Ajaib.co.id – Pernah mendengar nama Bank Amar? Meski namanya tidak setenar Bank BCA, Mandiri, atau Bank Mayapada sekalipun, namun Bank Amar termasuk pelopor bank digital di Indonesia, loh.
Bank Amar sebagai Pelopor Bank Digital
PT Bank Amar Indonesia Tbk atau yang umum dikenal Bank Amar adalah bank yang berbasis di Surabaya. Bank memulai perjalanannya sebagai bank digital sejak tahun 2014 lewat platform pinjaman mikro berbasis aplikasi TunaiKu.
Aplikasi Tunaiku pada dasarnya mengutamakan kebutuhan nasabah melalui pengembangan produk dan fitur dan memberikan akses keuangan kepada masyarakat yang belum bankable atau tersentuh jasa keuangan formal.
Setelah sukses dengan TunaiKu, pada 2019, bank tersebut menghadirkan sejumlah produk simpanan berbasis digital yang ditawarkan lewat situs Nabungyuk.com. Bank Amar juga baru-baru ini juga telah meluncurkan inovasi produk berbasis aplikasi perbankan seluler berbasis AI, Senyumku.
Senyumku sendiri dirancang untuk membantu nasabah menumbuhkan kebiasaan menabung, melacak pengeluaran juga berinvestasi secara teratur untuk masa depan.
Sistem informasi Bank Amar pada dasarnya sudah didesain untuk penyaluran kredit yang lebih agresif kepada nasabah yang dari segmen non-bankable. Sistem informasi itu berteknologi komputasi awan (cloud computing) Google Cloud.
Bank Amar merupakan bank digital yang menggunakan teknologi Google Cloud Platform (GCP). Teknologi Google Cloud pada sistem ini bekerja untuk penyimpanan dan pengelolaan data. Dengan teknologi tersebut analisis kredit bisa dilakukan dengan cepat dan presisi.
Emiten berkode saham AMAR ini pun terus melakukan perkembangan digitalisasi dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan pada layanan perbankan telah menjadi tren baru yang lahir dari penetrasi digital yang pesat berkembang di tengah masyarakat.
Dikutip dari Bisnis.com, permintaan layanan bank digital semakin besar seiring dengan pertumbuhan mencapai 175,4 juta orang pada tahun 2020. Angka ini mencerminkan bahwa 64% dari total penduduk Indonesia sudah menggunakan layanan bank digital. Penyebabnya tentu karena pandemi Covid-19 yang telah mempercepat layanan perbankan untuk mengadopsi teknologi digital.
Selain AI, infrastruktur yang dibutuhkan bank digital di antaranya Cloud, Data, dan Application Programming Interface (API). Bank diharapkan dapat meningkatkan skalabilitas dan kecepatan dari computer engine dalam membantu dalam proses layanan perbankan dengan menggunakan cloud.
Dalam hal data, semua data nasabah dapat diintegrasikan dalam satu tempat, pengelolaan dan kegiatan pemasaran perbankan kemungkinan dapat lebih tepat sasaran. Sementara dari sisi integrasi API, bank banyak dibantu dengan ketersediaan data dan menyediakan layanan end-to-end kepada nasabah.
Kinerja Keuangan Bank Amar
Dari sisi keuangan, kinerja finansial Bank Amar tampaknya cukup menjanjikan. Emiten berkode saham AMAR ini mencatatkan pendapatan bunga bersih senilai Rp82 miliar pada kuartal pertama tahun 2021. Angka ini bertumbuh 37,39 persen dibandingkan penghasilan yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp60 miliar.
Portofolio kredit Bank Amar juga meningkat 2,85 persen menjadi Rp1,76 triliun. Ditambah lagi, dengan biaya dana yang turun yang akhirnya berkontribusi terhadap profitabilitas.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) bank tersebut juga meningkat menjadi Rp3,3 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini membuat likuiditas bank masih tergolong baik dengan liquidity coverage ratio (LCR) sebesar 1.681,39 persen.
Sekedar menyegarkan ingatan, Bank Amar juga termasuk lembaga keuangan yang terdampak pandemi Covid-19. Dikutip dari laporan keuangan 2020, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan bunga bersih sebesar 8,53 persen menjadi Rp462,95 miliar.
Adapun, laba bersih tahun 2020 perseroan hanya berkisar Rp8,59 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya yang mencapai Rp61,43 miliar.
Dalam hal pembagian dividen, AMAR tampaknya cukup royal kepada pemegang sahamnya. Terbukti pada tahun lalu, perseroan membagikan dividen senilai Rp30,71 miliar. Angka ini setara dengan 50 persen laba bersih saham bank tersebut pada tahun 2019.
Pergerakan Saham Bank Amar
Pergerakan saham Bank Amar bisa dibilang cukup anomali. Saham AMAR umumnya bergerak di kisaran harga Rp300-an semenjak Juli 2020 hingga Februari 2021. Namun, tiba-tiba saja pada tanggal 5 Maret 2021, saham AMAR melesat 25 persen menyentuh harga tertingginya yakni Rp535.
Peningkatan harga saham AMAR memang tidak terjadi secara tiba-tiba, penguatannya mulai terjadi pada akhir bulan Februari yakni pada 26 Februari 2021 hingga mencapai harga tertingginya seminggu kemudian.
Akibat dari kenaikan harga sahamnya yang signifikan dalam waktu singkat, tepat pada 5 Maret 2021, Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya mengeluarkan pengumuman bahwa AMAR masuk dalam kategori saham dengan pergerakan di luar kebiasaan (unusual market activity) kala itu.
Pada saat itu, pihak bank mengatakan tidak mengetahui adanya informasi yang mempengaruhi nilai efek bank tersebut. Tak lama menikmati harga yang naik gila-gilaan, pada tanggal 12 Maret 2021, saham AMAR langsung amblas 6,94 persen menjadi Rp402. Dengan demikian, harga saham AMAR sudah melorot 24,86 persen dalam waktu satu minggu.
Setelahnya, saham AMAR kembali menyentuh harga normalnya. Bahkan pada penutupan perdagangan Rabu (16/6/2021), harga saham AMAR sudah menyentuh harga Rp262, anjlok 7,09% dari posisinya awal tahun ini. Nah, setelah mengetahui harga sahamnya yang anomali, apakah kamu masih mau berinvestasi pada saham AMAR?
Jika kamu sudah yakin ingin berinvestasi pada saham ini baik dari fundamental maupun teknikal, pastikan untuk menggunakan aplikasi investasi Ajaib sebagai platform bertransaksi saham, ya. Ajaib sendiri adalah aplikasi investasi saham yang mudah digunakan.
Aplikasi ini juga aman karena sudah terdaftar sebagai anggota di Bursa Efek Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Kemenkominfo. Cus, pakai aplikasi Ajaib, ya!