurangan tersendiri.
Kelemahan Barbell Strategy terletak pada jumlah dana yang dibutuhkan untuk menerapkannya. Strategi ini cocok untuk mereka yang sudah memiliki cukup banyak modal, tetapi tidak cocok bagi para investor yang bermodal pas-pasan.
Investor yang bermodal kecil dapat merintis portofolio dengan menggunakan pendekatan lain seperti strategi nabung saham atau strategi investasi berimbang (balanced investment strategy). Setelah berhasil mengakumulasi dana dalam jumlah lebih besar, barulah menerapkan Barbell Strategy sesuai tujuan investasi masing-masing.
Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!
Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, hingga Aset Kripto di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online.
Ada berbagai fitur menarik yang tersedia untuk membantu Anda memaksimalkan potensi profit dari trading saham, salah satunya X-TRA Day Trading. Anda dapat menikmati X-TRA buying power hingga 7x lipat untuk maksimalkan potensi cuan.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib sekarang! Untuk investor crypto, Anda juga dapat men-download aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.