Ajaib, Analisis Saham

Bedah IPO SICO, Penyedia Kompresor untuk Turunkan Emisi Industri Migas

IPO SICO

Industri migas mencakup banyak sekali aktivitas. Kebanyakan orang hanya mengenal segmen tambang dan kilang minyak, padahal ada pula segmen jasa yang melayani kebutuhan equipment khusus untuk industri migas. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang ini adalah PT Sigma Energy Compressindo Tbk yang baru saja go public dengan kode saham SICO pada April 2022. Simak bedah IPO SICO dalam artikel ini!

Profil Singkat Emiten

PT Sigma Energy Compressindo Tbk (Sinerco) berdiri pada tahun 2007 sebagai pionir dalam bidang usaha jasa penyewaan kompresor untuk menurunkan emisi sekaligus monetisasi flaring dalam industri migas. Sinerco merupakan agen tunggal (sole agent) teknologi mini gas compressor di Indonesia, di mana konsep pemanfaatan gas suar bakar ini diikuti oleh hampir seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) swasta maupun pelat merah.

Sinerco telah mengantongi tiga sertifikat untuk mendukung aktivitas operasional, yaitu ISO 14001:2015, ISO 9001:2015, dan OHSAS 18001:2007. Klien-kliennya mencakup jenama paling populer dalam bidang migas, antara lain Pertamina EP, Medco Energi, Pertamina Hulu Mahakam, Chevron, Vico Indonesia, Ramba Energy dan masih banyak lagi.

Komposisi pemegang saham SICO setelah IPO terdiri atas PT Sigma Energy Utama (63,30%), Patricia Gitta Chandra (7,03%), dan masyarakat (29,67%). PT Sigma Energy Utama sekaligus merupakan pemegang saham pengendali.   

Rencana Penggunaan Dana Hasil IPO SICO

PT Sigma Energy Compressindo Tbk (Sinerco) resmi terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 April 2022. Perusahaan telah melepas 270 juta saham, atau setara dengan 29,67% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. IPO SICO diiringi pula dengan penerbitan Waran Seri I sebagai bonus secara cuma-cuma bagi pembeli sahamnya dengan rasio 10:1 (Setiap pemegang 10 saham baru akan mendapatkan 1 waran).

Dana hasil IPO SICO mencapai Rp62,1 miliar (belum dipotong biaya-biaya). Raihan tersebut akan dimanfaatkan untuk tiga hal:

  1. Sebanyak 16,00% untuk pembayaran utang kepada PT Bank KEB Hana Indonesia.
  2. Sebanyak 51,00% untuk pengembangan usaha perseroan.
  3. Sebanyak 33,00% untuk modal kerja.

Rinciannya mencakup 48,50% untuk pembelian Sparepart Kompresor, 30,30% untuk pembelian kendaraan operasional proyek di lapangan, 15,10% untuk pembelian kendaraan operasional Kantor Pusat, serta 6,10% untuk renovasi kantor, mess dan workshop.

Dana yang terhimpun dari Waran Seri I juga akan dipergunakan untuk modal kerja. Waran Seri I akan kedaluwarsa pada 7 April 2025.

Kinerja Laporan Keuangan SICO

Prospektus SICO menunjukkan kinerja positif selama tahun 2018-2020 serta tiga kuartal tahun 2021. Berikut ini rangkuman kinerja keuangan SICO (dalam miliar rupiah):

III/2021IV/2020IV/2019IV/2018
Total Aset70,7469,1083,1965,05
Total Liabilitas29,9335,8454,9239,38
Total Ekuitas40,1732,8526,9823,79
Pendapatan55,0366,9086,6075,23
Laba Tahun Berjalan6,844,402,691,89

Perusahaan sempat mengalami defisiensi modal antara 2018-2020, tetapi laporan keuangan SICO per akhir September 2021 menunjukkan bahwa situasi sudah membaik. Selain itu, rangkuman di atas menunjukkan laba perusahaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun

Untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang kinerja keuangan SICO, simak juga rasio-rasio penting dalam tabel berikut ini:

Laporan Keuangan PT Sigma Energy Compressindo Tbk

Tabel tersebut menunjukkan bahwa kondisi keuangan SICO terus membaik dari segi kemampuannya menghasilkan laba maupun menangani kewajiban-kewajibannya. Rasio utang terhadap ekuitas (DER) per September 2021 tercatat 0,73x (DER di bawah 1x bermakna kinerja SICO bagus dan sehat). Sedangkan ROA, ROE, dan NPM senantiasa meningkat pada setiap periode kinerja.. 

