

Ajaib.co.id – PT Pelangi Indah Canindo Tbk dengan kode saham PICO adalah perusahaan yang bergerak di bidang produsen kemasan logam Indonesia. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1983 ini memiliki berbagai produk meliputi kemasan logam, wadah, kaleng dan drum, tabung gas, serta layanan pencetakan logam lainnya mencakup pasar industri maupun konsumen.
Adapun beberapa produk yang dihasilkan PICO seperti tangki untuk bahan bakar cair LPG, kaleng makanan, kaleng minuman, kemasan untuk gas aerosol, pelumas minyak, serta produk cat. PICO memiliki fasilitas produksi yang berlokasi di beberapa wilayah seperti Tangerang, Jawa Tengah, Cilegon, hingga Surabaya.
Saham PICO pertama kali dicatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO pada tahun 1996 sebanyak 135.500.000 lembar saham dengan nilai Rp650 per lembar saham. Di mana, mayoritas kepemilikan saham PICO saat ini dipegang oleh publik sebesar 46,19 persen dengan nilai mencapai Rp60,37 miliar.
Sementara 30,25 persen dengan nilai Rp39,54 miliar dipegang oleh PT. Citrajaya Perkasamulia, dab 23,52 persen dengan nilai mencapai Rp30,74 triliun dipegang oleh PT. Saranamulia Mahardhika. Saham PICO saat ini memiliki market cap mencapai 79,57 B.
Kinerja Keuangan Mengacu pada Laporan Keuangan Terakhir
Melihat kinerja keuangan PICO berdasarkan laporan keuangan di kuartal kedua tahun 2020, perseroan masih menjadi periode yang berat dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp174,53 miliar yang turun dari periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp407,53 miliar. Walaupun pendapatan menurun, namun PICO berhasil menekan pengeluaran di beberapa jumlah pos beban.
Total beban pokok penjualan yang berhasil ditekan dengan jumlah Rp168,44 miliar dari periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp354,87 miliar. Sedangkan untuk laba berjalan di sepanjang Januari hingga Juni, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan menjadi Rp24,72 miliar dari periode sama di tahun sebelumnya Rp10,33 miliar. Adapun kinerja keuangan PICO berdasarkan laporan keuangan di kuartal kedua tahun 2020, seperti berikut:
Komponen Laba | Juni 2020 | Juni 2019 |
Pendapatan | 174,53 miliar | 407,53 miliar |
Laba berjalan | 24,72 miliar | 10,33 miliar |
Beban pokok | 168,44 miliar | 354,87 miliar |
Sementara untuk rasio keuangan dari saham PICO di kuartal kedua tahun 2020, di antaranya sebagai berikut:
Rasio | Juni 2020 | Juni 2019 |
ROA | -4,3% | 2,4% |
ROE | -20,5% | 6,7% |
NPM | -13,4% | 2,5% |
DER | 379% | 178% |
Dari perbandingan rasio ini bisa disimpulkan bahwa bisnis PICO masih melemah di tahun 2020 jika dibandingkan tahun sebelumnya karena masa pandemi. Di mana, ROA dan ROE yang harus minus dan menunjukkan kemampuan bisnis dalam meraih keuntungan melemah di tahun 2020. Akan tetapi, hal tersebut tampak wajar karena efek masa pandemi yang berimbas ke semua bisnis termasuk saham PICO.
Riwayat Kinerja Keuangan
Berdasarkan laporan keuangan, kinerja saham PICO dalam 5 tahun terakhir cukup berbeda dari sisi pendapatan dan laba bersih yang diraih. Berikut kinerja keuangan PICO yang dapat dilihat:
Komponen | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 |
Pendapatan | 699.31 miliar | 705.73 miliar | 747.06 miliar | 779.51 miliar | 770.16 miliar |
Laba tahun berjalan | 14.97 miliar | 13.75 miliar | 19.25 miliar | 17.18 miliar | 7.48 miliar |
Jumlah aset | 605.78 miliar | 638.56 miliar | 720.23 miliar | 714.50 miliar | 1.12 triliun |
Dapat dilihat penjualan dalam 4 tahun terakhir terus mengalami peningkatan dari tahun 2015 sampai 2018 dan di tahun 2019 harus turun. Sedangkan untuk laba dalam dua tahun terakhir mengalami penurunan.
Riwayat Pembagian Dividen Bagi Pemegang Saham
Dalam 5 tahun terakhir, PICO hanya melakukan pembagian dividen sebanyak 3 kali kepada para pemegang saham. Adapun jumlah dividen yang dibagikan dalam beberapa tahun terakhir:
Tahun | Dividen Per Saham | Jumlah |
2017 | 5 | 2,84 miliar |
2018 | 2 | 1,06 miliar |
2019 | 5 | 2,84 miliar |
Pembagian dividen yang hanya dilakukan 3 kali dalam 5 tahun terakhir memang menggambarkan laba dari perseroan yang belum maksimal. Perseroan membutuhkan raihan laba yang cukup untuk bisa membagikannya melalui dividen kepada para pemegang saham.
Prospek Bisnis PICO
Di sepanjang tahun 2020, kinerja keuangan PICO tertekan untuk meningkatkan pendapatan maupun laba. Mulai dari permintaan produk perseroan yang harus anjlok dan ekspansi pabrik baru di daerah Marunda, Jakarta Utara untuk kebutuhan produksi drum steel Pertamina harus tertunda. Oleh karena itu, perseroan masih akan memfokuskan peningkatan kegiatan bisnis seperti semula.
Di mana, PICO menerapkan dua strategi untuk menghadapi masa pandemi yaitu restrukturisasi utang dan rasionalisasi tenaga kerja. Menurut pihak PICO, semua utang yang ada di bank direlaksasi dan direstrukturisasi. Selain itu, rasionalisasi tenaga kerja dilakukan oleh perusahaan dengan tidak melakukan PHK, melainkan merumahkan sebagian karyawannya saja.
Di lain sisi, perusahaan akan tetap fokus meningkatkan kegiatan bisnis dengan tetap mengoperasikan sejumlah pabrik di beberapa daerah untuk memproduksi pengemasan drum berbahan baja maupun pengemasan drum berbahan plastik.
Kesimpulan Berdasarkan Harga Saham
Untuk kinerja saham PICO di bursa saham, saat ini pergerakan harga masih berada di bawah harga terendah dan berusaha untuk bangkit. Dilihat dari PER dan PBV, saham PICO berada di level minus 1.62 kali dan 0.38 kali sehingga masih butuh pertimbangan lebih bagi investor jangka pendek.
Akan tetapi, untuk investor jangka panjang saham PICO masih layak untuk dipilih sebagai emiten dengan kinerja keuangan yang baik serta prospek bisnis yang menjanjikan di masa mendatang.
Disclaimer: Tulisan ini berdasarkan riset dan opini pribadi. Bukan rekomendasi investasi dari Ajaib. Setiap keputusan investasi dan trading merupakan tanggung jawab masing-masing individu yang membuat keputusan tersebut. Harap berinvestasi sesuai profil risiko pribadi.