Kebijakan Dividen SICO

Prospektus saham IPO SICO mengungkapkan bahwa perusahaan bermaksud untuk membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham Perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 15% dari laba bersih tahun berjalan mulai tahun buku 2022 dan seterusnya. 

Sebelum IPO terlaksana, SICO telah membagikan dividen saham pada bulan Agustus 2021. Dividen tersebut dipergunakan oleh para pemegang saham untuk meningkatkan jumlah lembar saham yang disetor.

Prospek Bisnis SICO

Untuk memahami prospek bisnis SICO, pertama-tama kita harus memahami kebutuhan pasar atas layanan jasa dan produk yang disediakannya.

Pembakaran gas suar bakar (gas flaring) merupakan kontributor besar terhadap efek rumah kaca yang timbul dalam kegiatan eksploitasi migas. Sehubungan dengan penandatanganan Protokol Kyoto yang mendorong negara-negara untuk mengurangi jejak karbon, lahirlah program Zero Routine Flaring by 2030 Initiative untuk mengentaskan pencemaran akibat routine flaring tersebut. 

Indonesia merupakan salah satu negara yang menandatangani Protokol Kyoto dengan kewajiban mengurangi pembakaran gas suar bakar di dalam industri minyak dan gas domestik. Dengan demikian, semua K3S yang memiliki kontrak dengan pemerintah RI perlu ikut serta dalam program zero flaring

Mini gas compressor yang disediakan oleh SICO merupakan solusi paling efisien bagi masalah ini. Kompresor dapat berperan dalam peningkatan produksi marginal well, sebagai gas booster, sebagai artificial lift, dan sebagai solusi gas lock atau liquid handling problem. Teknologi ini juga selaras dengan konsep monetisasi pembakaran gas suar bakar itu sendiri, sehingga mampu memberikan nilai tambah pendapatan sekaligus mendukung program zero flaring.

SICO sudah mendatangkan 50 unit mini gas compressor ke Indonesia, serta berencana untuk membawa masuk jenis kompresor yang sama maupun jenis teknologi lain. Sebagai agen tunggal, SICO saat ini menguasai 99,14% pangsa pasar. Namun, perusahaan masih punya cukup ruang untuk berkembang lebih lanjut.

Perusahaan menargetkan kenaikan pendapatan hingga 17% dan laba sebesar 38% untuk tahun 2022. Untuk merealisasikan target tersebut, perusahaan terus mengincar proyek dengan perusahaan-perusahaan migas yang membutuhkan layanan jasanya. SICO juga memiliki cabang usaha lain yang bergerak di bidang pengoperasian SPBU di bawah PT Sigma Niaga Gas (kerjasama dengan Shell).

Harga Saham SICO

Kinerja pergerakan harga saham SICO setelah IPO sangat berfluktuatif, dan harga saat ini sudah pada di bawah harga ketika listing. Harga saham terus mencatatkan lower low, mengalami auto reject bawah secara beruntun, dan bahkan masuk daftar saham UMA (Unusual Market Activity) tertanggal 25 April 2022. Harga saham IPO SICO yang sebesar Rp230, kini tertekan pada level Rp119. 

Jadi, apakah saham SICO layak untuk dikoleksi?

Pada dasarnya, semua saham IPO mengandung risiko yang tinggi. Momen IPO SICO sebenarnya cukup baik dan potensial dilansir dari prospectus, karena bertepatan dengan meningkatnya harga komoditas energi dunia akibat perang Rusia-Ukraina. Namun, SICO menggarap niche yang kurang familier bagi kebanyakan orang. Selain itu, kapitalisasi pasarnya tergolong kecil dengan skala hanya Rp108,29 miliar saat ini. 

Secara potensi secara jangka panjang, SICO juga memiliki sejumlah keunggulan nyata. Pertama, perusahaan merupakan market leader di bidangnya. Kedua, harga saham yang lebih murah akan membuatnya lebih terjangkau bagi trader. Kendati demikian, sebaiknya analisis dulu pergerakan harga saham SICO untuk menemukan titik entry yang tepat sebelum mengoleksinya.

Artikel Terkait